Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Berdendang Bergoyang, Bagaimana Islam mengarahkan Potensi Pemuda


TintaSiyasi.com -- Pada tanggal 29 Oktober 2022 di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Indonesia dihebohkan dengan pembubaran konser Berdendang Bergoyang yang jumlahnya di luar kapasitas, bahkan mencapai 2 kali lipat. Selain karena over kapasitas, konser tersebut dibubarkan karena ada dugaan adanya minuman keras (Miras). Karena over kapasitas dari yang seharusnya, banyak penonton yang pingsan karena kekurangan oksigen ditambah lagi tenda kesehatan juga kurang (TvOneNews, 30/10/2022).

Anehnya pembubaran acara Berdendang Bergoyang dilakukan hari kedua setelah terjadi over kapasitas yang menimbulkan bahaya bagi penonton. Pada hari kedua penonton makin banyak hingga terjadi desak-desakan yang mengakibatkan penonton yang jatuh pingsan. “Sampai (Sabtu) pukul 20.00 WIB, jumlah penonton sudah lebih dari 21.000. kami cek memang sangat penuh kondisi di Istora Senayan, dengan Lay Out panggung dan sebagainya,” ungkap komarudin (Kompas.com, 30/10/2022).

Harga yang mahal tidak menyurutkan masyarakat untuk membeli tiket tersebut. Harga yang paling murah untuk hari pertama saja mencapai Rp. 275.000 dan pada hari ketiga mencapai Rp 790.000. Harga tiket yang mahal dan jumlah peserta yang over kapasitas menggambarkan bagaimana rakyat yang mayoritas pemuda ini sangat membutuhkan hiburan, walaupun mereka harus berdesakan dan mengorbankan beberapa hal lainnya.


Pembajakan Peran Pemuda 

Pemuda, masyarakat Indonesia saat ini didominasi dengan pemuda. Sejak tahun 2012 hingga nanti tahun 2035 Indonesia diperkirakan akan memasuki masa bonus demografi dengan periode puncak antara tahun 2020-2030. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah penduduk usia produktif mencapai 2 kali lipat dari jumlah penduduk usia anak dan lanjut usia. Jumlah yang sangat banyak ini cukup menggiurkan bagi kapitalis.

Para pemuda saat ini seperti haus akan hiburan, haus akan kesenangan dan akhirnya ia luapkan dengan cara yang tidak tepat, dengan datang ke tempat hiburan, konser, pesta dan lain sebagainya. Pemuda saat ini cepat penat karena tuntutan hidup yang memaksa mereka harus kerja keras tanpa kerja cerdas. Karena penat inilah menjadi dasar mereka mencari obat berupa kesenangan semu. 

Dengan sederet fakta kesenangan, kepenatan yang dirasakan pemuda, mereka tidak sadar bahwa potensinya telah dibajak dan dimanfaatkan oleh para kapitalis. Pemuda saat ini dijadikan pasar bagi produk-produk, demi menyokong pondasi ekonomi kapitalisme-liberalisme yang sebentar lagi akan runtuh. Tak hanya dijadikan pasar bagi produk-produknya, ternyata pemuda saat ini didesain acuh terhadap permasalahan yang ada (individualis), anti terhadap penerapan Islam dan juga anti terhadap politik.


Pemuda dan Islam

Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia (Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno).

Quotes di atas tidak berlebihan, memang begitu adanya. Pemuda di segala zaman menjadi gambaran sebuah peradaban akan maju atau mundur. Karena pemuda-oemuda saat inilah yang kelak akan memimpin negaranya. Terbayang sudah, jika pemudanya saat ini hanya menjadi sapi perah para kapitalisme liberalisme dan menjadi pemuja kesenangan belaka, maka apa yang akan terjadi pada suatu peradaban kelak.

Tidak sepenuhnya sikap pemuda saat ini salah, karena mereka hanya menjadi korban dari kapitalisme liberalisme. Mereka tidak sadar bahwa potensi-potensi unggul telah dibajak. Dari potensi daya nalar, daya pikir, fisik dan masih banyak lagi yang dimanfaatkan kapitalis.

Islam paham akan potensi pemuda, bahkan dalam surat Ar-Rum ayat 54, Allah SWT berfirman, 

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفاً وَشَيْبَةً يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ 

Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa."

Pemuda adalah miniatur suatu peradaban, maka sebelum memimpin maka diperlukan ia untuk belajar.

 الشافعي رضي الله عنه: تفقه قبل أن ترأس فإذا رأست فلا سبيل إلى التفقه. 

Al-Syafi’i rh berkata, “Belajarlah sebelum kamu memimpin, apabila kamu telah memimpin maka tidak ada jalan untuk belajar.”

Menurut Dr. Khalid Ahmad Syantut dalam bukunya Tarbiyah al-Syabab al-Muslim lil Aba' wa al-Du'at menyebutkan alasan mengapa kita harus menaruh perhatian pada pemuda. Setidaknya karena enam hal:

Pertama. الشباب أقرب إلى الفطرة
Pemuda lebih dekat kepada fitrah (Islam).
Kedua. الشباب يمثل أغلبية الأمة
Pemuda adalah miniatur mayoritas umat.
Ketiga. الشباب هم رجال الغد ، وأمهات الجيل القادم
Pemuda adalah kesatria di hari esok, dan ibu generasi masa depan.
Keempat. الشباب درع الأمة الذي يدفع عنها العداء
Pemuda adalah perisai umat yang melindungi dari musuh.
Kelima. مرحلة الشباب تجمع الحيوية مع الوعي
Fase pemuda adalah fase menghimpun potensi (energi) dengan kesadaran.
Keenam. لأن فترة الشباب هي فترة النتماء
Karena periode pemuda adalah periode pertumbuhan.

Secara bahasa, syabab memiliki makna yang menarik, di antaranya:
Pertama. Kekuatan (القوة).
Kedua. Hal yang baru (الحداثة).
Ketiga. Sosok Muda (الفتوة). Dan lain-lain.

Mentadabburi QS. al-Adiyat ayat 1-6, pemuda harus menjadi kekuatan yang enerjik, berwibawa, berani, menerjang, melawan, namun tetap taat. Tidak seperti sebagian manusia yang ingkar pada Rabbnya. 

Dengan memahami potensi yang dimiliki pemuda, maka perlunya kita men-tarbiyah (mendidik) dengan didikan Islam sehingga ia tidak akan dibajak oleh kepentingan kapitalisme. Didikan harus bersinergi antara individu, masyarakat, dan negara. 

Individu harus menyadari betul bahwa ia adalah makhluk ciptaan Allah SWT, sehingga visi-misi hidup di dunia hanya untuk beribadah. Bukan untuk yang lain. Termasuk dalam mendalami ilmu dunia dia niatkan untuk ibadah dan memudahkan orang lain untuk ibadah. Maka jika ketauhidan sudah menghujam didalam dada, ia akan mengerahkan segala kemampuan keilmuannya untuk ibadah semata. 

Masyarakat yang senantiasa menghidupkan amal makruf nahi mungkar di tengah-tengah mereka. Amal makruf nahi mungkar ini didasarkan atas kecintaan mereka terhadap sesama semata-mata karena Allah SWT. semata, mereka akan mencari cara terbaik untuk bisa nasihatnya diambil oleh orang lain.

Negara, di sini menjadi poin yang paling penting dalam menjaga individu, masyarakat yang bertakwa. Karena dengan aturan yang diterapkan rakyat akan dimudahkan untuk beribadah kepada Allah. Negara akan memfasilitasi pemuda-pemuda untuk mengeksplorasi bakat, potensi yang dimiliki, sehingga potensi tadi tidak akan hilang atau tidak akan dimanfaatkan oleh orang lain dengan seenaknya.

Sungguh indah jika ketiga komponen tersebut berjalan bersinergi sesuai yang syariat Islam ajarkan. Semoga kita mempu menjadi umat Rasulullah Saw. yang menjalankan semua ajarannya, tetap happy dengan potensi yang miliki atas dasar ibadah kepada Allah SWT.  


Wallâhu a’lam bishshawâb. []


Oleh: Nur Oktavia Dwijaya
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments