Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Beginilah Tujuan yang Benar Sosialisasi Kompor Induksi


TintaSiyasi.com -- Menyoal adanya sosialisasi kompor Induksi sebagai pengganti liquefied petroleum gas (LPG), Ketua Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia Salamudin Daeng mengatakan, usaha tersebut semestinya diletakkan pada tujuan yang benar.

"Usaha pemerintah untuk  mensosialisasasikan kompor induksi sebagai pengganti LPG 3 kg sebaiknya dilakukan secara serius dan sungguh sungguh dan semestinya diletakkan pada tujuan yang benar," ujarnya kepada TintaSiyasi.com, Sabtu (18/9/2022).

Menurutnya, pertama, tujuan utamanya adalah untuk mengurangi penggunaan LPG yang merupakan bahan bakar impor yang  berdampak pada neraca  perdagangan.

"Kedua, tujuan lain adalah dalam rangka mengurangi beban subsidi APBN untuk LPG 3 kg yang merupakan salah satu beban subsidi energi yang sangat besar," katanya.

Ketiga, tujuan yang tidak kalah penting adalah mengurangi konsumsi bahan bakar yang tidak ramah lingkungan. LPG adakah bahan bakar berbasis minyak yang menimbulkan dampak terhadap lingkungan dan merupakan salah satu target transisi energi.

"Untuk itu, maka transisi dari LPG ke kompor induksi sebaiknya melalui perencanaan yang matang. Jenis kompor induksi yang digunakan dapat disesuaikan dengan daya listrik yang terpasang di masayarakat terutama masyarkat lapisan bawah," lanjutnya.

Ia menjelaskan, dengan melihat bahwa LPG yang dimaksud adalah LPG 3 kg yang mencakup lebih dari 90 persen LPG yang dikonsumsi di Indonesia. LPG 3 kilogram.

"Ini merupakan jenis LPG subsidi yang tidak hanya dikonsumsi oleh kelompok berpendapatan rendah. Dengan demikian maka transisi ke kompor induksi6 sebaiknya menyasar semua masyarakat pengguna LPG 3 kg tersebut," sarannya.

Ia memaparkan bahwa pada level tekhnis transisi dari LPG ke kompor induksi jangan sampai terhambat oleh masalah daya listrik. Mengingat ada isue yang beredar bahwa kompor induksi tidak bisa untuk daya listrik 450 VA. 

"Isue ini jangan sampai dijadikan alasan untuk tidak menyasar golongan bawah untuk transisi ke kompor induksi. Pemerintah dan PLN harus mencari mitra yang benar yang dapat menghasilkan kompor induksi dengan daya listrik yang rendah. Semuanya bisa diselesaikan dengan tekhnologi yang semakin maju saat ini," paparnya.

Ia mengungkapkan, ada isue bahwa usaha untuk mengganti LPG dengan kompor induksi merupakan kebijakan yang membebani masyarakat karena ditimpa dengan rencana menghapus golongan daya 450 VA. 

"Konon katanya, penghapusan ini berkaitan dengan usaha mengatasi over supply penjualan listrik PLN. Penghapusan golongan tarif 450 VA sebagai alasan pemerintah sekaligus menaikkan tarif listrik," ungkapnya

Ia meyakinkan bahwa isue tersebut sangat tidak menguntungkan bagi usaha pemerintah dan PLN meraih tujuan strategis mereka, yakni transisi energi.

"Oleh karena itu, diharapkan pemerintah dan PLN kembali ke tujuan awal, yakni mengurangi impor LPG, mengurangi beban subsidi LPG 3 kg dan melalukan transisi energi. Semua ini dapat dicapai dengan tidak perlu membebani masyarakat. Artinya golongan tarif listrik 450 VA tetap harus dipertahankan," yakinnya.

Ia berharap, Pemerintah jangan mendistorsi kebijakan mereka sendiri dengan hal hal yang tidak perlu. Fokus pada inovasi dan perbaikan tata kelola dan konsumsi energi di dalam negeri. Transisi energi telah terjadi dan akan berlangsung makin masiv. Energi listrik dari sumber yang ramah lingkungan akan mengambil alih masa depan. 

"Jadi, tetap fokus pada tujuan. Jangan bingung. Alon alon asal kelakon. Ngono Pak De," pungkasnya.[] Nabila Zidane
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments