Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Problem Solving, Ganti Pemimpin atau Ganti Sistem?

TintaSiyasi.com -- KPU melaporkan, pada Minggu (7/8), sudah ada 14 partai politik mendaftar sebagai bakal calon peserta Pemilu 2024. Pendaftaran pun dibuka selama 14 hari sejak 1 sampai 14 Agustus. Seperti anggota KPU RI, Idham Holik, mengatakan, pada Senin (8/8), akan ada 4 parpol mendaftar. Dua di antaranya adalah partai besar yakni PKB dan Gerindra.

Sebelumnya, Partai Gelora mendaftar ke KPU pada Minggu pagi. Gelora menjadi partai ke-14 yang mendaftar sebagai bakal calon peserta Pemilu 2024. Berbondong calon kontestan pemilu 2024 mendaftar ke KPU untuk mendapat pengesahan. Beragam cara digunakan sebagai selebrasi atau penarik simpati public. Seolah kesertaan dalam pemilu ini menjadi syarat selesainya masalah bangsa .

Namun ketika pemilu rasanya sudah menjadi rahasia umum, menjadi ajang para pemburu kekuasaan, serta semua yang berkepentingan, harus siap membayar berapa pun yang dibutuhkan demi keuntungan besar yang dijanjikan. Bahkan yang lebih mengerikan, mereka siap melakukan cara apa pun demi memenangkan pertarungan. Sehingga penyebaran hoax, money politics, pembunuhan karakter, menjadi hal lumrah dalam pesta yang diselenggarakan. 

Seharusnya dengan ini publik mestinya tetap pesimis ada solusi masalah karena selain banyak kepentingan dari masing-masing partai juga ada mekanisme sistem sekuler demokrasi yang menghalangi terwujudnya solusi masalah bangsa. Tugas partai yang berkuasa pun nantinya bukannya memberikan solusi namun salah dalam mengurusi. 

Sudah berapa kali juga pemerintah Indonesia ganti pemimpin namun tidak ada satu pemimpin pun yang dapat memberikan solusi di atas segala problematika umat yang terjadi, malah faktanya di bawah kepemimpinan sekarang tarik utang baru Rp. 696,3 T di 2023, sadar tidak sadar kalau dibagi rata penduduk Indonesia yang jumlahnya sekitar 250JT, tiap lahir bayi yang lahir bisa kena hutang hampir 30 JT. Rasanya permasalahan utang di bawah kepemimpinan sistem kapitalis sekarang sebatas ajang perbandingan setiap zaman, dan setiap zamannya pun semakin menyengsarakan umat.

Predikat pemimpin idaman tidak dimiliki di bawah qiyadah sistem kapitalis, dengan itu bicara kepemimpinan pasti berkaitan dengan sosok pemimpin dan sistem kepemimpinannya. Sehingga dasar permasalahan dan solusi ternyata bukan bertumpu pada siapa pemimpin namun sistem apa yang sedang diterapkan? Ya Sistem bukan berasal dari Islam, sistem buatan manusia yang dasarnya adalah lemah, terbatas serba kurang tidak akan memberikan solusi karena tabiatnya manusia adalah lemah. 

Dengan itu hanya sistem Islam yang dapat memberikan kehidupan umat menjadi sejahtera di dunia apalagi di akhirat.  Karakter pemimpin ideal dambaan umat yang sebenarnya adalah tempat umat berlindung padanya dan kehadirannya benar-benar menjadi penjaga bagi kaum Muslim. Seperti sabda Nabi SAW, “Sesungguhnya al-Imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya” (HR Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dan lain-lain)

Dalam sistem Islam karakter pemimpin ideal untuk membangun sebuah negara besar yang berdaulat dan mandiri. Di antaranya: Orang yang paling takut kepada Allah, shiddiq yang berarti jujur, amanah, tabligh, amanah, dan adil. 

Dari sistem Islam ini melahirkan pemimpin yang bertugas untuk mengurusi urusan umat, lihatlah bagaimana sistem khilafah melahirkan pemimpin selembut Abu Bakar, setegas Umar, sebijak Utsman, secerdas Ali, sesederhana Umar bin Abdul Aziz, segemilang Harun Al Rasyid, setangguh Sulaiman Al Qanuni, seperkasa Muhammad Al Fatih, dan seteguh Sultan Abdul Hamid II, serta para khalifah lainnya. Dan itu didapati dalam sistem khilafah.

Wallahu a'lam. []


Oleh: Siti Hajar
Aktivis Dakwah dan Pemerhati Remaja
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments