TintaSiyasi.com -- Baru-baru ini beredar video yang memperlihatkan sejumlah pelajar bermotor menghampiri seorang nenek yang berjalan di pinggir jalan. Diketahui kemudian, jalan itu merupakan Jalan Gunung Tua - Pal Sabolas. Terlihat nenek tersebut awalnya berbincang dengan salah satu pelajar. Kemudian, datang seorang pelajar dan menendang nenek tersebut hingga jatuh tersungkur.
Polisi mengungkap motif dari para pelajar yang menendang seorang nenek hingga tersungkur di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Kepada polisi, para pelajar itu mengakui perbuatannya karena iseng (Detikjabar.com, 21/11/2022).
Ada lagi, video seorang pelajar SMP di Bandung di-bully dan ditendang di bagian kepala oleh teman-temannya viral. Seorang murid tampak memakaikan helm merah kepada korban. Pelaku lalu menendang kepala korban dengan kaki berkali-kali. Teman-temannya hanya melihat dan tertawa. Setelah ditendang beberapa kali, korban yang duduk lalu jatuh ke lantai dan pingsan (Jateng.tribunnews.com, 19/11/2022).
Bullying pelajar terhadap seorang nenek menggambarkan betapa buruk sikap pelajar tersebut. Ini menunjukkan kegagalan sistem pendidikan sekuler yang diterapkan saat ini dalam mencetak generasi yang berakhlak mulia. Hal ini nampak jelas dari tindakan buruk para pelajar terhadap orang yang lebih tua.
Di kasus lain, bullying antar pelajar masih terus terjadi dan tidak diselesaikan dengan tuntas. Hanya sebatas penyelesaian dengan kompromi. Hal ini tidak memberi rasa keadilan kepada korban. Bahkan ada kecenderungan sekolah merahasiakan kasus bullying dan tidak menyelesaikan dengan tuntas.
Fakta ini jelas kontradiksi dengan program sekolah ramah anak yang sedang digembar-gemborkan menjadi salah satu program dalam dunia pendidikan. Fakta-fakta buruk ini menunjukkan bahwa potret buruk buah dari sistem pendidikan sekuler hari ini makin buram.
Inilah sistem pendidikan sekuler yang memisahkan aturan agama dari kehidupan. Kasus bullying yang dilakukan oleh pelajar bukan baru kali ini terjadi. Ini adalah kasus kesekian kalinya ditunjukkan di hadapan kita. Maka dengan fakta-fakta ini jelas bahwa ada yang salah pada sistem pendidikan dan sistem kehidupan yang diterapkan di tengah kita saat ini.
Jika sudah jelas bahwa adanya kesalahan pada sistem pendidikan sekuler yang diterapkan saat ini, lantas apakah kita masih bertahan dengan sistem yang tidak membawa kebaikan bagi kehidupan kita?
Pastinya kita membutuhkan sistem pendidikan yang mampu mencetak generasi yang berkualitas unggul. Memiliki akhlak yang baik, cerdas, saleh salihah. Semua itu hanya bisa terwujud jika kita menerapkan sistem pendidikan Islam.
Sistem pendidikan Islam yang akan menerapkan kurikulum Islam berlandaskan pada akidah Islam. Dari kurikulum yang diterapkan ini diharapkan lahirlah generasi yang berkepribadian Islam. Memiliki pola pikir Islam dan pola sikap Islam. Dengan begitu maka akan tercerminlah akhlak yang baik karena bersumber pada landasan yang baik yaitu akidah Islam.
Kurikulum Islam akan menempa anak-anak menjadi generasi yang bertakwa, beramal saleh serta perduli terhadap urusan masyarakat. Bukan generasi liberal yang bebas dalam bertindak tanpa ada batasan halal haram.
Selain sistem pendidikan Islam, sistem kehidupan juga akan mendukung terbentuknya kepribadian Islam pada anak. Syariat Islam yang diterapkan secara kaffah dalam kehidupan akan membuat setiap individu terikat dengan aturan Islam dalam melakukan perbuatan. Standar dalam berbuat adalah halal haram. Tidak akan bisa setiap individu bebas berbuat sekehendak hatinya, jika hal tersebut melanggar syariat Islam maka akan dikenakan sanksi yang akan membuatnya jera.
Maka, setiap individu termasuk para pelajar akan berakhlak baik jika aturan yang diterapkan di dalam kehidupan ini juga aturan yang baik. Aturan yang baik adalah aturan yang bersumber dari Dzat yang Maha baik. Itulah syariat Islam kaffah. []
Oleh: Pipit Ayu
Sahabat TintaSiyasi
0 Comments