Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Mengembalikan Peran dan Fungsi Pemuda

TintaSiyasi.com -- Belum lama ini, viral CFW (Citayam Fashion Week) di kalangan pemuda. Ya, siapa yang tak tahu akan ketenarannya? Tentulah pemuda di sekitar Jabodetabek mengetahuinya dengan sangat jelas. Artis pun ikut ‘nimbrung’ dan bergaya di sana. Bahkan gegap gempitanya tersiar sampai ke pelosok negeri ini, termasuk di pulau Borneo (Kalimantan).

Dikutip dari Tribunnews.com (27/07/2022), viral sekelompok wanita berlenggak-lenggok di zebra cross persimpangan Balikpapan Baru. Para wanita itu menggunakan dominasi warna putih, yaitu pada pakaian dan sepatu serta mengenakan celana jin. Tentulah aksi mereka menjadi sorotan para pengguna jalan. Beberapa berhenti dan mengabadikannya, namun tak sedikit yang merasa terganggu perjalanannya karena aktivitas mereka. Pihak Polresta Balikpapan segera mengambil tindakan dengan menghentikan aktivitas yang dilakukan oleh para wanita tersebut. Serta meminta wanita agar tidak melakukan perbuatan yang sama, karena akan berakibat fatal. Membahayakan diri serta orang lain atau pengguna jalan.

‘Demam’ Citayam ini benar-benar telah menjangkiti para pemuda di negeri ini. Saat ini pemuda hanya bisa eksis dalam hal-hal yang kurang bermanfaat. Padahal sejatinya potensi mereka ini begitu luar biasa. Jika diarahkan dan dibimbing maka sudah barang tentu akan menghasilkan sesuatu yang lebih bermanfaat untuk diri serta lingkungan tepat ia tinggal.

Kondisi pemuda saat ini memang sangat memprihatinkan. Mereka mudah meniru sesuatu yang berasal dari budaya Barat. Padahal kita menyadari bahwa negeri ini mayoritas berpenduduk Muslim. Sungguh ironi yang sangat menyesakkan dada. Apalagi jika melihat idola yang selalu mereka turuti, tentu membuat kita sedih bin miris akhirnya.

Wajar saja jika para pemuda saat ini serasa jauh dari agamanya dan condong akan budaya Barat. Semua itu karena sisi liberalisme yang begitu kuat mengakar dalam lini kehidupan kita saat ini. Bebas melakukan apa saja baik berpendapat, perilaku, beragama, serta kepemilikan. Ditambah lagi dengan nuansa kapitalisme yang selalu dicekoki kepada kita, ukuran yang harus ada adalah manfaat dan harta. Jika sesuatu (aktivitas) mendatangkan uang, maka itulah yang dilakukan dan dikejar. Sementara rasa ketundukan terhadap Pencipta raib entah ke mana. Itulah gambaran fakta yang terjadi di kalangan pemuda saat ini. Mereka menjadi bidikan empuk oleh kapitalis sekuler beserta derivatnya. Apalagi di negeri ini nanti akan ada bonus demografi pada 2030. Barat sudah membaca akan ini, tentunya sudah mempersiapkan berbagai macam senjata ampuh guna menaklukkan yang namanya ‘pemuda’. Semua dilakukan agar pemuda menjadi alat pengokoh ideologinya. Menjadi pembala bagi ideologi Barat, kapitalisme sekuler.


Pemuda Adalah Agent of Change

Agent of change, itulah sematan khas yang ada pada pemuda. Penuh semangat, kreatif, kritis, cerdas, peduli, serta berbagai corak lain mewarnai pada dirinya. Semangat, penuh daya dan energi itulah sematan kata yang biasanya ada pada diri seorang pemuda. Maka sudah selayaknya ia menjadi agen pembawa perubahan dan menciptakan suatu peradaban nan gemilang.

Dengan sematan agen pengubah tadi, maka ia seharusnya mampu memberikan yang terbaik bagi negaranya. Tak lupa, ia harus memegang teguh pada pilar kebenaran yaitu Islam. Sebagai seorang Muslim, maka wajib bagi  kita untuk berpegang teguh pada tali agama. Itulah kunci kesuksesan yang hakiki. Karena sejatinya Islam mempunyai gambaran kompleks terkait dengan seluruh persoalan hidup manusia. 


Pandangan Islam

Islam sebagai agama dan pandangan hidup manusia, tidak hanya mengatur seputar ibadah saja, namun semua aspek kehidupan masyarakat diatur. Baik itu terkait dengan kegiatan sosial, ekonomi, pendidikan, pemerintahan, termasuk mengatur bagaimana seharusnya seorang Muslim dalam bertindak dan bertingkah laku. 

Islam menjadikan akidah sebagai pondasi utama, sehingga keimanan serta Ketakwaan individu tidak diragukan lagi. Jika para pemuda mau mengambil ini niscaya mereka akan menjadi problem solver. Pemuda tentunya menjadi pilar utama dalam pembangunan sebuah negeri. Dan layaknya sifat penuh semangat, rasa ingin tahu tinggi, eksistensi dan penuh percaya diri membawa senantiasa selalu berada di garda terdepan. Menjadi sosok pengemban dakwah serta menjadi duta-duta Islam. Itulah selayaknya sifat yang harus dipunyai oleh para pemuda yang kelak mampu mewarnai dunia dengan cahaya indah Islam.  

Sebagaimana telah ditorehkan dengan tinta emas selama 1300 tahun lamanya dan dua pertiga dunia mampu berada di bawah cahaya Islam. Tergambar dalam bingkai sejarah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat serta generasi setelahnya. 

Ketika Rasulullah SAW berdakwah, generasi pertama yang mau menerimanya mayoritas dari kalangan pemuda. Mereka selalu ada pada garda terdepan untuk menjaga dan melindungi Islam. Pasukan perang yang ada juga dipenuhi oleh para pemuda. Sebut saja Ali bin Abi Thalib, Saad bin Abi Waqash, Usamah bin Zaid, dan masih banyak lagi.

Begitu pula dengan utusan Rasulullah untuk berdakwah adalah pemuda. Mushab bin Umair, beliau diminta oleh Rasulullah untuk berdakwah ke Madinah. Ia menjadi duta Islam yang pertama. Rela meninggalkan segala kebanggaan dunia dan menggantikannya dengan kemuliaan hakiki. Berkat kiprah dan kerja keras Mush'ab, dalam tempo kurang dari setahun hampir seluruh penduduk Madinah memeluk Islam.

Begitu luar biasa dari contoh sahabat yang berkipras ikhlas dan sungguh-sungguh dalam mengemban sebuah misi di bawah panji Islam. Posisi seperti itulah yang semestinya harus ada pada para pemuda Muslim kita. Mereka adalah para pengemban dakwah Islam yang terpercaya, duta-duta propaganda syariah Islam yang akan menjadi rahmat bagi seluruh penduduk bumi jika Islam diterapkan secara kâffah dalam bingkai sebuah negara. Bukan sebaliknya, menjadi pengekor bagi ideologi yang berasal dari kaum kafir.

Posisi dan peran pemuda inilah yang harus kita kembalikan agar sesuai dengan tuntutan Islam. Oleh karena itu, harus ada sebuah gerakan penyadaran kepada para pemuda Muslim yang dilakukan oleh semua pihak, khususnya partai politik Islam yang berpijak pada mabda (ide dan metode) Islam. Sejatinya peran penting pemuda akan teroptimalisasi dalam masyarakat yang menerapkan Islam secara kâffah. 

Negara tentunya mempunyai andil besar dalam penyiapan pemuda agar menjadi luar biasa dan tangguh. Tentunya akan menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pemberdayaan pemuda. Terkait juga dengan aturan yang dipakai harus bersumber dari Sang Pencipta, Allah SWT, agar semua berjalan dengan sesuai. Mulai dari sistem pendidikan, pergaulan, sosial, ekonomi, dan politik yang akan diterapkan negara mendukung pemberdayaan potensi para pemuda sebagai penjaga dan pelindung Islam terpercaya. Akal dan hati mereka akan senantiasa ditambatkan pada Islam dan kejayaan umatnya. 

Wallahu a'lam. []


Oleh: Mulyaningsih, S.Pt
Pemerhati Keluarga
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments