Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Santriku Matahariku

TintaSiyasi.com -- Seperti mentari pagi menyinari bumi, setelah gelap mendung kelabu, menumpahkan bebanya dengan hujan. Bersorak gembira tampak di raut yang tersenyum cerah, betapa indah peranmu wahai mentari, banyak mata menatap penuh semangat menjemput hari.

Duhai santriku, itulah gambaran dirimu, dipundakmu ada harapan para perindu kebenaran terterap dalam kehidupan, agar yang kau tanam menjadi rahmat seluruh alam. Tanggal 22 Oktober adalah hari santri, banyak dari kalangan mengharap ada peran santri dalam membangun negeri, seperti yang dilansir. Liputan6.com, Jakarta - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan Hari Santri merupakan hadiah dari negara bagi para ulama yang telah berjuang untuk kemerdekaan, sehingga tugas santri hari ini adalah menjaga Kesatuan Negara Indonesia dari segala ancaman.

"Siapa pun yang mau mengganggu kemerdekaan yang dulu dimerdekakan oleh para kiai dan santri, santri saat ini wajib berada di garda terdepan untuk melawan segala bentuk ancaman dan gangguan," ujar Menag Yaqut saat membuka puncak peringatan Hari Santri 2022 bertajuk Shalawat Kebangsaan di Jakarta, Sabtu.

Yaqut mengatakan peringatan Hari Santri 2022 mengangkat tema Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan. Tema ini memberi pesan bahwa santri selalu terlibat aktif dalam setiap fase perjalanan Indonesia. Harus kita ketahui, latar belakang sejarah peringatan hari santri 22 Oktober adalah peristiwa di cetuskannya resolusi jihad oleh KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945. Hari santri jatuh pada tanggal 22 Oktober karena pada tanggal tersebut KH Hasyim Asy'ari mengeluarkan resolusi jihad.

Maka apa yang di sampaikan Menag Yaqut sangatlah benar "siapapun yang mengganggu kemerdekaan yang dulu dimerdekakan oleh para kiyai dan santri, santri saat ini wajib berada di garda terdepan untuk melawan segala bentuk ancaman dan gangguan."

Akan tetapi santri harus tau fakta bahwa gangguan bukan hanya dalam bentuk fisik semata dengan hanya mengangkat senjata, karena pada faktanya penjajahan saat ini masih terjadi dalam bentuk yang sangat soft, yaitu perang pemikiran yang dibawa oleh kafir penjajah sehingga kebanyakan dari tidak menyadarinya.

Sistem Demokrasi kapitalisme yang saat ini diterapkan oleh negeri ini adalah bentuk penjajahan yang tidak semua orang menyadarinya, dan dampak dari semua adalah terjadinya malapetaka, tidak adanya keadilan karena hukum diterapkan berdasarkan hasil kesepakatan manusia, ekonomi tidak mampu mensjahterakan rakyat karena alih fungsi nya peran negara dalam mengelola sumber daya alam nya, yang kemudian diserahkan kepada asing yang notabene adalah penjajah, maka menyadari semua itu negeri kita hakekatnya belum merdeka dan masih terjajah.

Disinilah kewajiban para ulama, umaro, dan santri untuk senantiasa berupaya mengembalikan kembali semangat resolusi jihad yang di wariskan ulama terdahulu agar aturan Islam kembali ditegakkan di tengah-tengah umat, sehingga penjajahan secara otomatis terhapuskan di bumi tercinta ini.

Inilah yang harus disadari oleh para santri saat ini, tidak menjadi jumawa dengan adanya peringatan hari santri. Dan tidak menjadikan hari santri hanya sebatas bangga dan bernostalgia dengan heroisme semangat jihad para tokoh ulama dan para santri jaman dahulu.

"Mereka itu adalah umat yang telah berlalu, bagi mereka pahala perbuatan mereka dan bagi kalian hasil jeripayah kalian. Kalian tidak akan ditanya tentang apa yang mereka kerjakan ". (Qs. Al-Baqarah: 134.
Wallahu'alam bisaawab.

Oleh: Lafifah 
Ibu Rumah Tangga dan Pembelajar Islam Kaffah

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments