Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Petaka Halloween Menjerat Generasi, Bukti Horor Kapitalisme, Saatnya Kembali pada Sistem Ilahi

TintaSiyasi.com -- Ada yang tahu negeri oppa? Ya, Korea. Negeri yang katanya generasi sekarang penuh dengan kemewahan karena oppa-oppanya nyaman dipandang. Benarkah, hanya seperti itu korea. Bagaimana dengan tragedi menyayat dada pada tanggal 30 Oktober malam lalu? Korea yang dikenal dengan negeri maju, kini memanas dengan tumpahan darah muda. Perayaan halloween nampaknya penuh dengan misteri dan peta yang harus dijelajahi setelah ini.

Petaka Halloween Di Negeri Oppa
Itaewon, seoul, korea selatan beberapa hari terakhir memanas. Pasalnya, pada tanggal 30 oktober 2022 kurang lebih 152 korban tewas karena membludaknya peserta pada perayaan halloween digang sempit distrik Itaewon. Ada sekitar 100 ribu orang yang hadir dan 355 orang hilang diperayaan tersebut.(detik.com,30/10/22).
Dan anehnya sebagian peserta korban adalah remaja. (CNN.com, 30/10/2022)

Halloween itu sendiri berasal dari perayaan samhain dari bangsa celtic di Inggris dan Irlandia zaman dahulu. Setiap tanggal 1 November di Kalender, tahun baru diyakini oleh orang barat akan dimulai. Serta pada tahun tersebut arwah orang meninggal diyakini akan mengunjungi ke rumah mereka, dan akan melakukan perjalanan ke dunia lain.

Munculnya pakaian yang menyerupai hantu, karena hal tersebut merupakan kepercayaan orang dulu. Saat festival samhain, orang-orang menyalakan api dibukit untuk menakut-nakuti roh jahat. Kemudian, orang-orang biasa memakai pakaian hantu agar menakut-nakuti roh jahat tersebut.

Sebagaimana di paragraf awal, kejadian yang menimpa warga di Itaewon bermula saat semakin banyak orang yang berjalan di jalan yang menanjak. Kemudian jatuh dan saling menimpa ke orang yang berada dibawahnya. Pakar manajemen keamanan yang berbasis di Inggris, Stave Allen mengatakan; “saya tak melihat polisi di salah satu rekaman, saya juga tak melihat bentuk manajemen kerumunan. “ (cnnindonesia.com, 01/11/22)

Balada Kapitalisme Merusak Generasi
Jika kita melihat bagaimana perayaan ini menjadi sebuah tragedi besar, padahal bagi generasi saat ini harusnya disiapkan untuk memimpin masa depan mereka dengan baik. Tidak lantas mengikuti perayaan yang sebenarnya tidak masuk akal. Bahkan hanya menyita waktu luang dan berujung malang.

Sejatinya perayaan yang mengikuti trend tidak boleh diikuti oleh seorang muslim. Karena salah dan benarnya seorang muslim adalah sesuai dengan hukum syara’ atau tidak. Permasalahannya, sebagaimana kata bang Napi, “kejahatan itu ada karena adanya peluang, maka waspadalah waspadalah” peluang terjadinya kejahatan di bumi ini harus diketahui, tak lain adalah adanya sistem kapitalisme yang masih menjadi asas di dalam negeri ini bahkan dunia. Dan sistem yang menganggap Tuhan dan Agama itu candu itulah yang sebenarnya menyalahi fitrah manusia.

Sistem kapitalisme yang asasnya sekularisme (memisahkan agama dari kehidupan) itulah yang membuat cara berpikir generasi menjadi berantakan dan sangat horor memandang kehidupan. Mereka tidak lagi melibatkan aturan Allah untuk mengatur segala hidup mereka. Akibatnya, mereka akan mudah menganggap benar apa yang mereka senangi, dan menganggap salah apa yang mengekang mereka.
Pola pikir yang keliru ini tidak lantas terbentuk begitu saja, melainkan memang menjadi tabiat siapa saja yang masih terjerat oleh sistem kapitalis. Setiap orang akan berpikir dua kali untuk melakukan sesuatu, termasuk mengikuti  perayaan yang sebenarnya tidak sesuai dengan Islam.karena memang pada dasarnya setiap generasi jika tidak memahami hakikat agama Islam dengan baik, akan mudah terseret pada budaya trend ini.

Budaya fun, food, fashion dan football sejatinya jebakan musuh Islam yang ingin menjauhkan Umat Islam dari agamanya. Samuel Zwemer seorang misionari yahudi yang masuk Kristen pernah berseru lantang. “ sebenarnya tugas kalian bukan mengeluarkan orang-orang Islam dari agamanya menjadi pemeluk agama kalian. Akan tetapi mejauhkan mereka dari agamanya, sehingga mereka menjadi manusia-manusia yang berputus hubungannya dengan Tuhan dan juga bermusuhan antar sesama.” (the incredible muslim, edgar hamas 2022) wajar jika generasi saat ini banyak sekali disuguhkan dengan penampilan dan trend-trend dunia yang selalu membuat mereka terlena.

Putar Haluan pada Sistem Islam
Sistem Islam merupakan satu-satunya sistem ilahi rabbi, dzat pencipta dan pengatur hidup ini. Allah SWT. mengatur kita sebagai manusia untuk senantiasa bertawakkal pada-Nya. Dan masuk kedalam agama Islam secara kaffah. Sebagaimana Allah SWT berfirman;

“ Wahai manusia, masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan, janganlah mengikutilangkah-langkah syaitan, sesungguhnya setan itu adalah musuk yang nyata bagi-mu” (TQS. al-Baqarah: 208)

Perintah tersebut tidak lain agar manusia bisa berpegang teguh dan mengamalkan ajaran Islam itu secara mendalam, dan kita semua bangga dengan keislaman kita. Jikalau seorang muslim kembali pada aturan Islam, maka akan terbentuk kepribadian Islam yang terdiri dari pola pikir dan pola sikap Islam. Semua ini tidak akan bisa terterapkan secara maksimal tanpa adanya negara. Dan negara yang bisa mencetak para generasinya menjadi generasi emas dengan kepribadian Islam hanyalah negara Islam (khilafah). Khilafahlah yang akan menjamin segala aspek kebutuhan warganya. Karena, dalam Islam imam itu laksana pengembala dan tugas pemimpin adalah melayani rakyatnya dengan benar.

Sistem Islamlah  yang nantinya akan memutus kegiatan yang tidak bermanfaat apalagi menimbulkan korban jiwa untuk generasi. Terlebih lagi, sistem Islam akan melarang mengikuti perayaan yang menyerupai orang kafir. Begitulah jika sistem Islam ini diterapkan dalam institusi maka segala permasalahan umat akan terselersaikan, dan sudah saatnya kita putar haluan menuju kebenaran dari ilahi.
Wallahu a’lam bisshowab.


Oleh: Husnul K., S.H.
Intelektual Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments