TintaSiyasi.com -- Kekejian Israel terhadap Palestina terus berulang, zionis Israel kembali membombardir Gaza. Setidaknya serangan Israel hingga kini telah mengakibatkan puluhan warga Palestina tewas, termasuk anak-anak dan wanita. Serangan juga menyebabkan puluhan orang mengalami luka. Kondisi ini sudah kesekian kalinya terjadi pada mereka. Seolah sudah menjadi santapan Israel.
Di sisi lain, negeri-negeri Muslim hanya bisa prihatin dan mengecam. Namun hubungan baik dan normalisasi dengan Israel tetap mereka lanjutkan. Tentu yang kita harapkan tidak hanya sekadar kecaman yang berulang. Seharusnya para pemimpin Muslim bersatu. Tidak sekedar gimmick diplomatik apalagi standar ganda, memberikan kecaman tapi terus menjalin hubungan mesra dengan zionis. Atau mengutuk, memberi sanksi, dan memboikot Rusia atas invasi ke Ukraina tapi membiarkan kezaliman zionis di Palestina (Republika.co.id, 7/8/2022).
Ini semua karena tiada kesatuan kepemimpinan umat Islam serta praktik nasionalisme di masing-masing negeri maka tanah dan nyawa Muslim tak bisa dilindungi. Karena sejatinya, melawan Israel adalah melindungi kemuliaan Masjid Al Aqsa. Akan tetapi harus disadari bahwa perlawanan itu hanya akan berhasil jika umat Islam bersatu.
Seperti perjuangan Rasulullah dalam melakukan futuhat negeri Palestina, dilanjutkan khalifah Umar bin Khatab, lalu Salahuddin Al-Ayyubi, Sultan Abdul Hamid II.
Jika Kita baca sejarahnya, tentu mereka semua tidak akan memberikan tanah Palestina kepada bangsa Yahudi Israel sejengkal pun karena kaum Muslim membebaskan tanah Palestina dengan pengorbanan darah dan nyawa. Maka apakah perjuangan itu akan kembali dilakukan kaum Muslim saat ini untuk membebaskan Palestina dari kebiadaban zionis? Jawaban hanya satu, umat Islam harus bersatu jangan terpecah belah, terapkan syariah tegakkan Islam di muka bumi.
Dengan keberadaan seorang pemimpin yang kuat serta tidak bergantung kepada negara-negara kafir sehingga tidak menjadi boneka orang-orang kafir. Kepemimpinan seperti itu hanya akan terwujud jika Islam diterapkan secara sempurna dalam naungan khilafah. Dengan begitu umat Muslim bisa kuat untuk melawan orang-orang kafir Yahudi salah satunya Israel. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surah Al-Maidah ayat 82, "Pasti akan kamu dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik".
Maka, selama Islam belum tegak menjadi sebuah institusi negara yg ditakuti para musuh Islam dengan tegaknya khilafah, maka selama itu pula saudara-saudara kita di Palestina tidak akan berhenti mendapat serangan dari kaum kafir.
Wallahu a'lam bishshawab. []
Oleh: Hayunila Nuris
Sahabat TintaSiyasi
0 Comments