Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Catatan Tentang Demonstrasi Hijab di Iran


TintaSiyasi.com -- Demonstrasi esar-besaran terjadi di Iran sejak 16 September 2022 memprotes aturan berpakaian dan wajib berhijab yang dilakukan pemerintah Iran pada perempuan. Pada demonstrasi tersebut para perempuan melepas dan membakar hijab mereka. Mereka secara terang-terangan memotong rambut di depan umum. Mereka memprotes kebijakan yang mengatur tata cara kaum perempuan berpakaian dan bagaimana aturan pemaksaan hijab ini ditegakkan. 

Demonstrasi tersebut muncul dari kematian Mahsa Amini yang dianggap telah disiksa oleh polisi moralitas di dalam sel tahanan. Mahsa Amini sebelumnya ditangkap polisi moral karena disebut memakai jilbab secara tidak pantas [1]. Sebagian demonstrasi tersebut rusuh dan memakan korban jiwa. Laporan terakhir menyebutkan korban tewas dalam demonstrasi tersebut telah mencapai 108 orang [2]. Astaghfirullah

Dilansir dari BBC, kebijakan yang mengatur tata cara kaum perempuan berpakaian ini diterapkan sejak pasca pecahnya Revolusi Iran pada 1979 [3]. Justice for Iran, sebuah lembaga non-pemerintah, melaporkan bahwa pada tanggal 7 Maret 1979, kurang dari sebulan setelah revolusi, pemimpin Iran, Khomeini menetapkan aturan wajib hijab bagi semua wanita di tempat kerja mereka, dan menetapkan bahwa wanita tidak akan lagi diizinkan memasuki tempat kerja atau kantor pemerintah, yang ia sebut dengan “dalam keadaan telanjang” [4].

Penerapan aturan berpakain bagi perempuan ini apakah benar-benar dimotivasi dorongan penerapan hukum Islam? Sementara diketahi nahwa bentuk negara Iran adalah republik Islam kesatuan dengan satu dewan legislatif. Dan konstitusi 1979 Iran menerapkan sistem pemerintahan campuran, di mana eksekutif, parlemen, dan yudikatif diawasi oleh beberapa badan yang didominasi oleh ulama. Di kepala negara dan lembaga pengawasan adalah seorang ulama berpangkat yang dikenal sebagai rahbar, atau pemimpin yang tugas dan wewenangnya biasanya disamakan dengan kepala negara. [5] 

Apa yang dilakukan Rezim Iran terhadap Mahsa Amini bukanlah sesuatu yang dapat dibenarkan dalam islam, karena islam melarang segala bentuk penyiksaan. Begitu pula demonstrasi yang dilakukan para wanita Iran. Marah atas tindakan rezim Iran yang otoriter adalah hal yang wajar, namun menjadi sebuah pertanyaan mengapa para wanita melepas hijab untuk mengekspresikan kemarahan dan protes akan aturan yang diturunkan oleh Allah, Sang Maha Pengatur?
Kebijakan rezim Iran yang seolah-olah peduli pada aturan Islam pasca pecahnya Revolusi Iran tahun 1979 adalah sebuah kebohongan. Karena di sisi lain, terbukti bahwa Rezim Iran telah membantu Rezim Suriah membantai puluhan ribu muslim di Suriah. PBB mengungkap bahwa Iran menggelontorkan Rp79 Triliun bantu Rezim Suriah. [6]

MUI Suriah juga mengungkapkan bahwa Iran suplai senjata ke Rezim Bashar untuk perangi rakyat sipil [7]. Jika demikian faktanya, maka dapat disimpulkan bahwa pemaksaan hijab bagi perempuan di Iran tidak dilatarbelakangi   oleh menerapkan aturan Islam karena Allah SWT, karena Iran justru melakukan tindakan yang bertentangan dengan perintah Allah yaitu membantu Rezim negara lain dalam membantai kaum muslim. Na’udzubillahi min dzalik

Apa yang terjadi di Iran ini justru memunculkan pengarusan kebohongan bahwa hijab dan hukum sosial dalam islam menindas perempuan. Mereka berkata “Hijab is a symbol of this oppression”. Mereka selama bertahun-tahun dipaksa oleh Rezim sehingga tidak tahu harus  amemakainya karena pilihan mereka atau karena mereka terpaksa [8]. Sungguh apa yang terjadi di Iran ini akan menguatkan islamophobia di negeri-negeri kaum muslim khusunya dan di dunia pada umunya.

Dan yang lebih membahayakan lagi adalah adanya upaya penggambaran Iran sebagai model kehidupan islam di bawah pemerintahan islam. Padahal tidak sama sekali. Iran adalah Rezim teokrasi yang diperintah oleh ulama yang mereka sebut rahbar. Iran diperintah atas keinginan manusia yang tidak berdasarkan Al-Qur’an maupun As-Sunah. Sistem apapun yang diperintah oleh keinginan manusia pasti akan selalu berujung pada penindasan dan pengambilan hak rakyat. Sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an:

“… Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang zalim” (TQS. Al Maidah : 45)

“… Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang fasik.” (TQS. Al Maidah : 47)

“Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?”(TQS. Al Maidah : 50)

Rezim Iran adalah rezim otoriter, tidak ada bedanya dengan rezim-rezim otoriter di negara lain di seluruh dunia dalam perampasan hak-hak rakyat. Ini semua terjadi karena dunia sedang dipimpin oleh sistem sekuler-kapitalisme di mana manusia menjadi pemegang kekuasaan sekaligus kedaulatan. Dalam sistem ini manusia memiliki hak untuk mengatur dan membuat aturan sendiri tanpa peduli apakah kewajiban mereka penuhi dan hak rakyat tertunaikan.

Sejatinya apa yang dilakukan para demonstran Iran dengan keyakinan untuk masa depan lebih baik bagi perempuan adalah sebuah mimpi belaka. Negara sekuler kapitalis lain pun tidak ada bedanya dalam hal kediktatoran dan perampasan hak rakyat.

Masa depan cerah perempuan hanya bisa ditemukan di sistem islam yang kaffah bukan teokrasi ataupun sistem buatan manusia lain. Sistem islam kaffah akan menjaga agar rakyat senantiasa menjalankan aturan Allah dengan penuh kesadaran dan ketaatan.

Referensi :
[1] https://www.viva.co.id/berita/dunia/1526369-perjalanan-sejarah-hijab-di-iran-sebelum-dan-sesudah-revolusi?page=all
[2] https://international.sindonews.com/read/910671/43/korban-tewas-demonstrasi-di-iran-lebih-dari-108-orang-1665565843 
[3]  https://www.bbc.com/indonesia/majalah-47167017 
[4]   
https://justice4iran.org/wp-content/uploads/2014/03/Hejab-Report-JFI-English.pdf  
[5] https://www.britannica.com/place/Iran/Government-and-society 
[6] https://www.cnnindonesia.com/internasional/20150611094815-120-59275/pbb-iran-gelontorkan-rp79-triliun-bantu-rezim-assad 
[7] https://news.detik.com/berita/d-2930165/mui-suriah-iran-suplai-senjata-ke-rezim-bashar-untuk-perangi-rakyat 
[8] https://www.euronews.com/culture/2022/09/21/explained-why-is-the-hijab-significant-in-iranian-society

Oleh : Tyas Sayid
Alumnus Universitas Airlangga
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments