TintaSiyasi.com -- Dikutip dari Kemkes.go.id (17 Oktober 2022), kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak usia 6 bulan sampai 18 tahun sungguh memprihatinkan. Hingga 18 Oktober 2022, jumlah kasus gagal ginjal akut yang dilaporkan sebanyak 206 dari 20 provinsi. Angka kematian sebanyak 99 anak dengan angka kematian pasien yang dirawat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo mencapai 65%.
Kemenkes bersama BPOM, ahli epidemiologi, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), farmakolog, dan Pusat Laboratorium Forensik (PUSLATFOR) Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) tengah melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab pasti dan faktor resiko yang menyebabkan gangguan gagal ginjal akut. Kemenkes juga meminta seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk cair/sirup kepada masyarakat sampai hasil penelusuran dan penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dan BPOM mengumumkan hasil terbaru.
Kasus yang sama juga terjadi di Gambia. Hingga hari ini, ada 70 anak yang meninggal dunia akibat gagal ginjal akut. Dikutip dari Reuters, lonjakan kasus gagal ginjal akut yang menjadi penyebab meninggalnya puluhan anak di Gambia dalam beberapa bulan terakhir kemungkinan terkait dengan sirup parasetamol.
Saat ini, Kementerian Kesehatan Gambia telah bekerja sama dengan WHO dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat. WHO mengatakan bahwa sirup obat batuk dan pilek yang terkontaminasi dan menjadi penyebab cedera ginjal pada anak di Gambia merupakan produksi dari Maiden Pharmaceuticals Ltd, di New Delhi, India. Salah satu pabrik Maiden Pharmaceuticals Ltd di India ini pun sudah ditutup.
Persoalan kesehatan anak bukan hal baru di negeri ini, stunting dan kurang gizi hingga hari ini belum mendapatkan solusi tuntas. Kematian anak yang tinggi melalui fenomena gagal ginjal akut seharusnya menyadarkan penguasa dan masyarakat bahwa ada kesalahan dalam tata kelola kesehatan di negeri ini. Sebab kesehatan sangat erat hubungannya dengan lingkungan yang bersih, makanan yang bergizi, edukasi tentang pola hidup yang sehat, hingga perlindungan ketat oleh negara dari penyakit menular.
Dalam penanganan kasus gagal ginjal akut ini dirasakan sangat lamban, kapitalisme hanya berputar pada persoalan uang, bisnis, dan keuntungan, sementara setiap tahun subsidi kesehatan terus dikurangi. Negara hadir di tengah-tengah umat bukan sebagai pengurus urusan rakyat, tetapi regulator yang memuluskan bisnis para korporasi termasuk dalam bidang kesehatan.
Berbeda dengan sistem Islam, anak bukan sekadar aset masa depan tetapi mereka adalah bagian dari masyarakat yang wajib dipenuhi kebutuhannya, dengan pemahaman itu negara berusaha sekuat tenaga melakukan upaya melalui penyediaan fasilitas kesehatan yang memadai (gratis), pemenuhan gizi yang tercukupi (kaya atau miskin), hingga pemberian pendidikan yang merata di kota maupun desa.
Dalam sistem Islam semua bentuk pelayanan yang dilakukan negara kepada masyarakat bukan untuk mencari keuntungan tetapi semata-mata untuk mengurusi kebutuhan seluruh masyarakat, hal ini dilakukan atas dasar keimanan dan tanggung jawab karena akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah. Rasulullah SAW bersabda: “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya” (HR Bukhari).
Atas dasar ini, seorang khalifah diwajibkan menerapkan syariat secara menyeluruh atau kaffah, termasuk dalam bidang kesehatan, sebab salah satu fungsi syariat adalah “hifdzun nafs” atau menjaga jiwa manusia, jika terjadi wabah atau penyakit menular atau fenomena kematian yang misterius maka khalifah (pemimpin) akan segera bertindak, masyarakat tidak akan dibiarkan menghadapi sendiri penyakit tersebut hingga mendapatkan efek yang lebih buruk.
Negara akan segera melakukan riset tentang standar pengobatan, instrumen, dan obat-obat terbaik bagi kesembuhan dan keselamatan rakyatnya, setelah ditemukan negara akan memproduksi dan memberikan secara gratis kepada mereka tanpa memungut biaya sepeser pun, inilah sistem terbaik yang menjamin terpeliharanya jiwa manusia dan terjaminya seluruh kebutuhan masyarakat.
Wallahu a'lam bishshawab. []
Oleh: Eros Rosnani
Ibu Rumah Tangga
0 Comments