TintaSiyasi. com -- Bagi penggemar drama korea pasti tak asing dengan kata Itaewon, minimal mereka mengingat salah satu drama korea berjudul Itaewon class. Drama yang berlatar belakang tempat di Itaewon. Itaewon terkenal dengan restoran kosmopolitan dan hiburan malam, restoran BBQ Korea, bistro kelas atas, serta kedai kebab sederhana yang melayani banyak pelanggan hingga larut malam. Bar kasual dan pub gay terletak di samping klub dansa modern tempat DJ memutar musik hip-hop dan house.
Baru-baru ini kita dikejutkan dengan berita tragedi di Itaewon. CNBC Indonesia memberitakan tragedi Itaewon yang terjadi di distrik Itaewon pada hari Sabtu (29/10/2022) menjadi salah satu kejadian mematikan dalam sejarah Korea Selatan (Korsel).
Dalam insiden perayaan Halloween tersebut ramai manusia berkumpul bagai lautan, mereka saling berdesakan dan terinjak-injak saat pesta Halloween itu, sekitar 150 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.
Pada malam kejadian, sebanyak 100.000 warga yang berkumpul dan memadati gang-gang sempit serta klub malam di Itaewon. Saksi mata mengatakan kepada CNN International bahwa hanya ada sedikit pengendalian massa sebelum berubah menjadi mematikan. Selain itu dikatakan bahwa butuh beberapa waktu bagi orang-orang untuk menyadari ada sesuatu yang salah di lokasi kejadian. Mereka yang teriak panik harus bersaing dengan suara musik yang menggelegar dari klub dan bar di sekitarnya.
Sementara itu, mengutip media Korea Hani, beberapa laporan menyebut pengunjung tetap berpesta meski petugas datang ke lokasi dan memberi aba-aba untuk menghentikan kegiatan. Hal tersebut terjadi sekitar pukul sebelas lewat sembilan belas malam, empat puluh menit usai laporan diterima petugas. Mereka disebut masih bertahan hingga jam dua pagi. Bahkan beberapa sibuk mengambil foto di gang sempit di distrik Itaewon tempat terjadinya tragedi.
Sementara, di belahan bumi lain kejadian yang tak kalah memiriskan hati tengah terjadi. Pemerintah kerajaan Arab Saudi mengizinkan sejumlah tradisi baru mengadopsi budaya Barat, termasuk perayaan Halloween yang tahun ini diadakan di Kota Riyadh.
Bahkan, di jalanan Riyadh Boulevard diadakan parade dengan kostum Halloween selama dua hari dari 27-28 Oktober 2022. Pesta Halloween di Riyadh ditutup dengan pertunjukan kembang api, disertai suara dan dekorasi menyeramkan.
Hallowen, Perayaan Kufur
Halloween berasal dari tradisi masyarakat Celtic yang dulu mendiami Irlandia, Skotlandia, dan daerah sekitarnya yang percaya kalau pada hari terakhir bulan Oktober, para arwah gentayangan di bumi.
Festival ini menyebar saat orang-orang Irlandia mulai menyebar di penjuru dunia. Bahkan anak-anak akan ikut serta dengan dandanan menyeramkan mereka mengetuk setiap pintu dengan meneriakkan kata "Trick or Treat!" demi mendapatkan permen atau makanan ringan. Di setiap rumah dipasang Jack O'Lantern sebagai penolak roh jahat.
Simbol Halloween biasanya dekat dengan kematian, keajaiban, dan monster-monster dari dunia mitos. Karakter yang sering dikaitkan dengan Halloween, misalnya karakter setan dan iblis dalam kebudayaan Barat, manusia labu, makhluk angkasa luar, tukang sihir, kelelawar, burung hantu, burung gagak, burung bangkai, rumah hantu, kucing hitam, laba-laba, goblin, zombie, mumi, tengkorak, dan manusia serigala. Di Amerika Serikat, simbol Halloween biasanya dekat dengan tokoh dalam film klasik, mulai dari Drakula dan monster Frankenstein. Hitam dan oranye dianggap sebagai warna tradisional Halloween, walaupun sekarang banyak juga barang-barang Halloween yang berwarna ungu, hijau, dan merah.
Bila dilihat dari sejarahnya, tradisi perayaan Halloween berakar dari budaya Paganisme yaitu kepercayaan menyembah berhala yang dilakukan oleh bangsa Celtic di Irlandia. Tradisi Halloween awalnya dirayakan hanya saat Malam Samhain.
Merangkum berbagai sumber, Nabi Muhammad SAW melarang umat Islam meniru kebiasaan agama lain, apalagi itu datang dari orang-orang kafir. Hal ini sesuai dalam hadis riwayat HR Abu Daud dan Ahmad di bawah ini.
“Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka’.” (HR Abu Daud dan Ahmad)
Halloween murni dari tradisi orang kafir. Halloween dimeriahkan secara berkala setiap tahun oleh orang kafir. Meskipun acaranya hanya sebatas main-main, tanpa ada unsur ritual ibadah. Apalagi perayaan ini menggunakan simbol-simbol Iblis dan setan yang bertentangan dengan Islam.
Jadi adalah kesalahan besar ketika kita, anak-anak, dan keluarga kita merayakan sesuatu tanpa tahu latar-belakang dan tujuannya, hanya karena di antara teman-teman kita sudah biasa melakukan. “Ah, kan sudah tradisi!” begitu sering kita dengar. Atau ada lagi yang melakukan karena ketidakmengertian mereka yang sangat parah. “Just for fun aja.”
Kapitalisme Horror Sesungguhnya
Tragedi di Itaewon dan Kanjuruhan terjadi akibat sistem kapitalisme yang mencengkeram dunia saat ini. Kapitalisme memandang rendah nyawa manusia, tak ada perlindungan sistematis yang melindungi nyawa manusia.
Dalam pandangan kapitalisme, perayaan-perayaan yang bisa menghasilkan cuan akan dibiarkan bahkan difasilitasi walaupun hal itu merusak aqidah dan generasi. Pengamanan untuk hal ini pasti akan minim untuk menghemat anggaran. Kapitalisme hanya akan mencari untung/pemasukan cuan sebanyak-banyaknya dengan pengeluaran sekecil-kecilnya.
Dalam ideologi kapitalisme ukuran kebahagiaan adalah materi. Jadi kapitalisme menciptakan manusia-manusia penghamba materi yang hanya mengejar kesenangan dunia, begitu banyak tragedi-tragedi yang terjadi saat ini akibat mengejar materi, kesenangan dunia atau hanya have fun saja.
Peran Negara dan Penguasa Sebagai "junnah"
Tragedi Halloween di Korsel jelas membuat kita prihatin. Namun yang membuat kita lebih prihatin adalah kepeduliaan penguasa yang rasanya lebih besar ke rakyat negara lain dibandingkan terhadap nasib rakyat sendiri, misalnya pada tragedi Kanjuruhan yang juga memakan korban meninggal dalam jumlah yang besar. Tidak ada pernyataan “pemerintah bersama korban Kanjuruhan."
Negara membiarkan saja perayaan-perayaan yang serupa yang notabene budaya asing, tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Festival yang sungguh tidak memberi manfaat terhadap pembangunan karakter pemuda generasi generasi kita.
Perlu peran negara sebagai penanggung jawab rakyat. Negara wajib memberikan kenyamanan, keamanan bagi rakyatnya. Penguasa dalam Islam merupakan pelayan umat. Bukan hanya bagi seorang Muslim saja tetapi seluruh warga yang menjadi warga negara dalam Islam, tidak akan dibiarkan jiwanya terbunuh dengan sia-sia.
Islam memandang penguasa juga bertanggung jawab atas pembentukan kepribadian generasi melalui berbagai mekanisme, baik dalam dunia pendidikan maupun di luar pendidikan. Penguasa memberikan edukasi, filter dan teladan yang baik, agar anak bangsa tidak menjadi bebek yang hanya mengikuti tren dunia yang tidak bermanfaat di dunia akhirat.
Dalam sistem Islam negara bertanggung jawab atas kebutuhan dan juga jaminan kepada rakyat. Karena penguasa di dalam sistem Islam haruslah penguasa yang taat kepada Allah SWT dengan menjalankan syariat Nya. Sehingga mereka senantiasa berhati-hati dalam melaksanakan amanah yang dibebankan di pundaknya. Oleh karena itu seorang penguasa dalam sistem islam pasti tidak akan membiarkan perayaan perayaan kufur yang merusak aqidah umat .
Maka sudah seharusnya kita kembali pada penerapan islam yang sempurna,sistem yang akan menghadirkan penguasa yang akan menjaga keamanan dan mendidik generasi-generasi kita menjadi generasi emas yang berkepribadian Islami (as-syakhshiyyah al-Islamiyah). Sistem yang akan menjaga aqidah umat dari segala hal yang merusak aqidah termasuk perayaan Hallowen dan fanatisme berlebihan terhadap permainan seperti tragedi kanjuruhan. Waallahua'lam bishawab.
Oleh:Nur Hidayah
Aktivis Muslimah
0 Comments