Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Bullying, Cermin Generasi Krisis Adab

TintaSiyasi.com -- Viral sebuah video yang menunjukkan pelajar menendang seorang perempuan lansia yang diduga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) hingga terjungkal. Aksi penganiayaan ini diketahui terjadi pada Sabtu (19/11). 

"Anak-anak itu sudah diamankan oleh Polres dan dalam pemeriksaan. Orang tua dari anak-anak itu meminta maaf atas perilaku anak-anaknya," kata Kabid Humas Polda Sumut Hadi Wahyudi lewat sebuah pernyataan yang diterima CNNIndonesia.com, Minggu (20/11).

Total pelaku ada 6 pelajar di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara, sudah diamankan polisi terkait kasus ini. Saat diperiksa polisi, mereka mengaku iseng saat menendang korban.

Akhir kasus ini berakhir damai dengan permintaan maaf orang tua para pelajar tersebut kepada korban, keluarga korban, dan masyarakat atas sikap kurang ajar tersebut.

Kasus ini hanya salah satu gambaran remaja saat ini , betapa mengerikan krisis adab dan moral yang korban dan pelakunya bukan lagi usia balig, anak usia prabalig pun sudah menjadi pelaku. Kasusnya beragam, dari skala ringan hingga berat, bahkan berujung kematian. 

Ada apa dengan remaja remaja kita? mengapa mereka menjadi niradap dan tak beretika? tumbuh menjadi generasi kejam yang tak punya empati?
Sebenarnya salah siapa? dan tanggung jawab siapa?


Bullying merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus.

Banyak faktor yang menyebabkan pelaku bullying, kebanyakan pelaku berasal dari keluarga yg bermasalah, yang mengakibatkan anak stress atau depresi. Kondisi lingkungan yang tidak kondusif dan abai juga menyuburkan perundungan. Ditambah lagi circle pertemanan yang buruk dan tidak sehat juga menjadi faktor pendorong bullying.

Kurangnya perhatian sekolah terhadap kasus bullying, dan penanganan yang kurang tepat juga menyuburkan bullying di lingkungan sekolah. Apalagi ada sekolah yang justru menutupi kasus bullying yang terjadi karena takut mencemarkan nama sekolah, makin menguatkan perilaku bullying remaja-remaja kita.

Televisi dan media cetak juga sangat berpengaruh dalam membentuk pola perilaku bullying dari segi tayangan yang mereka tampilkan. Survei yang dilakukan salah satu media massa, memperlihatkan bahwa 56,9% anak meniru adegan-adegan film yang ditontonnya, umumnya mereka meniru geraknya 64% dan kata-katanya 43%. Bila kita tinjau tayangan-tayangan yang digandrungi remaja saat ini seperti drama korea ternyata banyak sekali menayangkan adegan adegan kekerasan dan perundungan.

Dan faktor yang paling menentukan adalah abainya negara. Padahal negara sangat berperan dalam memutuskan rantai penyebab bullying ini. Karena  negara bisa menblokir tayanga-tayangan yang tidak mendidik dan merusak. Negara juga bisa menciptakan lingkungan kondusif untuk anak, termasuk memberikan sistem pendidikan yang baik. Negara juga bisa membentengi keluarga dari faktor-faktor kerusakan keluarga sehingga keluarga bisa berfungsi dengan baik dalam membimbing dan melindungi anak-anaknya.

Rusaknya generasi muda tidak bisa dilepaskan dari kesalahan paradigmatis pengelolaan negara. Sistem pemerintahan demokrasi yang diadopsi negara ini, meniscayakan pengkhianatan penguasa atas nama rakyat.

Kapitalisme Membajak dan Merusak Generasi

Dalam demokrasi, kebijakan hanya memihak kaum minoritas pemilik modal yang berjasa terhadap penguasa. Sungguh keserakahan kapitalisme dan kejahatan demokrasi telah mematikan potensi besar generasi muda sebagai pembangun peradaban.

Melalui kurikulum pendidikan sekuler, terus mengaruskan moderasi Islam, merusak identitas keislaman. Ironi demokrasi dengan jargon menjamin kebebasan, faktanya adalah otoriter untuk meredam kebangkitan Islam. Untuk itu penjajah berusaha mengaborsi potensi generasi muda sebagai motor kebangkitan Islam.

Dari rahim kapitalisme ini lahirlah generasi yang mumpuni dalam pengetahuan namun minus adab dan kesopanan. Mereka berperilaku hedonis, melakukan penyimpangan seksual, narkoba, tawuran, vandalisme, anarkisme, plagiarisme, juga gaul bebas. Parahnya sikap kritis mulai dibabat habis, diancam, serta dikriminalisasi. Bahkan generasi sebagai motor perubahan yang membawa bangsa keluar dari keterpurukan pun hilang.

Islam Melahirkan Generasi Tangguh

Generasi tangguh yang diharapkan akan melanjutkan peradaban Islam adalah generasi ber-syakshiyah Islamiyah, yakni mereka yang menghiasi dirinya dengan kepribadian Islam. mereka menjadikan Islam sebagai patokan sehingga memutuskan hukum segala sesuatu halal atau haram semata berdasarkan penilaian Islam. Ketika memenuhi tuntutan naluri serta kebutuhan jasmaninya, mereka pun menstandarkannya dengan syariat Islam. Akan tampak dalam perilakunya yang senantiasa menyesuaikan tuntunan syariat.

Kemunculan generasi berkepribadian Islam harus melalui proses pendidikan yang baik. Sebuah proses menanamkan keimanan terhadap Islam sebagai satu-satunya sistem kehidupan yang benar, mengajarkan hukum syariat, dan membiasakan peserta didik dalam ketaatan sempurna. Dan yang bisa merealisasikannya hanyalah islam diterapkan secara sempurna dalam kehidupan.

Islam memberikan solusi tuntas mengatasi krisis adab dan kenakalan remaja yang melanda generasi sekarang. Mekanisme Islam memberikan solusi tuntasnya bisa digambarkan sebagai berikut

Sistem Pendidikan Berbasis Islam

Pendidikan Islam bertujuan untuk mencetak generasi bertakwa. Bukan hanya banyak menguasai ilmu dan pintar berteori, namun pengetahuan yang dimilikinya akan membangun pemahaman yang tercermin dalam amalnya.

Keimanan menjadi fondasi perbuatannya. Jadi, fungsi strategis pendidikan tak hanya mentransfer berbagai pengetahuan (knowledge) seperti sains dan teknologi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Lebih dari itu, pendidikan adalah instrumen pembentuk peradaban dan pandangan hidup (the world view) suatu bangsa atau umat.

Tanggung jawab negara dalam masalah pendidikan paling tidak meliputi tiga perkara:
 Pertama, menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang layak dan cukup, baik jumlah maupun jenisnya. Semua fasilitas tersebut harus sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan bisa didapatkan seluruh rakyat secara gratis.

Kedua, negara wajib menyiapkan tenaga pengajar yang mumpuni. Negara akan memastikan kemampuan dan kecakapan guru dalam mengajar. Negara juga akan menjamin kesejahteraan para guru, sehingga mereka optimal menjalankan amanahnya.

Ketiga, menerapkan kurikulum berbasis akidah Islam. Dalam kitab Muqaddimah Dustur (rancangan UU), pasal 165: Kurikulum pendidikan wajib berlandaskan akidah Islam. Seluruh materi pelajaran dan metode pengajaran dalam pendidikan disusun agar tidak menyimpang dari landasan tersebut. 

Keluarga yang Berperan Aktif Sesuai Fitrahnya

Negara akan memiliki kecukupan dana untuk memenuhi semua kebutuhan rakyatnya seperti kesehatan dan pendidikan ketika negara mengelola sumber daya alam yang dianugerahkan Allah SWT sesuai ketentuan syariat.

