Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Mayoritas Publik Tolak Kenaikan Harga BBM


TintaSiyasi.com -- Hasil survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyebut mayoritas publik menolak kenaikan harga BBM. Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan mengatakan 58,7 persen masyarakat menyatakan sebaiknya BBM tidak dinaikkan, meskipun itu berpotensi menambah beban utang pemerintah (4/9).

Apapun dalih pemerintah menaikkan harga BBM layak ditolak. Mengingat kondisi ekonomi negeri sebelum kenaikan harga BBM saja sudah "mengerikan", harga kebutuhan pokok terus meroket, angka kemiskinan dan pengangguran tinggi dan sebagainya. Wajar mayoritas publik menolak kenaikan harga BBM yang jelas-jelas menjadi penyebab naiknya seluruh harga barang dan jasa.

Dalih pemerintah menaikkan harga BBM demi mengurangi beban utang negara sangat tidak rasional. Pasalnya harga minyak dunia mengalami penurunan. Yang pasti ada tujuan lain yang melatarbelakangi pemerintah nekat menaikkan harga BBM.

Di balik kenekatan pemerintah menaikkan harga BBM tak lain akibat liberalisasi migas yang membuka lebar pihak swasta dan asing dalam kepemilikan sumber daya alam, hingga pengelolaannya dan kebebasan menjual produk sesuai standar internasional. Keberpihakan pemerintah kepada swasta dan asing dalam hal ini sangat menyakiti rakyat.

Ibarat jatuh tertimpa tangga, kenaikan harga BBM menjadikan rakyat makin sekarat. Harga kebutuhan pokok yang terus merangkak naik, sedangkan pendapatan tak naik bahkan turun. Apalagi jika terjadi pemberhentian kerja besar-besaran efek perusahaan pailit. Makin membuat hidup semakin sempit yang berimbas pada tingginya kriminalitas.

Negara seharusnya bertanggung jawab penuh atas kondisi rakyat. Pengaturan sistem ekonomi kapitalisme liberal terbukti mengabaikan rakyat. Penguasa sistem kapitalis hanya berpihak kepada para kapitalis. Meraih keuntungan materi sebesar-besarnya demi kepentingan elit. 

Kepengurusan rakyat dalam sistem Islam sepenuhnya tanggung jawab negara. Negara wajib mengelola sumber daya alam sebagai harta kepemilikan umum dan digunakan sepenuhnya untuk kepentingan rakyat. Sehingga negara menjamin ketersediaan bahan bakar, pangan, papan, sandang, dan sebagainya. Negara bisa menjual bahan-bahan tersebut dengan harga terjangkau bahkan gratis kepada rakyat sebagai wujud tanggung jawab negara.

Sistem Islam yang berjaya berabad-abad telah terbukti mampu mensejahterakan rakyat. Konsep Islam dalam meriayah dan mensejahterakan rakyat layak dijadikan teladan dalam mengatur kehidupan negara baik saat ini hingga akhir zaman. Bukan menerapkan sistem kapitalis yang terbukti menzalimi rakyat. []


Oleh: Nanik Farida Priatmaja
Sahabat TintaSiyasi
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments