Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Harga Telur Naik Dratis, Bikin Emak-Emak Makin Menangis


TintaSiyasi.com -- Diketahui sebelumnya, harga telur meroket tanpa aba-aba. Seperti yang terjadi di Pasar Bogor, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Kenaikan harga telur ayam sudah terjadi sejak sepekan terakhir. "(Sejak) tujuh hari yang lalu, belum lama banget baru seminggu. Sebelumnya Rp27.000, sekarang Rp31.000 perkgnya,” kata pedagang, Agung. (Radarbogor) 
Lonjakan harga telur ini dipicu oleh berbagai faktor, dari mulai diduganya supply dan demand yang tidak seimbang, hingga pemangkasan populasi ternak yang berimbas pada menurunnya produksi telur. Hal tersebut terjadi lantaran peternak ayam petelur mulai mengeluh terhadap kenaikan pakan ayam di pasaran.

Fenomena tersebut membuat para peternak pun pelan-pelan mengurangi jumlah ternaknya. Pasalnya, saat ini, harga pakan ayam sudah mencapai Rp 350 ribu perkwintal. Hal itu dialami peternak ayam petelur Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Irwan (40). “Kandang ayam saya sekarang tersisa tiga, sebelumnya ada lima,” katanya, Selasa (24/5/2022) (Radarbogor).

Namun, dilansir dari Solopos.com menurut Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo berpendapat lain. Tidak ada masalah dengan pasokan, produktivitas telur nasional masih aman. Jadi, telur mahal bukan karena pasokannya yang kurang. “Semua saling terkait dengan hal itu, tetapi itu bagaimana mengatur supply dan demand, tidak di saya, saya fokus pada produktivitas dan produktivitas sangat aman,” jelasnya.

Belum lagi, terkait pendapat Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyebut bahwa kenaikan harga telur ini disebabkan oleh kebijakan Kementerian Sosial (Kemensos) yang merapel bantuan sosial (bansos) selama tiga bulan. Ia menilai bansos telur menyebabkan lonjakan permintaan terhadap telur meningkat signifikan di saat pasokan turun.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Sosial (Mensos) RI, Tri Rismaharani membantah hal tersebut. “Kami gak ada program berikan bantuan bentuk natura baik beras maupun telur atau apapun. Kami memberikannya lewat bank. Masa bank mau ngasih beras, kami ngasih uang ke bank. Nah di masyarakat terserah mau dibelikan apa,” tegas Risma di Cibinong, Kabupaten Bogor pada Kamis, (26/8) lalu (Radarbogor).

Lantas, apa sebenarnya penyebab harga telur mendadak meledak? Apa persoalan mendasar atas ketidakstabilan harga telur tersebut? Berkaca pada pengalaman-pengalaman sebelumnya, situasi ini menimbulkan kegaduhan tersendiri, hingga pemerintah mensolusi dengan melakukan operasi pasar. Lalu, bagaimana cara Islam menjaga kestabilan harga pangan?

Islam adalah sebuah sistem hidup yang sempurna, ada solusi dalam Islam atas setiap permasalahan hidup manusia. Islam dengan serangkaian hukumnya mampu merealisasikan swasembada pangan dengan menjaga kestabilan harga pangan. 

Pertama, menghilangkan mekanisme pasar yang tidak sesuai syariat seperti penimbunan. Islam tidak membenarkan penimbunan dengan menahan stok agar harga suatu barang naik. Di samping itu, Islam melarang adanya intervensi terhadap harga oleh pedagang besar untuk merusak pasar.

Kedua, menjaga keseimbangan supply dan demand. Jika terjadi ketidakseimbangan, negara segera mendatangkan barang dari daerah lain. Jika pasokan masih belum mencukupi, maka bisa diselesaikan dengan kebijakan impor. Impor hukumnya mubah. Ia masuk ke dalam aktivitas jual beli. Semua warga negara diperbolehkan melakukan impor dan ekspor (kecuali komoditas yang dilarang karena kemaslahatan umat dan negara).

Semua itu bisa berjalan dengan baik jika sistem ekonomi Islam diterapkan secara kaffah (menyeluruh). []


Oleh: Purnamasari
Sahabat TintaSiyasi
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments