TintaSiyasi.com -- Angka kasus gagal ginjal pada anak sejak bulan Agustus hingga saat ini tercatat mengalami peningkatan yang signifikan. Dari Kemetrian Kesehatan RI menyatakan per 25 Oktober 2022 telah terkonfirmasi ada sebanyak 255 kasus gagal ginjal akut pada anak dengan 143 anak meninggal. Meski demikian, Kemenkes belum menetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
M Syahril, selaku juru bicara Kemenkes mengatakan status KLB dapat ditetapkan jika berkaitan dengan penyakit menular. "Istilah KLB di dalam Undang-Undang Wabah, kemudian juga Permenkes hanya digunakan untuk infeksi penyakit menular," ujarnya melalui siaran pers pada Selasa, 25 Oktober 2022 lalu.
Sedangkan Muhadjir Effendy dari Menko PMK (Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan), meminta Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, untuk mengusut kasus penyakit gagal ginjal akut. Hal itu untuk memastikan ada tidaknya tindak pidana terkait kasus tersebut.
Muhadjir menilai, pengusutan ini berdasarkan data sementara adanya bahan baku impor. Sehingga, perlu diusut tuntas terkait data tersebut "Ini harus kita lakukan karena berdasarkan data awal, ini adalah bahan baku impor dari sebuah negara yang sekarang negaranya justru tidak kena. Tetapi kenapa justru negara yang mengimpor kok kena," tuturnya.
Kemenkes meminta untuk meningkatkan kewaspadaan seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk cair/sirup kepada masyarakat sampai hasil penelusuran dan penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) ini tuntas.
Gagal ginjal yang dialami oleh anak yang berusia 1 hingga 5 tahun di negeri ini ada beberapa faktor. Salah satunya terdapat pada penggunaan obat sirup dikonsumsi oleh anak yang mengandung senyawa kimia kandungan polietelin glikol, serta lingkungan tidak bersih dan daya tahan tubuh anak yang rentan. Persoalan Kesehatan anak tidak hanya terjadi pada saat ini, sebelum gagal ginjal ini belum selesai juga dengan adanya stunting, kurang gizi yang belum diselesaikan dengan tuntas.
Butuh Perhatian Serius
Dalam hal ini seharusnya membutuhkan perhatian khusus, karena menyangkut hal nyawa seseorang. “Anak-anak terancam keselamatan jiwanya, padahal keselamatan jiwa adalah satu hal yang sangat penting. Bahkan salah satu maqashid asy-syari’ah (tujuan syariah) adalah hifzh an-nafs, yakni menjaga jiwa,” kata pengamat masalah perempuan, keluarga, dan generasi dr. Arum Harjanti.
Seharusnya dengan adanya persoalan kesehatan ini menyadarkan pemerintah mengenai kepedulian yang lebih terhadap rakyatnya terutama pada anak – anak. Anak menjadi aset negara, masa depan kemajuan sebuah negara. Yang harus dibentuk dari lingkungan yang bersih, makanan yang bergizi.
Gagal ginjal akut ini begitu lamban dalam penangannya, terutama pada kapitalisme yang tidak lekas menyelesaikan akar permasalahan. Sistem pemerintah yang salah maka akan berimbas pada penyelesaiannya. Kapitalisme hanya berpusat pada keuntungan dan bisnis. Dengan kebijakan kapitalisme yang digunakan maka tidak akan pernah terselesaikan permasalahan sampai ke akar dengan baik.
Ketika yang digunakan adalah Islam, solusi yang akan diberikan ialah melakukan riset dan akan mencukupi kebutuhan anak dengan baik karena bukan hanya menjadi aset negara melainkan sebagai penerus peradaban. Dalam kebutuhan anak maka negara akan menyediakan makanan yang bergizi, Kesehatan yang memadai untuk yang kaya atau miskin serta Pendidikan yang mensupport mereka sebagai wadah untuk pengetahuan anak dari segala penjuru.
Untuk mencukupi kebutuhan rakyat dari Islam mendapatkan kekayaan yang didapat dari negara ialah dari Baitul Mal, dari jiz’ah, ghanimah, harta tak bertuan dan pengelolaan SDA sebuah negara. Sebuah negara memang sudah berkewajiban dalam mencukupi kebutuhan rakyatnya, bukan dikarenakan mencari keuntungan melainkan karena memang sudah kewajiban dan dilakukan karena keimanan kepada Allah SWT. []
Oleh: Ernani N.J.
Sahabat TintaSiyasi
0 Comments