TintaSiyasi.com -- Pengaruh pemanasan global akhir-akhir ini di banyak negara belahan dunia yang mengalami cuaca ekstrem, telah menelan korban jiwa. Seperti negara China, India serta beberapa negara lain.
Adapun di Indonesia kita patut bersyukur, akibat pemanasan global tersebut belum sampai menelan korban jiwa. Namun, Indonesia sudah mulai diintai bencana kekeringan di sebagian daerah. Seperti, di Lombok, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan didaerah yang bergantung pada sumber air tanah atau sumur.
Dalam hal ini, tentu yang paling mengkhawatirkan masyarakat adalah apa yang harus dilakukan jika kekeringan melanda? Sementara seluruh makhluk hidup semuanya membutuhkan air, terlebih bagi manusia, ketergantungannya terhadap air bersih sangatlah tinggi. Mulai dari konsumsi sampai kebutuhan mandi, cuci, dan kakus (MCK).
Oleh karena itu, peran pemerintah daerah sebagai penanggung jawab daerah yang bersangkutan memiliki kewajiban penuh dan keseriusan dalam menanggapinya. Tanpa mengesampingkan peran masyarakat untuk berhemat dalam penggunaan air serta menjaga kelestarian lingkungan.
Dikutip dari beberapa sumber dari media seperti Tribunnews.com dan Bisnis.com, ada beberapa langkah yang sudah dilakukan pemerintah setempat dalam menanggulanginya, mulai dari proyek yang besar hingga yang kecil. Seperti membuat bendungan, penanaman kembali pohon di hutan gundul, membuat sumur bor, memberikan bantuan polytank penampung air dan dibuatnya kebijakan di beberapa daerah dari dinas terkait.
Kita patut mengapresiasi kebijakan pemerintah daerah tersebut, namun kita sebagai Muslim harus menyadari apa yang meynadi akar masalah yang menyebabkan kekeringan yang semata-mata bukan karena pemanasan global, namun lebih dari itu. Sehingga apapun yang dilakukan pemerintah tersebut di atas belumlah sepenuhnya bisa menyelesaikan masalah bencana kekeringan, namun hanya menyelesaikan penyebab kekeringan.
Seharusnya selain membuat beberapa upaya dan inovasi dalam menanggulangi kekeringan pemerintah juga harus melihat dari sisi agama, bukankah Allah SWT telah berfirman:
وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ اٰمِنَةً مُّطْمَىِٕنَّةً يَّأْتِيْهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِاَنْعُمِ اللّٰهِ فَاَذَاقَهَا اللّٰهُ لِبَاسَ الْجُوْعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوْا يَصْنَعُوْنَ
"Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tentram, rejeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduknya) mengingkari nikmat-nikmat Allah. Karena itu, Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan disebabkan apa yang mereka perbuat" (QS. An-Nahl: 112).
Dari ayat ini, pemerintah seharusnya bisa mengambil suatu pelajaran bahwasanya bencana kekeringan tak cukup hanya diobati dengan membuat beberapa hal di atas. Namun juga harus dihilangkan sebab penyakitnya yang mana secara umum penyebab bencana tersebut adalah merajalelanya berbagai maksiat, disepelekannya ilmu agama, dan ditinggalkannya hukum-hukum Allah dalam kehidupan.
Dan dalam bencana kekeringan ini salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan bimbingan agama yang serius kepada masyarakat agar bencana itu dapat dicegah. Dan inilah pentingnya pemimpin itu tidak hanya pandai dan ahli, namun harus memahami politik Islam. Sebab Islam adalah agama politik yaitu bagaimana Islam mengurusi urusan seluruh umat manusia.
Janganlah karena setoran pajak yang besar lalu diberikan izin bagi pelaku maksiat membuka tempat maksiat, salah satunya seperti wisata pantai dibeberapa daerah yang luar biasa mengumbar aurat atau usaha kecil yang berkedok UMKM yang terdaftar memiliki izin tapi usahanya adalah karaoke dan menjual minuman keras dan bahkan menyediakan wanita penghibur. Pemimpin dan masyarakat juga tidak boleh berbuat zalim karena salah satu penyebab bencana adalah kedzaliman sebagaimana dalam firman Allah:
وَمَا كُنَّا مُهْلِكِى الْقُرٰىٓ اِلَّا وَاَهْلُهَا ظٰلِمُوْنَ
"Dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan (penduduk) negeri, kecuali penduduknya melakukan kezaliman" (QS. Al-Qashas: 59).
Alangkah baiknya bila pemimpin sekarang ini mempelajari apa rahasia para khalifah dahulu di masa kajayaan Islam. Yang mana wilayah yang mereka pimpin selalu bercucuran rahmat Allah SWT sekalipun wilayah tersebut adalah gurun pasir yang sangat tandus dan seakan mustahil menemukan sumber air. Tapi nyatanya rakyatnya makmur sejahtera. Itu semua tak lepas dari keseriusan mereka menerapkan hukum-hukum Allah SWT di segala sisi dalam bernegara. Sebab syariat Allah SWT sangatlah sempurna jika diterapkan.
Allah tidak akan memberi cobaan kepada hambanya kecuali ada hikmahnya. Sebagaimana kisah Nabi Ismail bersama ibundanya mencari air dalam keadaan bersusah payah. Namun karena ketakwaannya kepada Allah SWT serta rasa sabar yang luar biasa, maka Allah SWT memberikan air zam-zam kepada mereka, yang sampai saat ini bisa dinikmati oleh seluruh umat manusia.
Jadi, kita harus bisa memahami dari setiap cobaan yang Allah SWT berikan karena, cobaan itu kadang kala untuk menguatkan keimanan. Wallahu a'lam bishshawab. []
Oleh: Susilawati
Aktivis Muslimah
0 Comments