TintaSiyasi.com -- Baru-baru ini publik digegerkan dengan kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat yang masih jadi misteri. Sebelumnya, sempat disebutkan jika penyebab kematian Rudyanto Gunawan (71) yang merupakan kepala rumah tangga, kemudian istrinya K. Margaretha Gunawan (68), anaknya Dian (42), serta adik ipar Rudiyanto, Budyanto Gunawan (68), akibat kelaparan. (kumparanNEWS). Meskipun hal itu di bantah oleh Ketua RT 07/15 Perumahan Citra Garden, Tjong Tjie Xian alias Asyung. Asyung menyebut keluarga ini tergolong mampu sehingga narasi soal mati kelaparan tidak bisa dibenarkan.
Meskipun penyebab kematian satu keluarga itu masih menjadi teka-teki, tetapi ada pola bertetangga yang keliru di zaman individualis saat ini. Bertetangga menjadi bukan hal spesial yang harus dijalin dengan hubungan baik pada zaman modern saat ini. Bahkan individualisme seolah menjadi gaya hidup sebagian besar masyarakat terutama masyarakat perkotaan.
Sudah sering kita dengar, ada beberapa kasus serupa meskipun dengan motif berbeda, misalnya kasus meninggalnya seseorang akibat pembunuhan yang baru diketahui tetangganya setelah tercium bau menyengat. Bahkan hal semacam itu sering terjadi, menggambarkan bahwa pola bertetangga masa kini memang minim dari hubungan sosial dan lebih menonjol hubungan individualistik. Begitulah fakta hubungan dalam masyarakat sekuler, dimana agama dijauhkan dari kehidupan, sehingga nilai-nilai agama semisal menjalin hubungan baik tetangga mulai terkikis. Tidak ada lagi kepedulian dan hubungan sosial. Seperti hal nya kasus di atas, para tetangga tidak mengetahui penyebab pasti kematian satu keluarga itu karena keluarga tersebut terkesan tertutup.
Kasus ini pula yang mewakili berbagai kasus hilangnya hubungan sosial yang baik dengan tetangga, adalah akibat lemahnya peran pemimpin yang tidak mampu menciptakan masyarakat yang bersosial tinggi dan tidak individualistik. Sebagai pemimpin negara maka menjadi penting untuk diperhatikan berbagai akibat buruk yang timbul akibat masyarakat yang indivialistik, bahkan bisa mengancam nyawa. Bukan tidak mungkin ada juga yang benar-benar kelaparan lalu harus meregang nyawa akibat tidak mampu menjalin hubungan baik dengan tetangga atau akibat lingkungan yang sudah terkondisi sebagai masyarakat individualistik.
Maka masyarakat individualistik menjadi berbahaya dan harus dijauhkan dari umat manusia. Cara kongkrit dari hal itu adalah mendekatkan agama dengan masyarakat, seperti halnya Islam menjunjung tinggi hubungan dengan tetangga, bahkan ketika tetangga kita mencium bau masakan yang kita masak, dianjurkan untuk berbagi makanan tersebut, sungguh peradaban manusia yang memiliki hubungan sosial tinggi adalah peradaban yang didambakan setiap orang. Peradaban atau pola masyarakat seperti ini memerlukan peran pemimpin negara yang mampu menerapkan nilai-nilai agama dalam sistem kehidupan bernegara, sehingga bisa tercipta hubungan sosial antar manusia secara merata di seluruh negeri. Maka tidak akan kita jumpai berbagai peristiwa yang menyayat jiwa karena masyarakat yang individualistik.
Wallahu a’lam bishshawab
Oleh: Reka Nurul Purnama
Ibu Pendidik Generasi
0 Comments