TintaSiyasi.com -- Media sosial dihebohkan dengan beredarnya video seorang pria yang berasal dari Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Video ini viral karena pria tersebut mengaku sebagai seorang nabi ke-26 serta Imam Mahdi. Video itu seketika membuat warga merasa risau dan terganggu. Bagaimana tidak seperti yang diketahui bahwa dalam Islam, nabi terakhir hanyalah Nabi Muhammad SAW. Sehingga video tersebut selain meresahkan warga setempat namun juga membuat jagad sosial media ramai memperbincangkannya.
Dalam keterangan Iptu H Arifin, Pria yang ada di Video bernama Achmad Baihaki, seorang warga Kampung Karangan, Kelurahan Landasan Ulin Timur, Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Kronologi peristiwa viralnya video ini dikarenakan ada warga yang iseng dan sengaja merekam Achmad ketika dia sedang kambuh penyakit gangguan kejiwaannya (detiknews, 20/11/2022).
Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan memaparkan pada Sabtu (14/4/2022) jumlah kasus penyakit gangguan kejiwaan di Kalsel tahun lalu mencapai 338 orang, sedangkan dalam triwulan pertama tahun 2022 sudah bertambah menjadi 390 orang. Dalam rinciannya, penduduk yang paling banyak mengalami masalah kejiwaan yaitu dari Kota Banjarmasin dan Kabupaten Banjar (banjarmasinpost, 16/4/2022).
Usia produktif adalah usia yang paling rentan terkena penyakit gangguan kejiwaan. Pada saat pandemi makin meningkat penduduk yang terkena penyakit ini, rata-rata akibat dari Covid-19 yang berbuntut PHK besar-besaran. Jika tidak mendapatkan penanganan yang serius maka akan berakibat fatal yaitu mereka yang terkena gangguan kejiwaan atau mental illnes akan mengambil jalan pintas dengan bunuh diri.
Faktor lainnya yang mengakibatkan mental illnes yaitu rusaknya pergaulan remaja saat ini. Banyak kasus remaja yang terjerat narkoba, bullying di sekolah yang bahkan dilakukan oleh anak-anak di bawah umur, seks bebas, hingga ajang pamer kekuatan dari geng atau kelompoknya sampai berujung tawuran. Seharusnya pada usia remaja yang terbilang usia produktif, merekalah generasi yang dibutuhkan oleh umat untuk menebar kebermanfaatan. Namun, bukannya menjadi tonggak peradaban yang menebarkan kebermanfaatan malah menjadi sampah dan beban.
Saat ini kondisi mental remaja sedang dilanda krisis, hari-hari beragam berita yang begitu memilukan bermunculan di media sosial. Jika berbicara masalah remaja, maka saat ini bukan prestasi ataupun kegiatan positif yang terlihat, tetapi justru hal-hal negatiflah yang telah menjadi brand dari remaja.
Masih banyak fakta-fakta mengerikan yang terjadi pada mental remaja. Akar permasalahan yang sebenarnya menjadi pemicu dari krisis mental illness pada remaja yaitu kapitalisme yang digunakan oleh dunia pada saat ini. Sistem ini mengambil alih peran keluarga sebagai support sistem utama setiap individu, hilangnya peran Ibu dalam setiap rumah tangga yang seharusnya menjadi pendidik kepribadian setiap anak-anaknya dengan membekali ilmu agama malah dipindah tugaskan untuk turut ikut dalam hal memenuhi ekonomi keluarganya.
Tak hanya itu, pendidikan pada era kapitalisme sangat menjauhkan yang namanya agama, sehingga tak mengherankan jika mata pelajaran agama sangat begitu sedikit kuantitas waktunya. Para remaja sudah lupa pada agamanya sendiri, padahal agama adalah pondasi agar manusia memahami hakikat penciptaan hidupnya di muka bumi ini. Hilangnya jati diri membuat remaja makin tak terkendali, bukannya bersemangat menuntut ilmu malah bergairah melakukan aktivitas tak bermutu bahkan bermaksiat. Salah satunya adalah aktivitas pacaran, tidak bisa dibayangkan pada masa remaja saja sudah menghabiskan waktunya dengan kegiatan semacam itu, bukannya fokus untuk menyelesaikan pendidikannya. Sudah dipastikan tak akan ada masa depan nyata dari generasi semacam ini.
Lingkungan juga berpengaruh pada mental remaja. Kondisi lingkungan pada kapitalisme mengarahkan pada kebebasan, informasi yang dengan mudahnya diakses ditambah filterisasi yang sangat minimalis makin memperburuk kondisi mental generasi. Akibat dari tontonan dan tak adanya lingkungan yang mengarahkan kepada kebaikan, membuat remaja saat ini makin hilang iman dan ketakwaan. Karenanya mental remaja pun ikut mengikis hingga menjadi rapuh serta terurai.
Bisa dilihat kondisi negeri ini setiap tahunnya, tingkat pengangguran makin meningkat, banyak kepala keluarga yang kehilangan tempat untuk mencari nafkah. Sejahtera bahkan tak terasa sama sekali, karena sejatinya Ayah adalah sang pencari nafkah, namun keadaan yang memaksa hingga Ibu juga turut andil di dalamnya. Dampak sistem kapitalisme bukan main. Solusi yang dilakukan oleh negara tak pernah menyentuh akar permasalahan ini.
Islam adalah solusi tuntas problem krisis mental illnes remaja bahkan lebih dari itu. Islam adalah agama sempurna, mengatur semua aspek, baik itu pendidikan, kesehatan, sosial, sanksi/hukum, hingga sistem atau ideologi negara. Masalah mental illnes bisa diatasi dengan memberikan pemahaman sesuai syariat islam kepada remaja. Jika terbiasa mendidik dengan pola pendidikan Islam maka para remaja akan senantiasa memandang bahkan menyelesaikan semua permasalahannya dengan kacamata Islam. Generasi muda akan menganggap bahwa hidup hanya untuk beribadah kepada Allah semata sesuai jati diri penciptaan dirinya. Sehingga mereka pasti melakukan aktivitas yang bermanfaat tidak hanya bagi dirinya saja tetapi juga untuk keluarga dan masyarakat.
Di sinilah peran negara untuk menjalankan sistem Islam sepenuhnya, agar semua aspek bisa dijalankan sesuai aturan dari Allah semata bukan hawa nafsu manusia. Negara juga menjadi pengontrol masyarakat untuk ber amar makruf nahi mungkar. Buah dari penerapan sistem ini akan menghasilkan mental generasi yang terdidik dan memiliki ketakwaan kepada Allah SWT, sehingga mampu membangun peradaban yang gemilang bukannya malah membangun umat manusia dengan pemikiran yang begitu liar dan bebasnya seperti kapitalisme, yang mana adalah hasil olah tangan manusia.
Pemikiran dari generasi muda saat ini begitu mudah tercemar oleh sistem rusak kapitalisme. Satu-satunya kunci untuk menyelesaikan masalah ini yaitu hanya dengan mencabut sistem ini dan menggantinya dengan sistem Islam yang insyaallah akan membawa pada kesejahteraaan, kebahagiaan, dan keberkahan bagi alam semesta.
“Wahai orang yang beriman, masuklah kamu semua ke dalam Islam secara kaffah (Keseluruhan), janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kalian” (TQS. Al-Baqarah ayat 208).
Wallahu a’lam bishshawab. []
Oleh: Dewi Sri Murwati
Pegiat Pena Banua
0 Comments