Negara juga akan memastikan penanggung jawab keluarga, yakni ayah/suami memiliki pekerjaan layak dan mendapat penghasilan yang mencukupi kebutuhan keluarganya.

Ketika suami/ayah mampu memenuhi nafkah, istri tidak dituntut mencari nafkah dan akan memiliki waktu dan kesempatan yang cukup untuk menjalankan peran utamanya sebagai ibu pendidik bagi putra putrinya.

Melalui pengurusan, pengasuhan, pendampingan, dan pendidikan yang baik dari seorang ibu, akan lahir generasi saleh dan salihah yang siap menjalankan taklif sebagai generasi penerus.

Sistem Pergaulan Islam yang Melindungi Generasi

Negara bertanggung jawab menerapkan sistem pergaulan Islam. Tidak akan dibiarkan pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram, tidak akan dibiarkan terbukanya aurat dan gerakan erotis yang merangsang syahwat, juga tidak akan dibiarkan adanya makanan dan minuman yang merusak fisik dan akal seperti narkoba dan miras.

Khilafah akan mengangkat qadhi hizbah, yakni para qadhi yang tugasnya memberikan sanksi kepada para pelanggar aturan langsung di tempat kejadian. Keberadaan mereka di berbagai tempat akan memudahkan pencegahan, pengawasan, dan penyelesaian kemaksiatan seperti khalwat dan mempertontonkan aurat di tempat umum.

Pendidikan dalam keluarga dan sekolah harus sejalan dengan kehidupan nyata di masyarakat. Karenanya, negara berkewajiban membangun masyarakat yang dinaungi suasana keimanan yang kuat serta diliputi kepedulian dan tanggung jawab menegakkan amar makruf nahi mungkar.

Media Massa yang Terkontrol

Sebagai sarana pencerdasan, media massa dalam sistem islam akan penuh dengan materi ilmu pengetahuan, tsaqafah Islam, dan berbagai hal yang akan meningkatkan keimanan, membangun ketaatan, serta mendorong tersebarnya beragam kebaikan istibaqulkhairat.

Negara bertanggung jawab memastikan semua media di dalam negeri aman bagi warga negara. Keberadaannya sebagai sumber informasi yang valid dan mencerdaskan, jauh dari kebohongan serta berita manipulatif.

Anak-anak harus dijauhkan dari informasi rusak dan merusak, tidak boleh dijejali informasi yang akan melemahkan keimanan seperti kesyirikan, takhayul, dan khurafat. Anak-anak juga harus dijaga dari paparan informasi berisikan tayangan merusak akhlak, seperti kekerasan, adegan porno, dan pergaulan bebas.

Semua itu berfungsi untuk membangun masyarakat yang kukuh. Negara akan mengarahkan pengelola media terkait konten-konten berita yang tidak boleh dimuat dan sanksi apa yang akan diberikan jika ketentuan tersebut dilanggar.

Sanksi Tegas yang Membuat Jera

Upaya mencetak generasi tangguh, negara akan menjatuhkan sanksi pada siapa pun yang terbukti melakukan pelanggaran yang mengancam terwujudnya generasi berkualitas.

Maka, Islam sebagai paket aturan yang sempurna telah menetapkan sanksi sebagai bagian dari syariat yang harus diterapkan. Sanksi uqubat ada agar semua ketentuan syariat dilaksanakan sempurna demi menjaga keberlangsungan kehidupan manusia serta menjauhkannya dari kehancuran.

Jadi, hanya sistem Islam kaffah, dengan keunggulan-keunggulannya yang mampu memeberikan solusi tuntas terhadap krisis adab dan kenakalan generasi saat ini. Islam yang diterapkan secara sempurna dalam kehidupan individu, keluarga, masyarakat danb negara menjamin lahirnya generasi tangguh dan unggul yang siap menopang peradapan.

Oleh:Nur Hidayah
Aktivis Muslimah

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments