Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

R20 Solusi untuk Problem Dunia?

TintaSiyasi.com -- Saat ini dunia sedang di ambang krisis. Perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan memperburuk keadaan ekonomi dunia. Perang tersebut juga  menyebabkan potensi terjadinya resesi makin besar. Namun selain perang Rusia dan Ukrain ada yang beranggapan bahwa salah satu penyebab konflik adalah sentimen antar kelompok agama. Hal ini membuat para pemimpin agama dunia mengadakan  diskusi dengan tema Komunike R20: Upaya Pastikan Agama Berfungsi Sebagai Sumber Solusi Global (merdeka). Forum R20 sendiri telah diadakan di Nusa Dua Bali dan telah selesai dilaksanakan pada 2-3 November. Forum R20 ini  bertujuan membahas bagaimana konflik berbasis agama harus berakhir dan bagaimana agama bisa menjadi solusi bagi krisis global (kompas.com)

Forum R20 ini diinisiasi oleh NU namun pemerintah Indonesia mendukung dan mengapresiasi penyelenggaraannya. Hal ini ditegaskan oleh Menkopolhukam Mahfud MD yang hadir langsung di Nusa Dua, Bali. Dalam acara tersebut dihadiri oleh Rais 'Aam PBNU KH Miftahul Akhyar dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, serta Sekretaris Jenderal Rabitah al-'Alam al-Islami atau Liga Muslim Dunia, Syekh Mohammed Al-Issa, juga 150 pemimpin agama dari berbagai negara, 250 partisipan domestik. Bahkan mantan Wapres Jusuf Kalla juga menghadiri kegiatan ini. Forum R20 ini juga dihadiri oleh para menteri. Diantaranya Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menko PMK Muhadjir Effendy. Menkopolhukkam Mahfud MD menilai forum R20 sangat strategis dalam menguatkan semangat persaudaraan manusia. "Bahwa manusia, apa pun agama dan rasnya, di mana pun tempatnya, manusia harus bersaudara membangun kemajuan bersama," (kemenag.go.id).

Dalam Forum R20 ini  membahas lima tema besar yakni pertama, kepedihan sejarah, pengungkapan kebenaran, rekonsiliasi, dan pengampunan. Kedua, mengidentifikasi dan merangkul nilai-nilai milenial dari agama dan peradaban besar dunia. Ketiga, nilai-nilai yang perlu dilepas oleh tradisi masing-masing untuk memastikan agama berfungsi sebagai solusi sejati dan bukan masalah. Keempat, adalah tentang nilai-nilai yang perlu dikembangkan untuk memastikan koeksistensi damai dan kelima adalah ekologi spiritual (antaranews.com).

Perbincangan dalam R20 seolah menunjukkan bahwa problem dunia saat ini adalah dikarenakan adanya gesekan antar agama. Sehingga diadakan R20 untuk menyelesaikan. Namun  seruan dalam R20 yang menyatakan bahwa agama adalah sumber solusi bukan sumber masalah sangat kontradiktif dengan apa yang dilakukan pemerintah saat ini yaitu proyek deradikalisasi. Dalam proyek ini agama menjadi poin penting dalam narasi memerangi radikalisme dan terorisme. Dan sudah menjadi rahasia umum bahwa yang mendapatkan cap teroris dan radikal itu adalah umat Islam. Pemuda yang good looking, hafal Al Qur'an aktivis, religius diberi cap radikal. Pertempuran bercadar, berkerudung dan berjilbab juga mendaparkan cap yang sama. Sementara itu kelompok bersenjata (KBB) Papua yang nyata-nyata telah melakikan pembunuhan dan teror tidak dianggap sebagai teroris bahkan diserukan agar diramgkul. Hal ini menunjukkan secara nyata bahwa narasi radikalisme yang nyata-nyata menunjukkan pada kelompok Islam. 

Jika kita melihat secara dalam maka sejatinya seruan R20 sejatinya merupakan bagian dari agenda Barat War on Terorism. Namun saat ini agenda ini bergeser menjadi War on Radicalism. Namun sejatinya keduanya tidak ada perbedaan yang besar. Karena yang menjadi target sasaran dari program ini sama, Islam. Yaitu kelompok Islam yang menyerukan kepada Islam politik. 

Dengan proyek radikalisme ini mereka memainkan program deradikalisasi yang pada akhirnya bertujuan untuk membuat kaum muslimin menjadi gambaran muslim sesuai yang mereka  inginkan. Yaitu karakter muslim yang toleran, moderal, sekuler dan liberal. Dengan bebagai tuduhan yang mereka berikan ini diharapkan mampu mengubah umat Islam menjadi karakter seperti yang mereka inginkan. 

Dengan demikian maka sudah selayaknya seorang muslim menyadari semua ini. Bahwa kehadiran tokoh muslim dalam forum  R20 bukan semata untuk menyelesaikan problem dunia. Namun ini juga bagian dari jebakan yang dibuat Barat untuk umat Islam.

Sejatinya jika kita menginginkan solusi tuntas bagi problem saat ini maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencabut akar persoalannya yaitu Kapitalisme. Sistem Kapitalisme ini telah membuat manusia menjadi makhluk individuallis yang serakah dan hanya mementingkan materi semata. Untuk mendapatkan hal tersebut maka berbagai upaya akan dilakukan tanpa memandang apakah itu bisa menimbulkan kerusakan bagi dunia atau tidak. Selain itu Kapitalisme dengan sistem Sekulerismenya telah menjadikan manusia menjadi makhluk yang tidak beradab. Menyingkirkan aturan Tuhan.pada kehidupannya dan menggantinya dengan liberalisme. Ini membuat manusia menjadi individu yang berfikir bebas semaunya tanpa memandang orang lain.

Ini berbeda dengan sistem Islam. Allah SWT telah menurunkan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Ini sebagaimana dalam Al Qur'an surat Al Anbiya' ayat 107 yang artinya,

"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam"

Jelas di dalamnya bahwa Allah SWT menurunkan Islam sebagai rahmat. Maka menyalahkan Islam sebagai salah satu problem dunia saat ini jelas bertentangan dengan ayat ini. Maka sikap kita sebagai muslim tidak terjebak dengan narasi tersebut yang membuat kita justru harus mengikuti apa yang diinginkan Barat atas kaum muslimin. Wallahu 'alam bish showab.

Oleh: Desi Maulia, S.K.M.
Sahabat TintaSiyasi
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments