Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Konflik Israel-Palestina Tak Kunjung Usai, Potret Kaum Muslim Tanpa Perisai


TintaSiyasi.com -- Konflik yang terjadi antara kaum Muslim dengan Israel laknatullah alaih tak kunjung selesai, malahan makin runyam. Dilansir dari kompas.com, penyerangan Masjid Al Aqsa, Palestina, sampai saat ini masih berlangsung. Aksi tersebut dilaporkan mendapat perlindungan dari otoritas Israel. Bahkan, izin untuk menyerbu masjid Al Aqsa disebut merupakan hasil dari rapat keamanan yang dipimpin Perdana Menteri Israel, Yair Lapid. Larangan untuk menyerbu masjid tidak ada dalam agenda pertemuan. Mereka datang dari sisi Gerbang Al Magharibah. 

“Tentu ini sangat merendahkan kedaulatan Masjid Al Aqsa, bangsa Palestina dan umat Muslim di seluruh dunia di mana kiblat pertama umat Islam dinistakan secara sistematis oleh otoritas penjajah. Kita menuntut negara-negara dunia Islam untuk bersuara atas propaganda yang sangat provokatif ini," tutur Suripto dikutip dari siaran pers KNRP, Senin (26/9/2022).

Ketua KNRP, Suripto, menjelaskan berdasarkan laporan dari Departemen Wakaf Islam di Yerusalem, kelompok pemukim Israel berturut-turut menyerbu Masjid Al Aqsa. Suripto menyebut penistaan terhadap masjid suci Al Aqsa sudah berlangsung puluhan tahun. Kejadian tersebut masih terus berlangsung dan lembaga dunia seperti PBB hanya bisa mengutuk tanpa bertindak.

“Terkait sejarah, bagaimana keberadaan Israel di negeri Palestina didukung kuat kekuatan dunia pada Perang Dunia pertama yaitu Inggris dan sekutunya. Dan kedua, hari ini umat Islam terpecah menjadi beberapa negara bagian seperti Syam yang terpecah menjadi Yordania, Lebanon, Suriah, dan Palestina sendiri," ujarnya.

Hal yang sama juga terjadi pada Irak, Kuwait, dan Mesir yang tidak memiliki kekuatan politik untuk menekan Israel. “Solusinya adalah umat Islam harus bersatu, dalam konteks lobi-lobi politik tingkat internasional untuk menekan dunia Barat agar mendukung Palestina,” tuturnya (Republika.co.id, 26 September 2022).

Persoalan mendasar yang terjadi ialah adanya pendudukan Israel atas Palestina yang hingga kini terus berlangsung. Terlebih lagi pendudukan Israel atas Palestina didukung penuh oleh dunia internasional. Inilah yang terjadi ketika kaum Muslim di seluruh dunia tidak memiliki junnah (read : perisai). Kaum Muslim hanya bagaikan buih di lautan yang sedang terombang-ambing tanpa adanya pemimpin. Setiap pemimpin Muslim di seluruh dunia mestinya menyadari penyelesaian problem Palestina adalah tanggung jawabnya, bukan hanya menyokong dan bergantung pada PBB. Mengapa? Karena justru sosok di belakang PBB inilah yang selalu menjadi garda terdepan dalam membela pendudukan Israel atas tanah Palestina. 

Kewajiban kaum Muslim tidak berhenti pada sekadar membantu mereka untuk bisa memenuhi seluruh kebutuhannya saja. Kaum Muslim di Palestina bukan hanya membutuhkan bantuan berupa uang, makanan, dan obat-obatan, apalagi hanya sekadar kecaman. Lebih dari itu, kaum Muslim di Palestina membutuhkan seorang pemimpin yang mampu mengerahkan pasukan militan tangguh yang mampu untuk membebaskan mereka seperti yang telah dilakukan oleh Shalahuddin Al-Ayyubi. Tentu saja, pejuang-pejuang tersebut datang dari luar Palestina. Dengan adanya tentara-tentara yang dikerahkan, maka dengan itu juga tanah yang sejatinya milik kaum Muslim terbebaskan dari Israel. Bukan hanya sekadar membebaskan tetapi juga memberikan keamanan dan kesejahteraan. 

Di sinilah letak urgensi penegakan hukum Islam, karena hanya dengan penerapan hukum-hukum Islam dalam bingkai khilafah, tentara-tentara kaum Muslim dapat dikerahkan untuk membebaskan Al Aqsa. Tanpa khilafah, seperti hanya harapan yang tak kunjung terealisasikan, hanya impian utopis. Maka mustahil adanya untuk membebaskan tanah Al-Aqsa yang mulia kecuali dengan menegakkan kembali Khilafah Islam. 

Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Alimatul Mufida
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments