Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pengelolaan SDA ala Kapitalisme, Untungkah?


TintaSiyasi.com -- "Tanah surga" katanya, begitulah ungkapan untuk negeri Indonesia. Sumber daya alam Indonesia yang melimpah bisa untuk menjamin kesejahteraan rakyatnya. Tapi apa daya, malah hanya sebuah khayalan semata. Banyak sumber daya alam (SDA) yang dikelola oleh pihak asing, dengan keuntungan yang katanya menjanjikan, nyatanya bertolak belakang, hanya sebuah ilusi belaka. Padahal pengelolaan SDA oleh pihak Asing hanya akan merugikan rakyat Indonesia sendiri.

Seperti halnya yang disampaikan oleh Chairman of the Board and CEO Freeport McMoRan, Richard C., PT Freeport Indonesia yang akan menambah investasinya di Indonesia mencapai USD 18,6 miliar atau setara dengan Rp 282,32 triliun dengan kurs Rp 15.179 hingga tahun 2041 mendatang. Nilai investasi tersebut terbagi menjadi USD 15,6 miliar untuk penanaman modal dan sebesar USD 3 miliar akan digunakan untuk membangun smelter di Gresik, Jawa Timur. “Kita berencana menggelontarkan tambahan hampir USD 20 miliar dan USD 3 miliar untuk membangun smelter di Gresik. Itu membutuhkan modal yang sangat besar tapi manfaat ekonominya sangat terasa.” Kata Richard. Richard juga menegaskan, bahwa proyek Freeport di Indoneia ini tak hanya menguntungkan pihak perusahaan saja. Dia mencatat ada banyak manfaat yang bisa diambil untuk kas negara. Penerimaan negara tersebut didapatkan dari pajak, royalti, dividen, hingga biaya dan pembayaran lainnya. (dikutip dari laman kumparan.com, 6 Oktober 2022)

Padahal, yang diberikan oleh freeport, sebesar apapun akan tetap rugi untuk rakyat Indonesia apabila sumber daya alam tersebut dikuasai oleh pihak asing. Dengan dikelolanya sumber daya alam menggunakan aturan kapitalis tidak akan bisa membawa kesejahteraan. Karena didalam aturan kapitalis, hukum tumpul ke atas dan tajam ke bawah. Para penguasa dengan zalimnya memperlakukan rakyat diatas kepentingannya, padahal sumber daya alam di dalam negeri adalah milik rakyat dan harus digunakan untuk kesejahteraan rakyat, bukan untuk kepentingan segelintir orang termasuk para penguasa dan pihak asing.

Dalam Islam terdapat tiga unsur kepemilikan, yaitu kepemilikan individu, kepemilikan umum, kepemilikan negara. Rasulullah Saw. telah menjelaskan akan ketentuan benda-benda yang termasuk ke dalam kepemilikan umum. Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda  “Ada tiga hal yang tidak akan pernah dilarang untuk dimiliki siapa pun yaitu air, padang dan api “. (HR.Ibnu Majah)

Barang tambang yang tidak terbatas dan tidak mungkin dihabiskan, termasuk milik umum dan tidak boleh dimiliki secara pribadi. Negarapun harus bisa menjamin kebutuhan rakyatnya. Melakukan kajian mendalam tentang potensi kekayaan alam. Dan baru bisa melakukan ekspor jika kebutuhan rakyatnya sudah terpenuhi. Negara harus membuka pusat riset, pelatihan dan laboratorium untuk mengajarkan sains industrial enginering, seperti industri pertambangan, pengolahan. Hal ini digunakan untuk menopang industri pertahanan dan keamanan negara.

Distribusi hasil pengelolaan kekayaan alam yang terstruktur yaitu pendataan akurat dan pengawasan terpusat di tangan khalifah. Serta terukur yaitu rakyat harus merasakan secara adil dan merata hasil pengelolaan kekayaan alam. Sumber daya alam merupakan faktor terpenting bagi kehidupan yang saat ini dikuasai oleh kapitalis dan korporasi-korporasi lainnya.

Sebagai umat muslim yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, wajib terikat dengan aturan syariah Islam secara keseluruhan tentang perkara kehidupan, termasuk pengelolaan Sumber Daya Alam. Selama pengelolaan Sumber Daya Alam dikuasai oleh aturan sekuleris kapitalis, tidak dengan aturan syariah islam, maka tidak akan membawa manfaat bagi rakyatnya. Terbukti hari ini, dengan berlimpahnya Sumber Daya Alam di Indonesia tetapi tidak diterapkannya aturan Islam untuk mengelolanya maka banyak rakyat yang menderita dan tidak sejahtera. Yang ada hanyalah penguasa atau pihak asing yang akan menikmatinya. Dengan menerapkan sistem Islam secara Kaffah, Indonesia bisa menjadi negara yang merdeka secara hakiki dan rakyatpun sejahtera.

Wallahu a’lam bishshawab

Oleh : Isti Istikhomah
Aktivis Muslimah

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments