TintaSiyasi.com -- Harga ayam broiler di pasar kini menyentuh angka Rp15.000 per kilogram, ini jauh dibanding harga pokok produksinya yang melebihi Rp20.000 per kilogram. Dengan harga jual yang rendah ini, membuat para perternak menjadi rugi. Hal ini diungkap oleh, ketua KPUN Alvino Antonio, yang mengatakan saat ini kondisi para peternak mandiri atau peternak rakyat memang sedang sulit.
Menurut perhitungan mereka, harga bibit ayam dalam memproduksi satu ekor anak ayam saja, biayanya sekitar Rp5.500. Namun, di sisi lain bagi perusahaan-perusahaan integrator, mereka menjual bibit ayam ke peternak mandiri mencapai harga Rp6.000-Rp7.000. Untuk pakan, mereka (integrator) mengambil untung minimal 13%.
Dalam kapitalisme, adanya perusahaan-perusahaan integrator yang besar dan berkembang, memonopoli, menguasai harga pasaran memang tidak mengapa. Bagi mereka dalam pasar persaingan bebas berlaku hukum akumulasi kapital (the law of capital accumulations), yaitu perusahaan besar akan “memakan” perusahaan kecil.
Jika pesaing mereka hanya perusahaan kecil, maka mudah bagi mereka untuk menyingkirkannya dengan cara menurunkan harga jualnya. Ini jelas ada pihak yang merasa dirugikan, disisi lain mendapat keuntungan.
Dalam Islam praktik monopoli haram hukumnya. Ini karena di dalamnya ada sebentuk mudharat bagi kepentingan kelompok tertentu. Sedangkan dalam prinsip dasar syariah Islam, yaitu menghilangkan kemudharatan atau kesusahan itu, yang kalau dalam bahasan kaidah fikih itu disebut: kemudharatan itu wajib di hilangkan.
Kapitalisme suatu paham yang hanya mengedepankan akal, yang akan menimbulkan kontradiksi diberbagai pihak. dengan asas memperoleh keuntungan sebesar-besarnya, hingga tidak mempedulikan pihak yang merasa dirugikan.
Sedangkan Islam, sumbernya adalah wahyu, asasnya adalah halal haram. Islam mampu mengatur masalah kemaslahatan umat, termasuk dalam bidang ekonomi. Dengan tujuan untuk menghadirkan maslahat pada kalangan umat manusia. Mempunyai prinsip-prinsip tidak mengabaikan lingkungan, kehormatan, kehalalan, hingga masa depan yang gemilang. Tunggu apalagi, hanya Islam sebagai solusi. []
Oleh: Mariyam Sundari
Muslimah Perindu Surga
0 Comments