Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ilusi Kesejahteraan Saat Asing Masih Menguasai SDA


TintaSiyasi.com -- PT Freeport Indonesia akan menambah investasinya di Indonesia mencapai USD 18,6 miliar atau setara Rp 282,32 triliun (kurs Rp 15.179) hingga tahun 2041 nanti. Hal ini disampaikan oleh Chairman of the Board and CEO Freeport McMoRan, Richard C. Adkerson ketika memberikan orasi ilmiah di Institut Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Selasa (4/10) (kumparanbisnis, 06/10/2022).

Seperti diketahui, total penanaman modal PTFI sepanjang 1973 hingga 2020 mencapai US$18 miliar atau setara dengan Rp274,6 triliun. Besaran investasi itu kembali dialokasikan untuk rencana kerja dua dekade berikutnya. Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi Widodo berpesan agar PTFI melakukan pengelolaan perusahaan dan operasional dengan baik karena efek ekonominya yang sangat besar (Bisnis.com, 04/10/2022).

Adkerson mengatakan, sejak 1992 hingga 2021 Indonesia mendapatkan untung sekitar US$ 23,1 miliar atau Rp 353,43 triliun. Untung ini diperoleh dari pajak, royalti, dividen, biaya dan pembayaran lain. Untuk investasi hingga 2041 estimasi untung yang diperoleh Indonesia mencapai US$ 80 miliar atau Rp 1.224 triliun. Dengan catatan harga tembaga berada di kisaran US$ 4 per pound dan harga emas US$ 1,800 per ounce. Diketahui PTFI juga menggelontorkan US$ 1,9 miliar selama 1992 -2021 untuk investasi sosial. Rinciannya adalah pendidikan 30%, budaya, olahraga, sosial 10%, hubungan pemangku kepentingan 18%, infrastruktur 11%, ekonomi 12%, kesehatan 20%, dan lainnya 1% (Jakarta, 04/10/2022).


Kapitalis Masih Berkuasa, Kesejahteraan Hanyalah Angan Semata

Pada kesempatan tersebut Freeport menjanjikan keuntungan yang makin besar untuk Indonesia melalui penambahan investasi. Dikatakan di mana sebagian investasi tersebut untuk investasi sosial. Padahal sejatinya sebesar apapun investasi yang diberikan Freeport, Indonesia tetap rugi besar, karena harta miliknya dikuasai asing. Indonesia tak mempunyai banyak kesempatan mengelola SDA sebab dengan berbagai alasan. Pengelolaan SDA oleh asing, hanya akan menguatkan penjajahan ekonomi, dan jelas membuat rakyat makin menderita. Namun sayangnya, meskipun diikuti dengan berbagai investasi sosial tidak diikuti dengan berkembangnya ekonomi masyarakat dan sumber daya manusia di wilayah tersebut. Masyarakat pedalaman masih dalam keterbelakangan, mutu pendidikan jauh di bawah standar dan tingkat kemiskinan yang tinggi.

Dan lagi-lagi kapitalisme telah meniscayakan para korporat untuk mengeruk keuntungan sebesar mungkin. Mereka tidak akan peduli dengan dampak yang timbul bagi warga pribumi dan lingkungan sekitar. Bahkan sampai saat ini masih bisa kita lihat begitu banyaknya kekayaan papua yang mereka geruk dari bumi cendrawasih yang indah itu. Pulau yang dulunya berupa gundukan emas, namun semakin terkuras sebab kemaruknya kapitalis berkedok manusiawi yang mengiming-imingi kejayaan namun malah meninggalkan begitu banyak kesengsaraan. Sudah amat dirugikan, pun tak membuat pemerintah memberhentikan. Malah justru semakin gencar mengincar kekayaan. Kekayaan yang hanya bisa di nikmati segenlintir orang. Rakyat Papua akan selalu menelan pil pahit ketika tempat untuk melestarikan hidup justru diambil alih oleh para korporat atas legalisasi dari negara.


Solusi Islam dalam Pengelolaan SDA

Hanya dalam sistem ekonomi Islam, pengelolaan SDA akan optimal dan maksimal dan membawa keuntungan untuk masyarakat. Dalam negara khilafah menjaga dan melindungi setiap jengkal tanah dan hak rakyat dari intervensi asing maupun aseng. Memberikan jaminan rakyat hak atas keadilan, kesejahteraan, pendidikan dan kesehatan serta pemerataan pembangunan dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Di mana selalu berulang-ulang dijelaskan bahwa SDA yang melimpah akan dikelola oleh negara dan dipergunakan semata-mata untuk kesejahteraan masyarakat. Tidak dibenarkan individu maupun kelompok untuk mengelola. Hal tersebut, karena menyangkut kepemilikan umum yang tidak boleh dimiliki oleh individu maupun kelompok. Haram hukumnya SDA dikuasai oleh individu maupun swasta. Yang kemudian di perkuat dengan sabda Rasulullah, “Kaum Muslim berserikat (sama-sama membutuhkan) dalam tiga perkara : padang, air dan api” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Kehidupan Islam harus diwujudkan kembali. Sebab, semua kepemilikan yang mencakup tanah, air, dan udara, tidak oleh diserahkan kepada asing maupun aseng. Caranya, yakni dengan senantiasa memperjuangan dakwah Islam bersama-sama untuk mewujudkan institusi negara Islam, sebagaimana yang pernah didirikan oleh Rasulullah dahulu di Madinah, yang akan menerapkan aturan Allah secara total di seluruh aspek kehidupan. Sehingga tidak akan ada lagi permasalahan umat tentang kesengsaraan. Setiap problem kehidupan Islam selalu memiliki jalan keluar.

Wallahu a’lam bishshawab. []


Oleh: Darwati (Gendista Qur'ani)
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments