Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Mulianya para Penuntut Ilmu, Pantang Tinggalkan Kajian Meski Hawa Nafsu Meradang


TintaSiyasi.com -- Berada dalam lingkungan para penuntut ilmu adalah suatu nikmat yang tidak bisa digantikan dengan apapun. Banyaknya pencerahan dan wawasan yang terus bertambah menjadikan kehidupan setiap pelakunya makin baik. Maka tak heran jika ada sebuah pepatah “membawa ilmu itu tidak akan memberatkan”. Artinya bahwa sebanyak apapun ilmu yang kita cari, tidak akan membuat tubuh kita berat memikulnya. Masyaallah, terkadang motivasi inilah yang terus menyemangati diri tatkala lelah menerpa ketika menjalankan setiap aktivitas yang bernilai kebaikan ini. 

Dengan kesadaran yang benar tentu pemikiran ini akan segera kita perbaiki dengan kembali mengingat bahwa ketika kita mempunyai tujuan dan cita-cita maka ikhtiar kita harus dimaksimalkan untuk bisa meraihnya. Allah SWT berfirman:

وَلَا تَهِنُوْا وَ لَا تَحْزَنُوْا وَاَ نْتُمُ الْاَ عْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

"Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang yang beriman." (QS. Ali 'Imran: 139).

Begitu juga ketika kita memutuskan berada di barisan para penuntut ilmu. Bagaimana kita bertekad untuk ikut andil dalam menyebarkan kebaikan bahkan ikut menjalankan sebuah aktivitas yang dulu dicontohkan oleh nabi kita yakni Muhammad SAW. Beliau mencontohkan ibadahnya manusia bukan hanya dalam perkara shalat, melainkan beliau mencontohkan bagaimana kita harus bisa menegakkan seluruh perintah Allah di muka bumi ini.  

Maka tekad yang sudah terbentuk harus makin kita kuatkan akarnya agar tak tergerus oleh hawa nafsu yang seringkali setan hadirkan. Iya, tujuan ketika menuntut ilmu haruslah kita luruskan. Jangan pernah berniat mencari ilmu hanya untuk kesalehan diri sendiri saja, tapi juga harus bisa membuat orang lain merasakan manisnya ilmu.

Tak lupa hal tersebut harus kita lakukan dengan penuh keikhlasan, yaitu tidak mengharapkan imbalan materi ataupun pujian dalam belajar dan mengajarkan ilmu. Hal ini dilakukan semata-mata karena suatu kewajiban untuk menegakkan kembali Islam, agar umat Islam menjadi sebaik-baiknya umat (khairu ummah) dan Islam menjadi agama yang tinggi dan tidak ada yang menandinginya.

Sebagaimana firman Allah SWT,

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ

Kamu adalah umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran: 110).

Dan sabda Rasulullah SAW,

الإسلام يعلو ولا يعلى عليه

Sesungguhnya Islam itu mulia/tinggi tidak ada agama yang lebih tinggi daripadanya.” (HR. Bukhari). 

Syekh Taqiyuddin an-Nabhani rahimahullah di dalam kitab at-Takatul al-Hizbiy menjelaskan bahwa, “Secara otomatis al-ihsasul fikriy ini akan membersihkan orang-orang yang disentuhnya dan membentuknya menjadi orang yang ikhlas, sampai-sampai sekalipun ia tidak ingin ikhlas, ia tidak akan mampu untuk tidak ikhlas.”

Al-ihsasul fikriy sendiri bermakna adanya perasaan yang jelas/tajam, yang dihasilkan dari proses berpikir yang mendalam. Al-ihsasul fikriy terwujud dari sebuah manthiqul ihsas, yakni pemahaman yang dihasilkan dari proses berpikir berdasarkan fakta yang terindera.

Dalam Al-Qur’an, Allah menceritakan keikhlasan para nabi dan rasul dalam berdakwah. Mereka mengerahkan segenap kemampuannya untuk berdakwah. Mereka menghabiskan umurnya untuk mengajak umat bertakwa kepada Allah SWT. Ajakan tersebut murni, bukan karena adanya kepentingan pribadi.

Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari no. 871, diceritakan teladan keikhlasan Amru Bin Taghlib ra: 

"Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ma’mar, dia berkata, telah menceritakan kepada kami Abu ‘Ashim dari Jarir bin Hazim berkata, aku mendengar Al Hasan berkata, telah menceritakan kepada kami ‘Amru bin Taghlib, bahwa Rasulullah sallallahu alaihi wasallam pernah diberi hadiah berupa harta atau tawanan wanita, beliau lalu membagi-bagikannya. Ada orang yang diberi dan ada yang tidak. Kemudian sampai berita kepada beliau bahwa orang-orang yang tidak diberi, mereka mencela (beliau). Maka beliau mengucapkan puja dan puji kepada Allah lalu bersabda, “Amma ba’du. Demi Allah, memang aku telah memberi seseorang dan tidak kepada yang lain. Orang yang tidak aku beri sesungguhnya lebih aku cintai daripada orang yang aku beri. Namun, aku memberi sekelompok kaum karena aku melihat hati-hati mereka masih sangat bersedih dan punya rasa takut. Dan aku biarkan sekelompok orang karena Allah telah menjadikan hati-hati mereka penuh dengan perasaan cukup dan penuh kebaikan. Di antara mereka adalah ‘Amru bin Taghlib.” Amru bin Taghlib berkata, “Demi Allah, tidak ada yang lebih aku sukai dari unta yang paling baik dibandingkan ucapan Rasulullah sallallahu alaihi wasallam kepadaku tadi.” 

Masyaallah, tidak ada sedikit pun yang mampu menggantikan nilai kemuliaan seorang Mukmin yang ikhlas. Dia akan senantiasa memilih kecintaan Allah dan Rasul-Nya, hal ini tampak jelas dari apa yang disampaikan Amru Bin Taghlib ra bahwa beliau memilih kecintaan Rasulullah daripada kemewahan dunia yang fana.

Tapi apa yang terjadi di masa ini, banyak dari penuntut ilmu yang mulai mundur perlahan dengan berbagai alasan. Mereka seakan lupa bahwasanya setiap cobaan dan ujian akan senantiasa menghampiri setiap hamba yang beriman dan ujian itu akan meningkatkan derajat kita jika berhasil melewatinya. 

Wahai saudara seperjuanganku, janganlah kita tinggalkan kajian ini, meski cobaan berat menerpa diri kita. Yakinkan hati kita, kuatkan tekad kita bahwa ketika kita menolong agama Allah maka Allah akan menolong kita. Allah SWT berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِنْ تَـنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَا مَكُمْ

"Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (QS. Muhammad: 7).

Semoga Allah tegarkan hati setiap hamba yang mengabdikan dirinya berada di jalan yang sama dengan Rasulullah. Semoga Allah senantiasa melindungi dan meridhai setiap langkahnya sehingga senantiasa Istiqamah menjalankannya. Semoga kelak kita diakui sebagai umat Rasulullah sehingga berhak mendapatkan syafaatnya. Amin ya rabbal alamin. []
 

Oleh: Tarlina
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments