TintaSiyasi.com -- Islam adalah satu-satunya ideologi yang terbukti kegemilangannya selama 1300 tahun. Kemudian mengalami keruntuhan 100 tahun yang lalu. Ideologi ini sangatlah ditakuti oleh kafir Barat, karena ideologi ini adalah kunci kekuatan umat Islam.
Oleh karena itu, kekuatan ideologi Islam yang menyatukan umat untuk mewujudkan khilafah harus mereka hancurkan. Akhirnya Barat membuat opini bohong tentang Islam. Mulai dari tuduhan terorisme, radikalisme, dan kini kampanye Islam moderat (wasathi yah).
Barat membuat opini tentang “Islam moderat” sebagai lawan dari “Islam radikal”. Islam radikal dianggap sebagai sikap tidak mau kompromi dengan nilai-nilai Barat. Sementara Islam moderat adalah Islam yang diupayakan untuk bisa mengikuti budaya Barat. Dengan dua istilah ini, Islam moderat dan Islam radikal akan diadu domba oleh pihak yang membenci Islam.
Perang melawan radikal hakikatnya adalah perang melawan Islam. Istilah seperti ini membuat Islam menjadi terpecah belah dan mudah diadu domba oleh Barat. Inilah yang mereka tunggu-tunggu agar Islam semakin hancur dan dijauhi oleh penganutnya.
Barat menggaungkan ide Islam moderat ini kepada seluruh negeri Muslim, termasuk Indonesia. Di Indonesia, kampanye moderasi ditandai dengan adanya program moderasi beragama yang masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020 - 2024. Bahkan, seluruh kementerian terlibat dalam pengembangan wacana moderasi Islam ini.
Dari program ini, dibuatlah perubahan - perubahan dari kurikulum pendidikan, modul moderasi, duta moderasi, camp moderasi, tahun toleransi, dan sebagainya. Sekolah, madrasah, pesantren, tokoh mubaligah, dan kampus menjadi sasaran program moderasi beragama.
Jika kita teliti program moderasi beragama ini sepintas bagus. Terkesan mengajarkan toleransi dan perdamaian. Padahal, ide ini justru akan menjauhkan umat Islam dari ajaran agamanya.
Allah SWT tidak pernah memerintahkan hambaNya untuk menjadi penganut Islam moderat. Yang Dia perintahkan adalah masuk ke dalam Islam secara utuh, yaitu Islam yang kaffah. Allah SWT berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 208 yang artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu semua kedalam Islam secara kaffah."
Islam adalah agama yang bersifat universal. Jika dilaksanakan dengan sempurna, maka Islam akan menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta. Melalui wahyu Al-Qur'an, Allah telah menempatkan posisi kaum muslim sebagai umat yang mampu menjadi penengah dalam menyikapi persoalan yang terjadi di tengah-tengah kehidupan manusia.
Sebagaimana yang ada di dalam surah Al-Baqarah ayat 143, "Dan demikianlah (pula) kami telah menjadikan kamu (umat muslim) umat yang menjadi penengah (washit) agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar (Muhammad) menjadi saksi atas perbuatan kamu."
Dengan demikian, umat Muslim harus berpegang teguh pada Al-Qur'an dan As-Sunnah dalam berakidah, berakhlak, dan beribadah. Di samping itu juga harus istiqomah dalam batasan - batasan yang justru wajib dipertahankan sebagai pemeliharaan identitas keimanannya kepada Allah SWT. Menuduh umat Islam sebagai kelompok radikal adalah kegagalan total dalam memahami makna moderasi beragama. Dengan seperti itu, justru menunjukkan bahwa sikap pribadinya sangatlah merendahkan ajaran Islam. Itulah sikap kemunafikan yang mengatasnamakan moderasi.
Dengan demikian, moderasi ini menjauhkan umat dari pemahaman Islam kaffah akibat penerapannya. Menjauhkan pula dari jati dirinya sebagai umat yang sempurna, hingga tidak malu berbuat yang melanggar syariat agama.
Islam bagaikan dikebiri, ajaran Islam dibuat mandul dan tak mampu menjadi solusi atas problematika kehidupan. Solusi problematika yang disodorkan seperti tambal sulam. Umat bagaikan sekedar buih di lautan, terapung mengikuti arus yang diciptakan oleh Barat. Kemudian umat menjadi lemah tanpa izzah. Tanpa disadari umat telah dikendalikan kepentingannya, dijarah hartanya dan dimatikan potensinya. Barat telah berhasil meninabobokan umat dengan opini-opini yang diciptakan.
Seharusnya umat Muslim harus segera menyadari dan berbenah dengan apa yang saat ini diciptakan oleh Barat, kebudayaannya, termasuk moderasi beragama yang menyesatkan.
Wallahu a’lam bishshawab. []
Oleh: Sabrina Nusaiba
Aktivis Muslimah
0 Comments