Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Gaya Bertetangga Kapitalisme, Bikin Miris


TintaSiyasi.com -- Baru-baru ini ditemukan mayat satu keluarga. Yaitu sepasang suami-istri, satu anak dan satu adik ipar. Empat orang anggota keluarga ditemukan tewas di dalam rumahnya, Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, pada 10 November 2022. Jasad satu keluarga yang telah membusuk itu ditemukan pertama kali oleh warga setempat yang merasa terganggu dengan bau tak sedap di dekat rumah tersebut (kumparan.com, 21/11/2022).

Kasus tersebut hingga kini masih menjadi teka-teki. Pihak kepolisian masih menyelidiki, belum diketahui penyebab kematian mereka. Dari pihak ketua RT mengatakan bahwa keluarga tersebut sangat tertutup, jarang berinteraksi dengan warga juga dengan keluarga sendiri. Adapun kemungkinan satu keluarga tersebut kelaparan, kemungkinan sangat kecil, sebab mereka tergolong orang yang mampu.

Kematian satu keluarga tersebut sangat miris. Sebab, kematian mereka tidak diketahui hingga waktu yang cukup lama. Hingga tercium bau busuk yang menyengat. Pertanyaannya kenapa bisa sampai terjadi seperti ini?

Kalau kita telisik lebih dalam lagi sesungguhnya hal ini terjadi akibat dari pola hubungan tetangga yang individual. Sikap individual ini muncul di tengah-tengah masyarakat sekuler. Tidak ada lagi kepedulian dan hubungan sosial kemanusiaan. Sebab dalam masyarakat sekuler yang ada hanya hubungan materi semata.

Ditambah lagi bentuk perumahan dan bangunan rumah yang makin eksklusif. Kemudian sistem pemukiman yang berbasis teknologi semata justru makin menjauhkan manusia satu dengan yang lainnya. Padahal sejatinya manusia adalah makhluk sosial yang butuh untuk berinteraksi satu sama lainnya.

Begitulah gambaran masyarakat kapitalisme sekuler. Berbeda dengan masyarakat Islam. Dalam Islam masyarakat tidak hanya sekadar kumpulan individu semata. Akan tetapi, dalam masyarakat ada interaksi yang diikat oleh perasaan, pemikiran, dan aturan. Di masyarakat Islam ditanamkan perasaan, pemikiran dan aturan Islam yang memperhatikan satu sama lain termasuk dengan tetangga.

Banyak sekali hadis tentang bertetangga. Di antaranya Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya, dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR Muslim).

Dalam hadis lain dikatakan bahwa orang yang tidak baik dengan tetangga tidak akan masuk surga. Saling membantu dan memberi serta dijenguk saat sakit adalah bagian dari hak tetangga. Semuanya akan mudah dilakukan karena dibangun dengan keimanan, maka tidak hanya kebaikan di dunia yang akan didapatkan melainkan juga di akhirat kelak.

Ini dari sisi individu masyarakatnya. Sedangkan dari sisi negara. Negara akan memberikan perhatian kepada setiap penduduknya. Perhatian ini berupa berbagai fasilitas yang mudah bahkan gratis. Ada Baitul Mal yang menyediakan berbagai keperluan. Termasuk kebutuhan pokok berupa sandang dan pangan. Begitu juga negara akan memudahkan fasilitas perumahan untuk warganya dengan desain yang baik. Setiap warga bisa saling mengontrol satu sama lainnya. Baik Muslim maupun dengan non-Muslim.

Demikian gambaran masyarakat dalam Islam. Semuanya dibangun atas dasar keimanan kepada Allah SWT. Satu sama lain saling menjaga dan melindungi. Sebab bila satu kena musibah maka yang lain akan turut merasakannya. Semoga tak lama lagi masyarakat Islam akan terwujud dalam bingkai pemerintahan Islam.

Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Verawati, S.Pd
Pegiat Literasi
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments