Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Komersialisasi Pendidikan, Lunturnya Perguruan Tinggi sebagai Pencetak para Ilmuwan


TintaSiyasi.com -- Miris. Kenaikan biaya pendidikan Perguruan Tinggi tidak mampu diimbangi oleh peningkatan gaji masyarakat. Tidak semua keluarga dapat menuntaskan biaya kuliah anak-anaknya walau sudah menyiapkan dana Pendidikan sedini mungkin. Diperkirakan biaya studi di masa depan akan naik 6,03 persen pertahunnya. Kondisi ini tidak mampu diimbangi dengan kenaikan upah orangtua yang hanya 2,7-3,8 persen. Artinya, ada pelandaian peningkatan penghasilan dibandingkan dengan pertumbuhan biaya studi perguruan tinggi (Kompas.idz 28/07/2022).


Bukti Lepasnya Tanggung Jawab Negara

Pendidikan yang harusnya dijamin oleh negara dan merupakan hak setiap warga negara tampaknya hanyalah sebuah ilusi. Dapat dirasakan bagaimana susahnya pemenuhan kebutuhan hidup dengan gaji yang terbatas ditambah dengan biaya kuliah yang kian tahun semakin mencekik, menjadi permasalahan yang tak kunjung usai dari dahulu. Bagaimana tidak? Nampaknya Perguruan Tinggi adalah sasaran pasar komersialisasi yang paling tepat. Ditambah dengan Pemerintah mendorong agar PTN untuk berstatus badan hukum, karena dengan menjadi PTN BH, perguruan tinggi dirasa akan dapat berkembang lebih cepat untuk menjadi unggul dan berdaya saing (Kompas.id, 20/03/22). Selain itu, PTN BH juga lebih kreatif mencari sumber dana karena tidak bergantung dari anggaran pemerintah dan biaya kuliah mahasiswa.

Perguruan Tinggi hanya sebagai tempat perdagangan produksi manusia dengan menjadikannya sebagai sarana untuk mencetak tenaga kerja terdidik dengan biaya murah. Dunia pendidikan dijadikan sebagai tempat mendidik para generasi muda agar menjadi penurut dalam tatanan masyarakat kapitalis, yang kaya bebas berkarya dan yang miskin hanya melihat dari balik jendela, juga sebagai tempat berlangsungnya akumulasi modal itu sendiri. 

Pendidikan adalah tempat mengeksplor insting manusia dalam pola pikirnya untuk menganalisis dunia bukan tempat pertaruhan apalagi ladang jual beli otak dan tenaga manusia untuk bekerja dengan biaya murah. Seharusnya negara mampu memberikan fasilitas yang tak terbatas bagi pendidikan generasinya, tidak mencekik para orang tua, dan menghapuskan pengajaran yang ditanamkan melalui sistem kapitalis sendiri.


Islam dengan Sistem Pendidikannya

Akidah Islam adalah landasan dalam semua sistem penyelenggaraan aspek kehidupan manusia. Termasuk pula dengan aspek pendidikan. Pendidikan adalah wadah untuk mencetak dan membentuk warga negaranya berkepribadian Islam yang kuat, serta penguasaan ilmu dan teknologi agar bisa memenuhi berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, baik pakar, ilmuwan, maupun penelititi yang mampu menyusun perencanaan bagai kemaslahatan ummat. Pendidikan tinggi dalam Islam juga dirancang mampu melahirkan para politikus pelaksana pemerintahan dan orang-orang yang sangat dibutuhkan dalam pengelolaan urusan umat dengan kompetensi yang mumpuni. Oleh karena itu, Pendidikan Tinggi dalam Islam tidak berorientasi kerja, apalagi bagi dunia usaha dan industri memenuhi kebutuhan kapitalis.

Lulusan perguruan tinggi akan mendedikasikan ilmunya bagi kemajuan peradaban Islam. Khilafah akan melindungi ide-ide Islam dan tidak akan membiarkan pemikiran yang bertentangan dengan akidah Islam masuk melalui jalur pendidikan, sekaligus menyeleksi berbagai kerja sama pihak asing untuk merealisasikan misi dakwah Islam.

Sistem pendidikan yang hakiki membutuhkan tegaknya Khilafah Islamiah sebagai satu-satunya negara penegak ideologi Islam sehingga mampu menjamin pelaksanaan syariat Islam di dalamnya. Penanggung jawab pendidikan, mulai dari kurikulum hingga pendanaan. Konsep pendidikan tinggi seperti inilah yang hanya mampu melahirkan SDM yang mumpuni dan kompeten untuk kemaslahatan umat. []


Oleh: Salsabilaa Suni
Mahasiswa
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments