Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Perdukunan Dibiarkan, Bukti Mandulnya Penjagaan Akidah Umat


TintaSiyasi.com -- Baru-baru ini sedang viral di jagat maya, mengenai praktik perdukunan dengan dalih pengobatan, namun hal tersebut sirna karena munculnya sang pesulap merah yaitu Marcel Radhival, membongkar kebohongan dan taktik yang dilakukan dalam praktik perdukunan. Hal ini menunjukkan pelaku syirik dan perdukunan makin terang-terangan eksistensinya di masyarakat yang mayoritas Muslim ini.

Karena pembongkaran taktik perdukunan ini, munculah sebuah unggahan di sosial media mengenai adanya dukun bersertifikat. Jagat maya dihebohkan dengan video viral seorang dukun mengaku melakukan ritual dengan meminta kekuatan gaib. Hal itu dilakukannya untuk melawan Marcel Radhival alias Pesulap Merah.

Video tersebut diunggah akun TikTok @abahrahman88, yang menampilkan sang dukun melakukan ritual dengan foto Pesulap Merah. Dia mengaku ingin melawan Pesulap Merah, lantaran geram dengan pernyataannya yang dinilai menghina profesi dukun. Terlihat Sertifikat Majelis Brajamusti yang bertuliskan pengijazah kepada tingkat maha guru Abah Rahman lengkap dengan tanda tangan di sisi kanan-kiri ijazah dukun tersebut (Pikiran Rakyat, 8/08/2022).

Kebiasaan mengenai percaya terhadap hal perdukunan, memang sudah ada sejak dulu pada zaman jahiliah, dan di masa sekarang ternyata perilaku syirik perdukunan ini tidaklah punah, justru malah berkembang mengikuti zaman dan masih diminati oleh masyarakat. Istilah "orang pintar" yang sering disematkan pada dukun merupakan hal yang sudah biasa, bahkan banyak sekali orang-orang berkelas atau orang yang mengenyam pendidikan tinggi justru masih mempercayai hal semacam ini, sehingga ketika memiliki keinginan, menderita penyakit, bahkan menginginkan kekayaan dan meminta dilancarkan urusannya, justru mendatangi dukun untuk meminta.

Memang tidak dapat dipungkiri praktik seperti ini marak terjadi di negeri ini. Dan merupakan hal yang wajar-wajar saja, karena hal ini dianggap sebagai hak asasi setiap manusia, meskipun perilaku syirik ini menimbulkan keresahan di sebagian masyarakat, namun justru dalam sistem kapitalis sekuler diberikan panggung untuk memperlihatkan kesyirikan mereka. 

Miris memang, meskipun penduduk negeri ini adalah mayoritas Muslim, namun hal semacam ini dianggap bukanlah hal yang akan mencederai akidah umat, karena memang sistem saat ini yakni sistem kapitalis sekuler sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan termasuk dalam kebebasan berperilaku salah satunya adalah praktik syirik dan perdukunan ini.

Negara kapitalis terbukti mandul menjaga akidah umat. Pembiaran kesyirikan bukanlah hal yang aneh, karena Indonesia menerapkan sistem kapitalisme sekuler yang memisahkan agama dari negara. Sistem ini menempatkan penguasa bukan sebagai penjaga akidah umat. Masalah agama (akidah) dianggap sebagai masalah privat setiap individu di mana negara tidak berhak mencampurinya. 

Hal inilah yang membuat perilaku syirik dan perdukunan ini makin marak karena memang negara memberikan ruang gerak dan tidak bertindak secara tegas untuk melarang hal tersebut. Jangankan untuk melarang, memberi teguran saja tidak, bahkan justru didukung karena dianggap sebagai suatu budaya yang perlu dilestarikan.

Negara juga memberi kebebasan kepada setiap individu rakyat untuk memilih keyakinannya sehingga negara akan membiarkan rakyatnya untuk memilih apakah mau melakukan syirik atau tidak. Kesyirikan bukan dianggap sebuah bahaya, bukan juga sebuah kejahatan tetapi hanya sebuah pilihan dalam keyakinannya. 

Dalam sistem Islam perbuatan semacam ini harus segera dihentikan, dan tidak akan pernah diberi ruang, sebab hal ini akan merusak akidah umat. Karena sistem Islam merupakan sistem yang datang dari Allah, maka aturan yang dipakai pun adalah aturan dari Allah yakni syariat Islam. Salah satu tujuan diterapkannya aturan Islam dalam suatu negara adalah untuk menjaga akidah umat, sehingga negara akan mengeluarkan aturan-aturan yang akan melarang mengenai praktik perdukunan dan syirik ini karena jelas bertentangan dengan Islam selain itu negara juga akan memberikan sanksi bagi siapa saja yang berani melakukan praktik perdukunan ini, tentunya setelah sebelumnya ada peringatan juga pembinaan, bukan hanya itu apapun yang berkaitan dengan praktik perdukunan akan dilarang dan dihilangkan untuk menjaga keimanan umat agar tetap dalam suasana ketaatan.

Al-Qur’an memberikan perhatian yang penuh terhadap tauhid, sebab kesyirikan kepada Allah merupakan masalah umum yang menjalar ke semua umat manusia. Juga karena bahaya syirik kepada Allah senantiasa ada setiap saat. Islam mengukuhkan ketauhidan tersebut dengan pengukuhan yang gamblang hingga kita tidak melangkah dan jatuh tersungkur dalam kesyirikan. Hanya Allah satu-satunya yang harus disembah. Sebab Dialah satu-satunya Sang Pencipta.

Perilaku syirik ini termasuk dosa besar karena meminta kepada selain Allah. Itulah mengapa Allah sangat membenci perbuatan syirik ini. Sebagaimana dalam sebuah hadis Rasulullah bersabda, yang artinya : Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan (al-muubiqaat)." Mereka berkata, "Wahai Rasulullah, apa saja dosa yang membinasakan tersebut?" Beliau bersabda, "(1) Syirik kepada Allah, (2) sihir, (3) membunuh jiwa yang haram untuk dibunuh kecuali jika lewat jalan yang benar, (4) memakan riba, (5) memakan harta anak yatim, (6) lari dari medan perang, (7) qadzaf (menuduh wanita mukmin yang baik-baik dengan tuduhan zina)" (HR Bukhari no. 2766 dan Muslim no. 89).

Begitu pun dalam Islam tidak mengakui sekularisme. Agama dalam negara Islam tidak hanya menjadi dasar keyakinan dan amal perbuatan individu Muslim, tetapi juga menjadi landasan pengaturan kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Negara Islam akan menjadikan akidah Islam sebagai dasar negara. Segala sesuatu yang menyangkut institusi negara, perangkat negara dan pengawasan atas tindakan negara harus dibangun berdasarkan akidah Islam. 

Akidah Islam menjadi asas undang-undang dasar dan perundang-undangan syari. Dengan landasan seperti ini maka negara Islam tidak akan membiarkan rakyatnya memilih apakah mau syirik ataukah tidak. Negara Islam akan melakukan penjagaan akidah umat Islam sehingga tidak akan ada satu pun aktivitas syirik yang dibiarkan. Bahkan akan melakukan berbagai upaya untuk mengukuhkan keimanan semua individu rakyatnya. Wallahu a’lam bishshawab. []


Oleh: Lilis Iyan Nuryanti, S.Pd.
Komunitas Pena Islam
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments