TintaSiyasi.com -- Saat ini Kekerasan suami terhadap istri atau ayah terhadap anak semakin sering terjadi. Seperti yang diberitakan beberapa hari yang lalu sebagaimana dikutip dari liputan6.com aksi kejam dan biadab dilakukan seorang suami kepada istri dan anaknya di sebuah rumah di Kelurahan Jatijajar, Kecamatan Tapos, Kota Depok, Jawa Barat. Pelaku berinisial RN tega menganiaya istrinya berinisial NI dan membunuh anak perempuannya berinisial KPC dengan menggunakan parang.
Sungguh menyedihkan. Seorang ayah yang seharusnya menjadi pemimpin dan pelindung bagi istri dan anaknya justru yang terjadi sebaliknya malahan membantainya. Hal ini menunjukkan bahwa hilangnya fungsi qawwamah pada laki-laki sebagai kepala keluarga hari ini.
Jika kita melihat ada banyak hal yang menjadi penyebabnya, mulai dari tingginya beban hidup, gaya hidup buruk, dan lemahnya kemampuan mengendalikan diri. Maka maraknya kekerasan yang menimpa perempuan dan anak-anak kebanyakan dilatarbelakangi oleh urusan ekonomi rumah tangga, termasuk tidak sabarnya orang tua menghadapi kelakuan anak dan sebagainya. Faktor penyebab kekerasan ini terjadi, diantaranya karena adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran, banyak karyawan yang dirumahkan, daya beli menurun dan angka kemiskinan yang meningkat. Kondisi ekonomi keluarga yang menurun drastis ini sangat mempengaruhi jiwa-jiwa para ayah yang tidak memiliki keimanan serta ketaqwaan yang cukup kuat sehingga menjadikan anak dan istri sebagai sasaran dan pelampiasan kemarahan karena hidup yang serba kekurangan.
Hal ini terjadi dikarenakan negara yang menerapkan aturan berupa system kapitalis demokrasi sehingga absen dari setiap urusan rakyat dinegeri ini. Sistem kapitalis berlepas tangan atas segala pemenuhan kebutuhan rakyat dan membiarkan para orang ayah berfikir dan bekerja sendiri untuk memenuhi semua kebutuhan hidup keluarga mereka. Maka wajar jika para ayah begitu stress memikirkan memenuhi semua kebutuhan apalagi semua serba mahal. Sehingga dampaknya memicu kekerasan baik terhadap istri dan anak-anak sekaligus juga menjadi korban. Maka jelas ini bukan hanya persoalan individual, namun peersoalan sistemik. Oleh karena itu membutuhkan solusi sistemik pula.
Berbeda dengan kapitalis, Islam punya solusi ampuh untuk mengatasi permasalahan ini. Dalam Islam negara memiliki tanggung jawab sebagai pengayom, pelindung dan benteng bagi keselamatan seluruh rakyatnya. Keselamatan rakyat menjadi tanggung jawab negara untuk menjaminnya. Negara akan hadir sepenuhnya untuk melayani seluruh rakyatnya. Negara adalah benteng sesungguhnya yang melindungi warganya dari kejahatan. Mekanisme perlindungan dilakukan secara sistemik, melalui penerapan berbagai aturan, diantaranya penerapan sistem ekonomi Islam. Beberapa kasus kekerasan anak terjadi karena fungsi ayah dan ibu sebagai pendidik dan penjaga anak kurang berjalan. Ayah susah untuk mendapatkan pekerjaan karena minimnya lapangan kerja yang disediakan negara. Kaluapun ada pekerjaan hanya diperuntukkan bagin kaum perempuan yang mau dibayar dengan upah yang murah. Akhirnya karena tekanan ekonomi dan ayah tidak bekerja memaksa ibu untuk meninggalkan anak-anaknya. Ada juga anak yang menjadi anak jalanan untuk menghidupi dirinya sendiri. Terpenuhinya kebutuhan mendasar merupakan masalah asasi manusia, karenanya Islam mewajibkan Negara menyediakan lapangan kerja yang cukup dan layak agar para kepala keluarga dapat bekerja dan menafkahi keluarganya. Sehingga tidak ada anak yang terlantar dan ibu fokus untuk menjaga, merawat dan mendidik anak-anaknya karena tidak dibebani mencari nafkah.
Kemudian penerapan sistem pendidikan Islam. Negara wajib menerapkan kurikulum berdasarkan akidah Islam yang akan melahirkan individu-individu yang bertakwa. Individu yang mampu melaksanakan perintah Allah dan terjaga dari segala kemaksiatan apapun yang dilarang Allah. Salah satu hasil dari pendidikan ini adalah kesiapan orang tua untuk menjalankan salah satu amanahnya untuk menjaga dan mendidik anak-anaknya.
Saat ini negara abai terhadap kewajibannya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi seluruh rakyatnya. Semestinya negara bertanggung jawab menghilangkan penyebab utamanya yaitu mengganti sistem kapitalis dengan system Islam. Masyarakat harus menuntut kepada negara untuk menerapkan sistem Islam secara kaffah dalam naungan Khilafah. Ketika Khilafah tegak maka Islam akan menjadi rahmat untuk semesta alam, para istri dan anak-anak pun akan tumbuh dan berkembang secara aman. Jauh dari tindak kekerasan. Mereka hidup dengan nyaman serta jauh dari bahaya yang mengancam. Karena hanya dengan Islam kekerasan terhadap anak dapat terselesaikan dan fungsi Qawwamah ayah dapat diwujudkan. Wallahu`alam bisshawab
Oleh: Fitriani, S.Hi.Guru
Aktivis Dakwah
0 Comments