Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Tragedi Itaewon, Buah Busuk Penerapan Sistem Batil

TintaSiyasi.com -- Tragedi Itaewon menjadi peristiwa kelam penutup bulan November tahun ini. Setidaknya 152 orang meninggal dan 82 orang terluka dalam insiden dikawasan hiburan malam Itaewon. Melalui laporan pihak terkait dan video yang tersebar, pengunjung acara halloween berdesak-desakan di salah satu ruas jalan sempit di ibu kota Seoul pada Sabtu malam (29/10)

Pengunjung perayaan halloween melonjak dari perayaan tahun-tahun sebelumnya dikarenakan perayaan tahun ini menjadi yang pertama sejak kemunculan Covid-19. Ucapan belasungkawa mengalir deras dari penguasa penjuru negara termasuk presiden Indonesia, Joko Widodo atas tragedi maut di distrik Itaewon. Jokowi juga mengatakan “Indonesia bersama rakyat Korea Selatan”.

Kasih Sayang Yang Tertukar
Tragedi Itaewon jelas membuat prihatin seluruh negara. Nyatanya ratusan nyawa harus mati sia-sia demi perayaan kelam berbalut kesenangan. Apalagi bercampurnya laki dan perempuan tanpa adanya keperluan mendesak seharusnya menjadi pertimbangan pemuda pemudi saat ini.

Disamping itu, rakyat Indonesia dibuat geram oleh pernyataan pemimpin mereka sendiri. Pasalnya presiden Jokowi membuat pernyataan yang gamblang bahwa “Indonesia bersama rakyat Korea Selatan. Padahal di awal bulan November Indonesia juga sempat ditimpa tragedi tragis di Kanjuruhan yang memakan korban 754 orang, yang 132 diantaranya tewas.

Namun pasca tragedi ini, pemerintah Indonesia hanya mengratiskan perihal biaya pengobatan korban tetapi tidak mengeluarkan pernyataan semisal yang diucapkan kepada rakyat Korea Selatan.

Jelas tergambar wajah pemimpin kita saat ini. Bukankah seharusnya pemerintah lebih memperhatikan rakyatnya sendiri ketimbang memperhatikan rakyat negara lain. Padahal seluruh tanggung jawab yang berkaitan dengan rakyat dan negara berada di tangan seorang pemimpin.

Potret Kelam Kehidupan Remaja

Acara halloween hanya salah satu dari segudang event remaja di sistem saat ini. Masih banyak lagi acara-acara yang mengandung berjuta kemaksiatan. Budaya hedonis serta permisif telah masuk di tengah-tengah mereka. Pergaulan bebas, minum khamr, atau bahkan perjudian sudah menjadi hal yang normal atau mungkin dinormalisasikan.

Sikap pemerintah yang acuh tak acuh dalam penanaman dan pembinaan tsaqafah ummat juga menjadi hal yang harus dicurigai. Rakyat di lepas sebebas-bebasnya dengan alasan Hak Asasi Manusia (HAM). Selain itu, tercium bau perselingkuhan antara korporat dan penguasa. Para korporat, pemilik tempat hiburan menjadikan mereka ladang bisnis yang menguntungkan. Maka mulailah jurus demi jurus pemasaran dilancarkan. Mulai dari mengemas produk semenarik mungkin sampai mengedarkan iklan dengan bintang papan atas. Selain itu, pemerintah yang dengan tangan terbuka membiarkan budaya barat masuk tanpa disaring telah menciptakan masyarakat yang rusak dan tak mermoral  dengan pemerintah yang hanya berorientasi materi.

Penguasa Pemegang Amanat Bangsa
Sistem kapitalisme terbukti lahirkan kedzaliman dan penderitaan. Jika masih ada yang beragumentasi bahwa bukan sistemnya yang berulah tetapi para pemainnya maka ini salah besar. Buktinya sudah tujuh kali pergantian presiden dan ratusan kali pergantian menteri  tetap saja ketidakadilan terjadi dimana-mana. 
Kasus sosial seperti seks bebas, kehamilan yang tidak diinginkan hingga aborsi bahkan LGBT adalah sekelumit permasalahan yang tak kunjung terurai di sistem ini. Maka umat harus menyadari bahwa kerusakan saat ini sudah bersifat sistematik. Cepat atau lambat sistem ini akan roboh dan tumbang. Maka untuk mempercepatnya tidak bisa dilakukan oleh individu-individu semata. Akan tetapi butuh aktor-aktor hebat yang saling berjuang dengan visi misi yang sama. 

Mengingat betapa kelamnya hari-hari berlalu tanpa penerapan sistem islam. Keimanan diobral kesana kemari. Alqur’an dengan mudahnya dijual belikan demi keuntungan semu. Maka untuk mewujudkan cinta hakiki terhadap Islam dan negeri tercinta haruslah ada perjuangan. Perjuangan menjaga bumi ini dari cengkraman tangan-tangan penjajah kapitalis. Menghidupkan kembali bumi Allah dengan penerapan syariah serta terus berlangsungnya amar ma’ruf nahi mungkar. Dan semua itu dapat terealisasikan dengan berdirinya Daulah Islamiyah Ala Minhaji Nubuwwah.
Wallahu a’lam bissawab

Oleh: Diana K.
Aktivis Muslimah

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments