Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Jauhkan Kapitalisasi dalam Pemberdayaan Ekonomi Pemuda


TintaSiyasi.com -- Krisis ekonomi yang melanda dunia sebenarnya selalu ada. Berganti tahun dan berbeda pula penyebabnya. Problem perekonomian yang barusan terjadi sejak tahun 2020 justru disebabkan oleh pandemi Covid-19. Namun, manusia yang berakal tentu terus bergerak untuk memenuhi kebutuhan hidup.  

Para produsen berusaha untuk terus berproduksi, demikian halnya konsumen juga berjuang untuk memenuhi kebutuhannya. Namun realita dunia pun berbicara betapa kontraksi ekonomi terjadi di berbagai negara. Kontraksi ini sendiri terjadi akibat negara-negara melakukan pembatasan pada mobilitas serta menerapkan lockdown.

Menurut Menkeu Sri Mulyani, dunia mengalami kontraksi minus 3,2% dari sisi pertumbuhan ekonomi pada tahun lalu. Demikian halnya pertumbuhan perdagangan dunia terjadi kontraksi minus 8,3% (kemenkeu.go.id./31/08/2021). Badan Pusat Statistik mengatakan Indonesia mengalami kontraksi sebesar minus 5,2% per tahunnya (year on year) sejak kuartal II di bulan Juni 2020 (alamisharia.co.id/07/09/2020).

Maksud dari kontraksi ekonomi adalah terjadinya penurunan ekonomi dilihat dari pertumbuhan produk domestik bruto (PDB). Hasi dari kontraksi ekonomi selama dua kuartal (1 kuartal = 3 bulan) berturut-turut adalah terjadinya resesi ekonomi.

Negara-negara di dunia pun dalam Group of Twenty (G20) berupaya pula menyelamatkan perekonomian dunia semasa pandemi hingga pasca pandemi. Bekerja sama dengan Youth of Twenty (Y20) dan Women of Twenty (W20) untuk ‘menyelamatkan’ perekonomian dunia d mengangkat tema “Recover Together, Recover Stronger”.   

Y20 fokus pada para pemuda dunia agar ikut bergerak memulihkan kondisi ekonomi. Ada 4 isu utama pada Y20 yaitu ketenagakerjaan pemuda, transformasi digital, planet yang berkelanjutan, dan keragaman dan inklusi.

Realita problem ekonomi dunia ini terjadi di depan mata bahkan bisa jadi kita yang mengalaminya (baik sebagai produsen ataupun konsumen). Para produsen baik perusahaan lokal bahkan multinasional (PMN) yang tak sanggup bertahan akhirnya gulung tikar.  

PMN bahkan mengupayakan berbagai cara agar mampu bertahan, selain mengurangi jumlah pekerja (PHK) juga adanya program bekerja dari rumah (work from home). Selain itu juga membuka kesempatan bagi para pemuda untuk bekerja sama yakni melakukan pemberdayaan ekonomi pemuda, baik dengan pelatihan, magang, dan lain-lain.

Sedangkan konsumen kesulitan memenuhi kebutuhan hidup akibat sulit mencari nafkah entah karena di-PHK, terbatasnya lapangan kerja serta kinerja wirausaha yang geraknya lumayan stagnan. Juga terjadi inflasi pada harga-harga barang kebutuhan selama masa pandemi.


Upaya Pemberdayaan Ekonomi Pemuda

Pemerintah Indonesia mengupayakan bangkitnya perekonomian dengan memberdayakan para pemuda. Pemberdayaan ini yaitu dengan mengikuti Y20, juga adanya program dari Kemenparekraf, sedangkan dari DIKTI ada Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K), Program Kegiatan Bisnis Manajemen Mahasiswa Indonesia (KBMI), Program Akselerasi Startup Mahasiswa Indonesia (ASMI), dan Pendampingan Wirausaha Mahasiswa Indonesia serta Wirausaha Merdeka pada 17 kampus di Indonesia. 

Pada sekolah menengah baik atas maupun vokasi (SMA dan SMK) ada program-program pemberdayaan ekonomi berbentuk pelatihan kewirausahaan (entrepreneur) maupun magang dengan perusahaan-perusahan dan instansi-instansi tertentu. Hal ini dalam rangka melatih para siswa untuk berdaya di dunia ekonomi dan selanjutnya mampu produktif. Tidak sebatas sebagai konsumen saja. Di Kalsel pun diadakan Pelatihan Kewirausahaan Pemuda oleh Kalsel Kreatif Forum yang tergabung dalam ICCN (Indonesia Creative Cities Network) yakni Jejaring Kota/Kabupaten Kreatif Indonesia. 

Berbagai PMN meski ada yang terdampak Corona tetapi menjalin kerjasama dengan kaum muda berupa magang juga membuka lowongan kerja. Dilansir dari beautynesia.com (2/6/2021) ada 8 PMN yang membuka lowongan magang yaitu Unilever, Beiersdorf, 3M, ZTE, IBM, Mattel, Lotte Mart (di bawah Lotte Group, Korea) dan Commonwealth Bank. 


Berbagai Produk yang Ramai di Kalangan Pemuda

Meski menjalani masa pandemi, namun para produsen terus berupaya memproduksi berbagai produk untuk seluruh kalangan yang menjadi target bagi mereka. Salah satu targetnya adalah para pemuda. Selain itu juga membuka kerja sama dengan para pemuda untuk magang sebagaimana yang saya paparkan di atas. Posisi pemuda dalam dunia ekonomi selain sebagai target untuk didampingi dalam pemberdayaan ekonomi namun juga sebagai konsumen.  

Produk-produknya pun tidak hanya berbentuk fisik namun juga digital dan memang sebenarnya membantu kehidupan para pemuda namun di satu sisi justru menjadi gaya hidup kebarat-baratan. Hal ini tentu disayangkan bila terjadi pada pemuda Muslim.

Bukan sesuatu yang mengherankan bila saat ini kaum muda menyenangi produk-produk kuliner (makanan dan minuman) yang ditujukan untuk mereka dan mereka senang meskipun sebenarnya produknya adalah kuliner Barat. Kita sebagai Muslim sebenarnya tidak masalah bila mengonsumsi makanan dan minuman yang tidak mengandung bahan-bahan yang diharamkan. Sayang bila kaum muda justru demi mengikuti menu yang booming namun tidak terlalu mempedulikan tentang kehalalan menu yang mereka konsumsi.

Di era digital saat ini, selama pandemi akhirnya laptop/komputer dan gadget menjadi barang yang tak terpisahkan dari kaum muda. Meski sebenarnya sebagai sarana belajar di masa pandemi karena kegiatan belajar mengajar (KBM) dilakukan secara daring, namun justru gaya hidup pun perlahan berubah kebarat-baratan.

Segolongan kaum muda ada yang sudah tidak lagi menonton televisi, namun menggantinya dengan mengonsumsi layanan streaming yang menayangkan berbagai film, video musik dan lain-lain. Untuk rating usia pun beragam dan tentu diserahkan kepada kaum muda dalam hal memutuskan mereka mau menonton produk yang sesuai usia mereka atau tidak. 

Sedangkan terkait dengan investasi, tentunya kaum muda harus memahami lebih dulu terkait investasi riil dan nonrill. Jangan langsung menceburkan diri dalam investasi nonrill tanpa memahami fakta dan hukumnya di dalam Islam akibat semata-mata tergiur dengan keuntungan yang diperoleh. Di era digital ini justru berbagai produk investasi nonriil yang bisa dilakukan melalui gadget dan laptop/komputer juga ditawarkan kepada kaum muda.

Dilansir oleh cnnindonesia.com (24/11/2020) ada 3 produk investasi yang dianggap cocok untuk kaum muda (namun tidak syari) yaitu deposito berjangka, peer to peer lending (P2P) dan reksadana (reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, reksadana saham). 

Republika.co.id (21/5/2021) justru menyatakan investasi mata uang digital yaitu kripto (cryptocurrency) adalah yang digemari oleh kaum muda. Menurut survei Harris Poll (2019) yang dilansir investasi.kontan.id (5/3/2020), 30% milenial lebih memilih investasi Bitcoin dibandingkan dengan obligasi pemerintah, 27% memilih Bitcoin daripada saham, dan 24% memilih Bitcoin daripada investasi properti. Bitcoin adalah mata uang kripto.


Posisi Pemuda Muslim dalam Pemberdayaan Ekonomi

Pemuda Muslim harus paham tentang meaning of who human is. Siapakah manusia sebagai ciptaan Allah SWT? Sebab manusia Muslim yang memiliki syakhsiyah Islam tentu bukanlah sebagai subjek dan objek dari sistem kapitalisme. Justru menjadi subjek dan objek dalam hidup ini dengan berupaya menjadikan Islam sebagai landasan hidup.

Bila telah memahami Islam sebagai landasan hidup maka tentu sudut pandang dalam berpikirnya dilandasi dengan keimanannya terhadap Islam. Tentunya para pemuda akan mendalami agamanya baik dari sisi keimanan juga syariat. Ditambah pula mendalami berbagai ilmu umum yang akan dijadikan sarana untuk menjalani hidup.

Ekonomi sendiri harus dipahami dari segi ilmu yang memang berlaku umum dan juga dari segi sistem karena memang berlandaskan ideologi. Maka, jangan sampai kaum muda terjebak dalam sistem dan praktik ekonomi kapitalisme sebab penuh dengan riba, investasi nonriil serta akad yang tidak jelas di dalamnya. Selain itu akan terbawa dalam gaya hidup yang tidak islami. Menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah SWT.

Di dalam kehidupan yang dikungkung ideologi kapitalisme ini, maka sudah semestinya para pemuda menjadi objek dari dakwah Islam, serta bila mereka telah memiliki bekal dakwah jelas menjadi subjek dakwah tersebut. Maka pemahaman Islam pun tentu insyaallah akan mampu dipahami dan dijalankan dalam kehidupan pemuda Muslim. Sabar dan istiqamah adalah kuncinya.


Penutup

Perjuangan dalam memahami Islam sebagai jalan hidup dan menggantikan kapitalisme yang saat ini mengungkung kehidupan manusia tentunya penuh perjuangan. Menjalaninya harus sabar dan istiqamah.

Allah SWT berfirman dalam QS Al-Maidah [5]: 50, “Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” [].


Oleh: Hilya Mafaza
Aktivis Pena Digital
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments