Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pemuda Cemerlang Tak Dibentuk dengan Berdendang

TintaSiyasi.com -- Bulan Oktober ditutup dengan beberapa kejadian kurang mengenakkan, selain tragedi Itaewon di Korsel. Di tanah air juga ada kejadian yang hampir serupa, yaitu konser dendang bergoyang, yang pelaksanaanya harus dihentikan oleh pihak kepolisian karena penonton melebihi kapasitas. Seperti dilansir dari kompas.com, ahad, 30 oktober 2022. Polisi akhirnya menghentikan Festival Musik “Berdendang Bergoyang” yang diselenggarakan di Istora Senayan, Jakarta. Acara tersebut dihentikan pada hari kedua penyelenggaraan, yakni Sabtu (29/10/2022) malam.

Acara konser yang dijadwalkan akan dilaksanakan selama tiga hari, terhitung mulai Jum’at sampai dengan Minggu. Namun baru diberhentikan pada hari Sabtu malam karena penonton yang membludak. Untuk diketahui, jajaran Polres Metro Jakarta Pusat terpaksa menghentikan konser 'Berdendang Bergoyang' di Istora Senayan pada Sabtu, 29 Oktober 2022 malam. Konser tersebut dihentikan sekitar pukul 22.10 WIB karena penonton yang membludak.(TVoneNews, 30 Oktober 2022).

Seharusnya aparat pemerintah sudah bisa melakukan mitigasi acara. Apalagi jelas diketahui adanya penjualan tiket yang melebihi kapasitas. Sudah semestinya, pihak aparat mampu mencegah konser diadakan, karena dalam acara seperti ini pasti terjadi desak-desakan yang dapat mengakibatkan penonton konser pingsan. Juga tidak dapat dielakkan kemaksiatan merajalela, seperti beredarnya minuman keras, tindakan kejahatan, pelecehan seksual.

Dilansir dari TVOneNews.com pada hari Ahad, 30 Oktober 2022 - Selain memeriksa panitia penyelenggara, Komarudin juga menyebut pihaknya tengah mendalami indikasi minuman keras (miras) di konser 'Berdendang Bergoyang' tersebut. Selain itu, banyak penonton konser yang pingsan karena kurangnya tenda kesehatan di area tersebut. Tak hanya itu, tindak kejahatan seperti pencopetan juga terjadi dalam konser berdasarkan laporan dari beberapa penonton.

Pemerintah seharusnya tidak memberikan izin untuk acara semacam ini. Sebab acara konser semacam ini jauh dari kondisi memberikan manfaat positif bagi generasi muda. Tapi malah sebaliknya menyumbangkan kemudaratan dan kemaksiatan yang sangat besar. Karena dapat dipastikan dalam acara ini perempuan dan laki-laki akan berbaur, buka-bukaan aurat, beredarnya minuman keras dan tidak menutup kemungkinan beredarnya narkoba serta beresiko menimbulkan tindakan kejahatan.

Sungguh miris apabila kita membandingkan dengan acara Hijrahfest Surabaya yang dilarang beberapa waktu lalu, acara konser seperti ini lebih mudah mendapatkan izin dari pemerintah. Hal seperti ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak memiliki perhatian khusus terhadap pembangunan manusia khususnya generasi muda.

Padahal acara konser seperti ini tidak membawa manfaat terhadap pembentukan karakter generasi sebagai pilar peradaban. Karena acara semacam ini hanya akan melenakan generasi muda. Kegiatan seperti ini pula jelas tidak akan melahirkan generasi yang cemerlang. Sebab musik akan menjadi teman yang menemani dikala sedih dan senang. sebagai pelipur segala masalah. Serta menjadi salah satu sumber semangat dan sebagai motivator dalam kehidupan. Namun sejatinya semua itu semu. Karena kata-kata yang didendangkan hanya akan melenakan dan melemahkan pendengarnya. Sehingga tidak tertutup kemungkinan akan melahirkan generasi yang rapuh, lunak, terbiasa menghindari masalah, selalu ingin dimengerti.

Padahal, sejatimya, generasi muda adalah ujung tombak kemajuan suatu negara, sebagai pilar peradaban cemerlang. Masa depan negara bergantung pada kepribadian dan karakter pemudanya. Dengan kata lain jika suatu negara memiliki generasi muda yang cemerlang, maka negara tersebut akan memiliki masa depan yang cemerlang juga.

Inilah potret nyata dari kehidupan sekuler saat ini, dimana agama dijauhkan dari semua aspek kehidupan. Mulai dari ranah pribadi hingga tataran negara. Sehingga agama menjadi tabu untuk mengatur kehidupan. Pemisahan agama dari kehidupan membuat jati diri sebagai pemuda muslim hilang. Sehingga mayoritas pemuda muslim tidak memiliki pemahaman yang utuh terkait perannya dalam keluarga, masyarakat dan negara. Bahkan untuk mengatasi masalah pribadinya sekalipun sering kali kehilangan arah dan tak jarang berujung pada kemaksiatan. Tentu saja hal ini harus segera diakhiri dengan meninggalkan system sekuler yang digunakan dunia saat ini, lalu beralih pada system yang shahih, yaitu sistem Islam. 

Karena dalam Islam sumber semangat yang sesungguhnya adalah ruh yang selalu terhubung dengan Allah Swt. Hubungan inilah yang akan senantiasa menjaga jiwa manusia untuk tidak bermaksiat. Sebab yang menjadi dasar dalam bertindak adalah untuk menggapai ridho Allah Swt, bukan mengikuti hawa nafsu. Sehingga akan terbentuk pemuda yang kuat dan tangguh dalam menjalani perannya, bahkan ketika menghadapi permasalahan sekalipun. Mereka tidak akan mudah stress, putus asa, apalagi terjerumus pada kemaksiatan. Maka mereka akan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah Swt dan menjadikan Al-Qur’an sebagai solusi dari segala permasalahan yang ada.

Hal ini tentu saja tidak bisa lepas dari peranan penguasa yang memiliki andil besar dalam menciptakan generasi yang cemerlang, pilar peradaban yang kokoh. Sebab dalam Islam, penguasa wajib memberikan perhatian besar dan senantiasa menciptakan lingkungan yang kondusif, demi terbentuknya generasi berkualitas yang taat kepada Allah Swt.

Negara juga wajib menjamin pendidikan dasar dengan pondasi akidah Islam dan membentengi materi pendidikan dari pemahaman asing yang dapat merusak pemahaman Islam. Selain itu, lingkungan keluarga dan masyarakat akan memberikan andil yang sama besarnya dalam menjaga Kesehatan mental yang akan melahirkan generasi tangguh, bukan generasi yang  insecure, mental illness, ataupun burnout. Serta pemuda akan memiliki kepribadian yang senantiasa beramar makruf nahi munkar. Sehingga generasi muda akan menjadikan Islam sebagai poros kehidupan terhadap setiap pemikiran dan tingkah lakunya. Maka, bukan hal yang mustahil, jika pemuda Islam mampu memberikan perubahan dan perbaikan atas segala masalah.

Sehingga kegemilangan peradaban benar-benar dapat diraih, bukan hanya mimpi belaka. Hal ini nyata terbukti selama 13 abad lamanya, negara yang menerapkan system Islam secara sempurna  mampu menjaga dan menjamin kemaslahatan umat.
 
Wallahua’lam bishowab.

Oleh: Fitria Rahmah S.Pd.
Aktivis Muslimah

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments