Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pemuda Garda Terdepan Kebangkitan Islam


TintaSiyasi.com -- Fenomena Citayam Fashion Week menyita perhatian masyarakat mulai dari khalayak umum, generasi muda, hingga kalangan artis, bahkan pejabat pemerintah dan politisi, hingga viral di media sosial. 

Fenomena serupa sebelumnya terjadi di Harajuku Jepang, Hongdae Korea Selatan, Camden Town Inggris, Taikoo Lin China. Citayam fashion Week di Indonesia menjadi ajang bagi anak-anak muda sub-urban memanfaatkan ruang terbuka di kawasan Dukuh Atas-Sudirman, Jakarta, untuk nongkrong, mejeng, hingga bergaya dengan busana nyentrik. 

Meski memakai fasilitas umum dan mengganggu ketertiban, banyak yang menyebut aksi mereka sebagai kreativitas. Ada menteri yang menawarkan beasiswa pendidikan penuh untuk mereka. Ada juga menteri yang menawarkan area depan kantornya sebagai ajang fashion show. Padahal, sebagian mereka tidak bersekolah. Tidak pulang ke rumah. Sering tidur di trotoar. Entah ingat salat atau tidak.

Sikap ini berkebalikan ketika ada fenomena viral membaca Al-Qur'an bareng di Malioboro Yogyakarta merupakan bagian dari Jogja Mengaji. Sejumlah remaja melakukan tilawah Al-Qur’an di beberapa tempat umum. Tidak ada pejabat yang mendukung apalagi memuji. 

Bukannya diapresiasi, malah tidak sedikit yang mencaci. Padahal ini kegiatan positif, tidak mengganggu orang, tidak pakai toa, tidak pakai suara keras, tidak mengganggu jalan. Bahkan sejumlah wisatawan di sekitar Malioboro ada yang merasa terharu dan menangis.

Keprihatinan mendalam terhadap generasi muda karena banyak terjadi tawuran, pergaulan bebas, aborsi, bullying, bunuh diri, klitih juga karena budaya pragmatis yang membahayakan kualitas generasi. Pemberdayaan generasi muda dalam semua bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, dan sebagainya adalah upaya pembajakan potensi strategis generasi muda. 

Kejadian langka, tepatnya Sabtu, 23 Juli 2022 tagar #PotensiGenerasiDibajak muncul di trending topik twitter. Tagar ini bertahan di top 50 trending topic harian twitter selama beberapa jam. Tagar ini mewakilkan kondisi generasi atau pemuda hari ini. 

Kondisi perekonomian yang sulit menghimpit generasi. Hal ini diperparah dengan biaya kuliah semakin mahal, jika tidak sanggup pilihannya berhenti melanjutkan kuliah. Padahal dengan kuliah para mahasiswa ingin mendapatkan ilmu dan memperbaiki keadaan keluarganya.

Potensi Pembajakan generasi diantaranya menjadikan generasi muda sebagai mesin produksi ekonomi riil semata (hanya di skala mikro-menengah), sementara mereka (Barat) tetap memonopoli akses sumber daya alam dan energy. 

Dan upaya mencegah kebangkitan ideologi Islam yang shahih. Karena itu semestinya ada kritik tegas dan penolakkan agar generasi muda tidak terjebak arus pemberdayaan ala kapitalisme yang menipu dan mampu berpartisipasi penuh untuk perjuangan hakiki demi tegaknya syariah dan khilafah. 

Realitas Pemuda Muslim Hari Ini 

Pemuda adalah harapan. Sayangnya, sistem sekuler kapitalisme yang mendominasi hari ini telah membajak potensi pemuda, jumlah pemuda muslim di tingkat global meningkat. Survei Global Muslim Travel Index (GMTI) 2022 menunjukkan tren peningkatan populasi penduduk usia muda. Mereka tersebar dalam beberapa generasi. Generasi (gen) Z (lahir 1996—2010) sebanyak 27,2 persen, milenial (lahir 1981—1995) sebanyak 22,9 persen, dan gen Alfa (lahir 2011—2025) sebanyak 21,5 persen. Ketiganya membentuk 1,46 miliar atau 70 persen penduduk muslim di dunia. (Kompas, 08/06/2022).

Di Indonesia juga berlimpah penduduk usia muda dan produktif. Ada sekitar 60 juta lebih jumlah penduduk usia muda dengan rentang usia 15—34 tahun. Harusnya ini menjadi bonus demografi karena akan muncul generasi penerus berkualitas. Sayang, banyak anak muda Indonesia justru hidup dalam kondisi tidak beruntung. Mereka terjerat kemiskinan, putus sekolah, terlibat kriminalitas, hedonis, dan tidak punya tujuan hidup.

Akibat pandemi selama dua tahun lebih, 40 persen penduduk miskin baru pada 2020 adalah remaja dan anak di bawah usia 18 tahun. Selama pandemi, pada 2022, UNICEF menyebutkan ada 4,3 juta pelajar putus sekolah di Indonesia. 

Laporan Statistik Pendidikan Tinggi pada 2020 menunjukkan lebih dari satu juta anak muda di Indonesia drop out dari bangku kuliah, baik perguruan tinggi negeri (PTN) maupun swasta (PTS).

Remaja Indonesia juga banyak teracuni budaya hedonisme; memburu kesenangan fisik, hiburan, mencari materi, dan popularitas. Fenomena CFW adalah gambaran para remaja yang mencari kesenangan dan popularitas. Meski datang dari kelas ekonomi marjinal, para remaja itu ingin tenar di media sosial, seperti para pemuda dari keluarga kaya yang biasa hidup mewah.

Karena sikap hedonis yang mencari kesenangan fisik, sebagian anak muda Indonesia juga tidak takut berhubungan seks sebelum nikah. Penelitian Reckitt Benckiser Indonesia pada 2019 terhadap 500 remaja di lima kota besar di Indonesia menemukan 33 persen remaja pernah berhubungan di luar nikah. 

Di antara mereka ada yang berzina karena semata-mata mencari kesenangan, bahkan tanpa perlu kenal pasangan mereka. Sebagian lagi karena terjun ke dunia prostitusi, baik pria maupun wanita, dengan alasan mencari kemewahan atau kesenangan saja. Ini belum ditambah lagi remaja yang terlibat L687.

Sementara itu kondisi ibadah sebagian anak muda Indonesia memprihatinkan. Dewan Masjid Indonesia (DMI) pernah menyatakan bahwa 65 persen Muslim di Indonesia ternyata tidak bisa membaca Al-Qur’an, termasuk di dalamnya penduduk usia muda.

Penelitian Departemen Kaderisasi Pemuda PP Dewan Masjid Indonesia (DMI) menyebutkan hanya 33,6 persen anak muda rajin salat ke masjid setiap hari. Masih banyak anak muda yang hidupnya jarang atau bahkan tidak pernah ke masjid sama sekali.

Kualitas agama anak muda makin terpuruk akibat kampanye kontra radikalisme dan terorisme, terutama di dunia pendidikan sekolah maupun kampus. Pada 2012, sengaja dilontarkan tuduhan bahwa rohis sekolah adalah sarang perekrutan para teroris. 

Sejak itu kondisi pengajian-pengajian di sekolah–juga di kampus–makin dijauhi anak-anak muda. Benar-benar ironis. Inikah yang diinginkan oleh kita saat ini? Sukses membuat anak-anak muda tersesat dari jalan Allah, malas beribadah, dan rusak moralnya?

Potensi Pemuda Dibajak Kapitalis

Pelajar dan mahasiswa adalah bagian penting dari para pemuda penerus masa depan bangsa ini. Potensi pemuda bila disertai  semangat dan visi ideologis adalah daya dorong yang sangat kuat bagi bangsa ini untuk bangkit mewujudkan perubahan hakiki menuju Indonesia dan dunia yang lebih baik.

Namun sangat disayangkan, potensi yang sangat strategis tersebut telah dibajak para kapitalis sehingga dalam diri mereka tidak tergambar potensi pemuda sebagai agent of change dan iron stock. 

Berbagai macam bentuk pembajakan tersebut antara lain adanya kebijakan pemerintah yang memudahkan para pemuda untuk mengakses kondom serta pornografi dan pornoaksi dalam berbagai bentuknya. 

Di sisi lain, para pemuda dan mahasiswa dihadapkan pada kompetisi yang tinggi dalam memperoleh pekerjaan, sehingga orientasi utama hidup mereka adalah bagaimana lulus sekolah menengah atau perguruan tinggi dengan nilai bagus, akan mengakibatkan kepekaan mereka terhadap kondisi masyarakat menjadi tumpul, tidak kritis serta tidak mampu memberikan solusi terhadap masalah bangsa.

Alih-alih bertanggung jawab penuh mengembalikan potensi para pemuda, pemerintah justru menyiapkan program pembangunan yang semakin memangkas potensi pemuda. Program ini merupakan program dunia yang diserukan oleh UN-youth yang dikenal dengan nama “abad pemberdayaan positif pemuda”. 

Program tersebut menyebutkan bahwa ada dua prioritas utama yang harus ada dalam setiap program pembangunan suatu negara yaitu pemberdayaan ekonomi dan politik bagi kaum muda yang lebih massif lagi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya (un-youth.org). Program tersebut menuntut para pemuda untuk menjadikan dirinya terberdayakan semaksimal mungkin secara ekonomi dan politik.

Konsekuensinya generasi muda disibukkan pada aktivitas pragmatis karena tuntutan ekonomi semata. Program ini juga telah mengikis karakter ideologis generasi muda, sehingga mereka tidak menyadari bahwa biang kerok  kerhancuran generasi adalah keserakahan kapitalisme.

Semestinya kita menyadari bahwa potensi strategis pemuda tidak boleh dibajak atas nama program apapun yang berasal dari sistem hidup kufur kapitalisme. Potensi strategis para pemuda tersebut akan terpancar kuat dan benar jika Negara ini memiliki visi politik yang shahih. 

Khilafah model negara menyejahterakan generasi dengan sistem politik ekonominya mengantarkan pada kesejahteraan ummat dengan terjaminnya seluruh kebutuhan pokok berupa pendidikan, kesehatan dan keamanan

Terdapat 3 desain “pemberdayaan” pemuda yang merupakan serangan kapitalis kepada kaum pemuda, antara lain:

Pertama, berperan secara global dalam kaitan politik mencegah ektrimisme melalu moderasi beragama. 

Kedua, menjadikan pemuda memiliki profil sekuler kapitalis, dibajak untuk kepentingan industri kapitalis. 

Ketiga, serangan dari media kapitalis sekuler agar pemuda muslim hidup hedonis, arahan kretaifitas demi cuan meskipun melanggar nilai-nilai agama.

Jelas bahwa potensi pemuda hari ini memang dibajak oleh penjajah sekuler kapitalis.

Selamatkan Pemuda 

Siapa pun yang peduli dengan nasib umat dan negeri ini harus berpikir dan berusaha menyelamatkan para pemuda. Mereka adalah harapan umat pada masa depan. Jika ingin melihat kondisi umat pada masa depan, tengok saja keadaan para pemudanya hari ini. Syekh Mustafa al-Ghalayaini, seorang pujangga Mesir, berkata, “Sungguh di tangan-tangan pemudalah urusan umat dan pada kaki-kaki merekalah terdapat kehidupan umat.”

Pemuda, menurut Prof. Rawwas Qal’ahji, adalah kelompok manusia yang berusia antara 15 sampai 40 tahun. Pada masa ini manusia berada dalam puncak kekuatannya, setelah masa kanak-kanak, dan sebelum lemah lagi di usia tua. Allah SWT. berfirman,

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ

“Allah-lah Yang menciptakan kalian dari keadaan lemah. Lalu Dia menjadikan (kalian) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat. Kemudian Dia menjadikan (kalian) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia Maha Mengetahui dan Mahakuasa.”(QS Ar-Rum [30]: 54)

Kaum muda juga adalah agen perubahan di tengah umat manusia. Tidak ada perubahan tanpa melibatkan dan tanpa dilakukan anak-anak muda. Itu karena mereka adalah kelompok manusia yang cerdas dan lebih mudah menerima petunjuk ketimbang orang yang sudah tua.

Ketika menafsirkan QS Al-Kahfi ayat 13 yang menceritakan para pemuda Kahfi, Imam Ibnu Katsir menerangkan, “Allah menyebutkan bahwa mereka adalah segolongan kaum muda yang lebih bisa menerima kebenaran dan lebih mudah ditunjukkan ke jalan yang lurus dibandingkan orang-orang tua yang saat itu telah durhaka dan tenggelam dalam agama yang batil. Karena itulah kebanyakan orang yang menyambut baik seruan Allah dan Rasul-Nya adalah dari kalangan kaum muda. Adapun orang-orang tua Quraisy, sebagian besar dari mereka tetap berpegang pada agamanya dan tidak ada yang masuk Islam dari kalangan mereka kecuali sedikit.”

Para nabi dan rasul juga adalah orang-orang berusia muda saat diangkat menjadi utusan Allah. Ibnu Abbas pernah menyatakan, ”Tidaklah Allah mengutus seorang nabi melainkan pemuda. Seorang alim tidak diberi ilmu pengetahuan oleh Allah melainkan pada waktu masa mudanya.”

Untuk itu ada sejumlah langkah yang harus dilakukan orang tua dan kaum muslim untuk menyelamatkan para pemuda dari ideologi sesat dan rusak sekularisme-kapitalisme, sekaligus mencetak mereka agar cerdas dan bermental pejuang.

Pertama, mengukuhkan akidah Islam sebagai landasan kehidupan dunia dan akhirat. Para pemuda disadarkan bahwa mereka adalah ciptaan Allah SWT. dan kelak akan kembali kepada-Nya. Dengan kuatnya akidah, anak-anak muda akan sadar kalau hidup-mati mereka adalah semata untuk Allah SWT.

Dengan akidah Islam ini juga para pemuda akan dibuat yakin bahwa hanya Islam satu-satunya ideologi yang benar sehingga mereka akan menolak ideologi lain seperti kapitalisme atau sosialisme-komunisme. Kedua ideologi itu terbukti batil dan jadi penyebab kerusakan umat manusia. 

Kedua, memahamkan para pemuda bahwa tujuan hidup yang tertinggi adalah mendapatkan rida Allah Swt. Caranya dengan menaati aturan-aturan-Nya dan memperjuangkan agama-Nya.
Sebaliknya, dunia bukan tujuan hidup. Dunia hanyalah sarana untuk mendapatkan rida Allah Swt.. Itulah tujuan sekaligus kebahagiaan hakiki untuk seorang muslim. Nabi saw. bersabda,

ﺇنَّ اﻟسَّعَادَةَ كُلَّ السَّعَادَةِ طُوْلُ العُمْرِ فِيْ طَاعَةِ اللهِ

“Sungguh kebahagiaan yang sebenarnya adalah menghabiskan umur untuk taat kepada Allah. (HR Ad- Dailami)  

Ketiga, membimbing para pemuda untuk membangun habit/kebiasaan islami sejak awal, menaati Allah SWT., dan meninggalkan kemaksiatan. Para ulama mengatakan, “Siapa saja yang membiasakan sesuatu (sejak dini) akan terbiasa hingga dewasa.”

Mereka didorong agar giat beribadah, berbakti pada orang tua, rajin menuntut ilmu, dan mengerjakan berbagai amal saleh. Inilah pemuda yang dicintai Allah sebagaimana sabda Nabi saw.,

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ …وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ

“Ada tujuh golongan yang Allah naungi dalam naungan-Nya pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya:…pemuda yang tumbuh dalam ibadah pada Allah.” (HR Al-Bukhari).

Selain itu, para pemuda harus ditempa agar tidak memperturutkan hawa nafsu seperti memakai narkoba, haus popularitas, bergaul bebas dengan lawan jenis, dan lain-lain. Inilah para pemuda yang dicintai Allah sebagaimana sabda Nabi SAW.

يَعْجَبُ رَبُّكَ مِنْ شَابٍّ لَيْسَتْ لَهُ صَبْوَةٌ

“Tuhanmu mengagumi pemuda yang tidak memiliki shabwah [tidak diperbudak oleh hawa nafsu].” (HR Ahmad)

Keempat, mendorong para pemuda memiliki kepedulian terhadap kondisi umat serta menjadikan mereka pengemban dakwah yang akan memperjuangkan tegaknya agama Allah SWT. Bukan pemuda yang egois; hanya memikirkan amalan pribadi dan tidak peduli pada nasib umat. Allah SWT. jelas membutuhkan mereka yang mau berjuang dan membela agama-Nya (Lihat: QS Ash-Shaff [61]: 14).

Wahai kaum Muslim! Selamatkanlah anak-anak kita dan para pemuda muslim. Jangan biarkan mereka dihancurkan oleh ideologi sekularisme-kapitalisme dan para pengusungnya. Jadikanlah mereka para pemuda cerdas dan bermental pejuang agama Allah. Jangan sampai kita meninggalkan generasi pengganti yang buruk akhlaknya, bodoh, dan menjadi tersesat. Ingatlah firman Allah SWT.,

فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ ۖ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا

“Datanglah sesudah mereka pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan salat dan memperturutkan hawa nafsunya. Lalu mereka kelak akan menemui kesesatan.” (QS Maryam [19]: 59)

Pendidikan adalah upaya sadar, terstruktur, terprogram dan sistematis dalam membentuk manusia yang berkepribadian Islam, menguasai pemikiran Islam dengan handal dan ilmu-ilmu terapan (IPTEK) serta memiliki keterampilan yang tepat guna dan berdaya guna. Sistem pendidikan dalam Khilafah tersusun atas hukum-hukum syara dan administrasi. Kurikulum, materi dan metode pembelajaran ditetapkan oleh Khilafah.

Kurikulum pendidikan dalam khilafah berlandaskan akidah Islam. Materi yang diberikan seputar tsaqafah Islam dan ilmu-ilmu terapan. Metode pengajaran bersifat talqiyan fikriyan, yakni membangun konsep berpikir dan penyadaran, bukan sekedar hafalan dan transfer ilmu, tapi memahami hingga menjadi pola pikir dan pola sikap.

Pengajaran tsaqafah (ilmu) Islam diberikan pada semua jenjang pendidikan. Pada tingkat dasar (TK dan SD) ditekankan pada pengenalan keimanan dan seputar hukum syara. Pada tingkat menengah (SMP dan SMA) diberikan keilmuan lanjutan untuk mematangkan pemahaman. 

Sehingga ketika menginjak usia baligh siswa sudah mengetahui norma-norma agama. Melaksanakan segala perintah Rabb-nya dan menjauhi tindak maksiat dengan penuh kesadaran. Pada tingkat Perguruan Tinggi (PT) disediakan berbagai jurusan ilmu-ilmu keislaman dan ilmu-ilmu terapan. Disinilah siswa akan terbentuk menjadi faqihu fiddin, mujtahid, penemu, ilmuwan, pelopor industri, inovator dan lain-lain.

Berkaitan dengan ilmu terapan seperti matematika, fisika, sains, IT, teknik mesin dsb. Maka diajarkan sesuai kebutuhan tanpa terikat dengan jenjang manapun. Bisa jadi di tingkat SMP sudah disalurkan sesuai bakat dan minat dalam spesialisasi ilmu terapan yang dibutuhkan untuk berdaya guna dalam kehidupan dunia. Ketika sudah sampai pada PT, lulusannya akan sangat berdaya menjadi pemimpin, pakar dan inovator dibidangnya masing-masing.

Semua itu diselenggarakan oleh negara khilafah secara keseluruhan. Tidak diserahkan pada swasta apalagi korporasi. Khilafah menanggung seluruh pembiayaan pendidikan termasuk fasilitas (gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium dan lain-lain). 

Karena pendidikan telah menjadi kebutuhan dasar kolektif yang mesti dijamin secara langsung oleh negara.
Walhasil profil pemberdayaan generasi masa Khilafah adalah generasi yang berkepribadian Islam (pola pikir dan pola sikap Islam), peletak dasar keilmuwan dan pembangun peradaban manusia serta mampu menyelesaikan permasalahan di tengah masyarakat.

Tujuan pendidikan dalam Islam membentuk kepribadian Islam, melahirkan banyak sosok yang peduli dengan urusan umat. Berbeda dengan pendidikan sekuler hari ini, yaitu mendapatkan materi dan dipisahkan dari aspek spiritual. Akibatnya terbentuk mahasiswa yang pragmatis, rapuh, dan bergaya hidup ala kapitalis yang hedonis. Mereka pun gagal menyelesaikan masalah pribadi mereka, apalagi masalah umat.

Mereka tidak siap menjadi sosok utuh, sehingga problematika umat makin menumpuk seiring meningkatkan kuantitas intelektual. Banyaknya ilmu dijadikan untuk membodohi atau menyesatkan umat, banyaknya harta tidak untuk ketaatan kepada Allah. Sebaliknya, malah mengantarkan kesengsaraan dunia akhirat. Jelas bahwa realitas generasi muslim hari ini, tidak memiliki profil ideal generasi muslim sebagaimana dalam sistem Islam.

Potensi unggul generasi berdaya dalam Khilafah. Tidak akan ada pembajakan oleh Kapitalis. Mujtahid akan menyelesaikan masalah-masalah kontemporer masyarakat. Ilmuwan akan mengembangkan sains dan teknologi. Intelektual akan membentuk dan melestarikan peradaban Islam. Semua itu akan menjadikan Islam dengan Khilafahnya sebagai mercusuar dan kiblat peradaban dunia.

Pemuda Garda Terdepan Kebangkitan Islam

Semestinya kita menyadari bahwa potensi strategis pemuda tidak boleh dibajak atas nama program apapun yang berasal dari sistem hidup kufur kapitalisme. Potensi strategis para pemuda menjadi garda terdepan kebangkitan Islam akan terpancar kuat jika Negara ini memiliki visi politik yang shahih. 

Khilafah model negara menyejahterakan generasi dengan sistem politik ekonominya mengantarkan pada kesejahteraan ummat dengan terjaminnya seluruh kebutuhan pokok berupa pendidikan, kesehatan dan keamanan.

Dengan khilafah maka generasi muda akan terdidik dengan baik, karena sistem pendidikan merupakan metode utama dan langsung untuk melahirkan generasi islami. Sebab tujuan sistem pendidikan adalah untuk menghasilkan generasi yang berkepribadian islami (syakhshiyyah Islam), yang berbekal ilmu-ilmu yang diperlukan dalam kehidupan, baik ilmu keislaman (tsaqafah islam) maupun ilmu dalam cakupan sains dan teknologi. 

Sejarah membuktikan kegemilangan ilmu pengetahuan tekhnologi semua berasal dari peradaban islam. Demi terlahirnya generasi cemerlang keutuhan tanggung jawab negara tercermin dalam pelayanan kesehatan.

Pandangan Islam tentang kesehatan jauh melampaui pandangan dari peradaban manapun. Khilafah telah menjamin kesehatan generasi muda mulai dari sebelum dia lahir. Kesejahteraan khilafah telah menjadikan calon para ibu terdidik dengan baik, terpenuhi gizinya, fasilitas rumah sakit gratis, hingga bisa melahirkan anak dengan sehat dan selamat. 

Bahkan pada masa Khalifah Umar bin Khatthab mengeluarkan kebijakan bagi ibu yang mau menyusui anaknya diberikan gaji besar oleh Negara. Selain itu Khilafah juga mengatur tata pergaulan, media dan informasi serta sistem sanksi yang semuanya itu demi terwujudnya generasi muda cemerlang dengan predikat sebagai khoiru ummat (umat terbaik).

Karena itu arus kebangkitan pemuda haruslah dengan arus kebangkitan ideologis dan visioner. Kesadaran ideologis mengoptimalkan peran mereka untuk menghancurkan kapitalisme sebagai biang kerok kerusakan generasi dan kesengsaraan ummat. 

Dengan demikian, para pemuda akan memiliki idealisme, semangat, dan intelektualitas yang benar sesuai ajaran Islam, sehingga mampu mewujudkan peradaban yang lebih tinggi bagi manusia dan alam semesta. Semua itu membutuhkan peran besar Negara Khilafah sebagai penanggungjawab seluruh kebutuhan rakyat.

Penegasan arus pergerakan kebangkitan generasi muda harus dengan arus kebangkitan ideologis dan visioner. Kesadaran ideologis mengoptimalkan peran mereka untuk menghancurkan Kapitalisme sebagai biang kerok kerusakan generasi dan kesengsaraan ummat. 

Kesadaran visioner dengan siap berjuang tegakkan khilafah model negara yang menyejahterakan generasi dan ummat. Solusi masalah generasi membutuhkan arus perubahan sistemik; melalui rancangan perubahan politik dan ekonomi yang menyeluruh, penerapan sistem pendidikan visioner untuk mencetak  generasi cemerlang, serta  mewujudkan lingkungan masyarakat yang islami, dengan penegakkan sanksi hukum yang tegas untuk mewujudkan peradaban gemilang.

Satu-satunya sistem yang mendukung terwujudnya generasi cemerlang hanyalah sistem Islam yang berasal dari Allah Azza wa Jalla Dzat Yang Maha Mengetahui aturan yang baik bagi makhlukNya. Sistem Islam itu adalah sistem khilafah Islamiah. Menyerukan kepada semua komponen bangsa untuk menyambut seruan tegas generasi muda untuk perjuangan khilafah. dan berjuang bersama bahu membahu  mewujudkan Khilafah Islamiyyah’ala minhaji nubuwwah.

Khilafah memiliki visi politik  untuk menjadi negara kuat dan terdepan telah memiliki langkah strategis termasuk pemberdayaan generasi muda. Generasi muda dalam negara Khilafah merupakan aset berharga, sosok dambaan umat, shaleh secara pribadi dan visioner memimpin peradaban. 

Khilafah dengan pengaturan integratif sistem politik-ekonomi, mampu menjamin kesejahteraan dengan terpenuhinya kebutuhan pokok sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan dan keamanan. Negara khilafah akan mewujudkan generasi cemerlang pemimpin peradaban dunia dan mengantarkan kaum muslimin menjadi ummat terbaik

Wallahu A'lam


Oleh: Imanda Amalia
Dosen, Founder @Rumahsyariahinstitute
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments