Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Mengembalikan Peran Pemuda dalam Menjaga Lingkungan


TintaSiyasi.com -- Ketua DPD KNPI Kota Bandung, Edwin Khadafi menyoroti permasalahan lingkungan di Bandung Timur. Ada dua persoalan yang menjadi atensi KNPI yaitu lingkungan berupa banjir dan aksi vandalisme. "KNPI Kota Bandung menyoroti di Bandung timur menjadi gambaran permasalahan Lingkungan di Kota Bandung belum selesai dengan Baik. Belum lagi dengan Aksi Vandalisme yang terjadi di Kota Bandung semakin menggambarkan kusutnya masalah Lingkungan Hidup di Kota Bandung," kata Edwin di Gelanggang Generasi Muda (GGM) Kota Bandung, Selasa 4 Oktober 2022 (ayobandung.com). Sebagai Langkah awal, DPD KNPI Kota Bandung melakukan kegiatan Seminar peduli Lingkungan dalam waktu dekat karena memandang pentingnya kesadaran warga untuk aktif terlibat dalam mengurai masalah lingkungan ini. 

Aksi vandalisme dilakukan oleh pihak-pihak yang ingin menunjukan eksistensi diri dan kelompoknya. Aksi vandalisme merupakan wujud penyaluran gharizah baqa’. Mereka yang belum paham hakikat kehidupan, akan mengikuti naluri-nalurinya saja. Berperilaku bebas asal terpuaskan keinginannya. Lupa bahwa setiap manusia akan Kembali kepada penciptanya dengan pertanggungjawaban setiap perbuatan. Generasi muda saat ini perlu diarahkan agar Kembali memahami hakikat penciptaannya. 

Sementara kondisi banjir, tidak serta merta kesalahan generasi pemuda. Kondisi kerusakan alam di wilayah Bandung tidak terlepas dari masifnya pembangunan di wilayah dataran tinggi hingga makin mengurangi area resapan air. Air tanpa area resapan hanya akan terus mengalir ke dataran rendah. Maka kondisi banjir tak terelakan ketika curah hujan tinggi. 

Pembangunan yang masif di wilayah dataran tinggi adalah buah penerapan kapitalisme. Di mana untung rugi menjadi faktor utama dalam setiap pengambilan keputusan. Area yang seharusnya tidak dibangun menjadi boleh dibangun dengan legalitas dari pemerintah setempat. Sementara dampak pembangunan dikesampingkan.

Kesadaran terhadap lingkungan tidak hadir secara instan. Perlu melibatkan berbagai pihak, mulai dari keluarga, masyarakat hingga negara dalam menjaga lingkungan. 

Keluarga merupakan pondasi utama dan pertama dari seorang anak. Orang tua berperan penting dalam menanamkan nilai-nilai kehidupan, termasuk nilai-nilai agama. Agama menjadi pondasi bagi anak dalam berperilaku. Sehingga perilaku baik anak hadir merupakan buah dari kesadaran akan hubungannya dengan pencipta-Nya. Sebagai hamba-Nya, ia sadar memiliki kewajiban menjaga lingkungan. 

Keluarga juga menjadi tempat menanamkan pemahaman akidah, mengenai hakikat penciptaan manusia. Allah SWT menciptakan manusia tidak lain hanyalah untuk beribadah kepada-Nya. Maka anak memiliki pemahaman untuk bisa memastikan setiap perilakunya apakah bernilai ibadah atau tidak. Hidup tidak hanya sekadar mengikuti hawa nafsu atau memenuhi keinginan naluri-naluri manusiawi. Di sinilah keluarga memiliki peranan penting dalam membentuk perilaku generasi muda. 

Sebelum anak berinteraksi dengan masyarakat, anak terlebih dahulu berinteraksi dengan individu lain dalam lingkup yang lebih kecil, yaitu sekolah. Sekolah memiliki peranan penting dalam membentuk kepribadian anak. Diperlukan kurikulum yang berlandaskan akidah Islam sehingga mampu mencetak generasi muda yang bertakwa. Namun sayangnya, sekolah saat ini lebih mengedepankan pada akademik semata. Hal-hal yang berkaitan dengan moral dan akhlak tidak menjadi fokus utama. Sehingga tak jarang aksi vandalisme justru dilakukan oleh pelajar-pelajar yang haus pengakuan eksistensi dirinya. 

Selain keluarga dan sekolah, negara juga memiliki peranan penting dalam menjaga lingkungan. Kerusakan alam hingga menyebabkan banjir di kota Bandung tidak terlepas dari masifnya pembangunan di wilayah dataran tinggi yang semakin mengurangi area resapan air. Maka dibutuhkan pemimpin yang tegas menegakan aturan dalam menjaga lingkungan. Pemimpin yang tidak mudah berkompromi dengan keuntungan materi. 

Sehingga, perbaikan yang harus dilakukan tidak cukup pada tingkat keluarga, sekolah dan lingkungan, tetapi juga pada negara. Mengenai hal itu, Islam hadir sebagai sistem negara yang bersumber dari sang Maha Pencipta manusia, alam beserta isinya dengan Al-Qur’an dan As–Sunnah yang menjadi sumber hukumnya.

Masalah lingkungan terjadi karena ulah tangan Manusia yang tidak bertanggung jawab pada lingkungannya. Baik dalam hal membuang sampah sembarangan, tangan jahil yang merusak estetika kota hingga kepada tata pembangunan kota yang belum optimal dalam menjawab permasalahan lingkungan. Gambaran mengenai hal ini telah disampaikan sebagaimana firman Allah :

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (41)  قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلُ ۚ كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُشْرِكِينَ (42)

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah: “Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)” (QS. Ar Rum 41-42).

Peran pemuda dapat kembali muncul dengan mengubah pola pikir dan sistem sekarang menuju Islam maka persoalan ini tidak akan terjadi berlarut-larut seperti tanpa jalan keluar. Alam akan terjaga kelestariannya dengan peranan dari para manusianya, termasuk para pemuda dengan penerapan syariah secara menyeluruh di bawah naungan khilafah.

Wallahu a’lam bishshawâb. []


Oleh: Citra Amalia
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments