Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ketua KPAU: Khilafah Harga Hidup Bukan Harga Mati


TintaSiyasi.com -- Saat ditanya Boss Dewa 19 soal pilihan politik untuk Pilpres tahun 2024, dalam forum diskusi video legend di Rumah Mataram (29/10), Ketua Koalisi Persaudaraan Advokasi Umat (KPAU) Ahmad Khozinudin, S.H. mengatakan bahwa sejak dulu pilihan politik penulis adalah Khilafah. 

"Khilafah harga hidup, bukan harga mati maknanya agar kita selalu hidup dan semangat dalam perjuangan. Tidak mati sebagai tumbal politik, hanya untuk melayani syahwat kekuasaan para elit," ujarnya kepada TintaSiyasi.com, Senin (30/10/2022)

Ia mengatakan bahwa baik yang telah lalu atau untuk masa yang akan datang, Bang Ahmad tidak akan terlibat dukung mendukung apalagi membela pasangan Capres tertentu.

"Khilafah adalah harga hidup. Visi besar umat Islam adalah menghidupkan kembali Khilafah, setelah lebih dari satu abad mati (hitungan tahun hijrah) sejak Khilafah terakhir kaum muslimin diruntuhkan di Turki pada tahun 1924," katanya.

Ia mengungkapkan bahwa komitmennya pada perjuangan Khilafah tersebut tidak pernah disembunyikan. Dalam banyak kesempatan, Bang Ahmad selalu menyampaikan ide Khilafah secara terbuka. "Ada beberapa yang mendekat, mencoba menawarkan bahkan mengajak mendukung Capres tertentu. Namun, upaya itu tak memberikan harapan," ungkapnya.

Ia menanyakan, bagaimana dirinya mau mendukung Capres tertentu, kalau capres tersebut tidak mendukung Khilafah. Jangan-jangan, setelah berkuasa nantinya lebih zalim terhadap umat Islam?

"Lagipula, problem yang dihadapi bangsa ini tidak akan selesai dengan diskursus copras capres. Masalah ekonomi, politik, pembelahan bangsa, kerusakan moral, penistaan agama, kriminalisasi ajaran Islam, hingga penguasaan SDA oleh asing dan aseng, tidak akan selesai dengan sibuk diskusi copras capres," tegasnya.

Ia menyebut, beberapa nama kandidat Capres seperti Ganjar, Puan, Anies, Airlangga, Cak Imin, AHY, dan siapapun. Kalau sudah menjadi presiden pasti akan tunduk pada hukum besi kapitalisme. Mereka wajib tunduk melayani kapitalisme Amerika, atau kapitalisme timur China dengan corak politik komunisnya.

"Mereka tidak akan bisa mengusir Freeport, mengambil alih seluruh tambang yang dalam Islam terkategori Al Milkiyatul Ammah. Mereka tidak bisa menggapus riba, apalagi menerapkan ekonomi Islam. Mereka tak mungkin bisa membuang sekulerisme, akar masalah yang menjadi problem negeri ini," tekannya.

Ia menegaskan, kalau ada yang meminta dukungan Capres kedirinya, sebaiknya diurungkan. Karena Bang Ahmad dan siapapun yang telah menisbatkan diri sebagai pejuang Islam, pejuang Khilafah, hanya mau perubahan yang hakiki, yakni Khilafah. Bukan copras capres.

"Sudah cukup, mimpi copras capres yang akhirnya hanya menyisakan duka dan kecewa. Pilpres 2019 menjadi bukti kongkrit, betapa umat Islam hanya diperebutkan suaranya. Setelah berkuasa, mereka yang mencari dukungan umat Islam justru terlibat berbuat zalim," pungkasnya.[] Nabila Zidane
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments