Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Gaza Menyeru, Muslimin Harus Bersatu

TintaSiyasi.com -- Bumi Anbiya (para Nabi) tak henti-hentinya dibanjiri tangisan darah. Israel kembali melakukan bombardir kepada rakyat Palestina. Dikutip dari voa-islam.com (05/08/2022), Israel mengatakan menyerang Gaza pada hari Jum'at (5/8/2022) dan menyatakan "situasi khusus" di depan rumah, setelah beberapa hari ketegangan menyusul penangkapan seorang pejuang senior Palestina di Tepi Barat yang diduduki.

Suara ledakan terdengar di wilayah Gaza dan kepulan asap nampak keluar dari gedung tinggi di lantai tujuh. Tak tanggung-tanggung, Israel juga menutup jalan di sekitar Gaza. Tindakannya tersebut mempersulit mobilisasi bantuan kepada rakyat Palestina serta sangat menguntungkan pihak Israel untuk melanjutkan serangan brutal mereka. 

Israel melanjutkan perbuatan kejinya dengan melakukan serangan udara pada Sabtu, 06 Agustus 2022. Serangan tersebut sukses mengucurkan darah suci 41 syuhada. Termasuk di antaranya 15 anak-anak dan 4 wanita serta ada 311 orang luka-luka. 

Aksi kejam yang tak pandang bulu dalam memakan korban tersebut, dielak oleh pihak Israel. Mereka mengatakan bahwa aksi tersebut adalah upaya pencegahan adanya penyerangan dari rakyat Palestina. Sudah hal umum, pergulatan sengit antara tentara Israel dan Hamas masih terus berlangsung. Setidaknya telah terjadi empat kali peperangan dan beberapa pertempuran kecil antara Hamas dan Israel sejak Hamas lahir untuk membela Rakyat Palestina. 

Dilansir dari voa-islam.com (05/08/2022), Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengunjungi komunitas di dekat Gaza pada hari Jumat, mengklaim pihak berwenang sedang mempersiapkan "tindakan yang akan menghilangkan ancaman dari wilayah ini, tanpa menjelaskan lebih lanjut tentang tindakan yang dimaksud. 

Pernyataan pihak Israel tersebut dibantah keras oleh ‘Aqsa Working Group’. Karena tidak selayaknya menjadikan warga sipil terlebih wanita dan anak-anak sebagai sasaran agresi militer dan bombardir properti.

Arogansi Israel tak kan berhenti hanya dengan gimik politik atau kecaman dari para pemimpin dunia maupun seluruh elemen masyarakat dunia. Tapi di sisi lain mereka masih menjalin hubungan mesra dengan Israel. 

Satu-satunya langkah yang dapat mematikan arogansi Israel adalah dengan memutus segala hubungan diplomasi dan melakukan invasi atau serangan nyata penyerangan mereka. Umat harus bersatu membela bagian tubuhnya yang sedang disakiti. Mengerahkan pasukan di bawah panji Islam, Daulah Islamiah. 

Kaum Muslim harus segera sadar dan bangkit menerobos sekat-sekat semu nasionalisme dan segera kembali kepada satu-satunya ikatan yang shahih lagi kuat dalam menyatukan Muslimin, yaitu akidah Islam. 

Tak ada gunanya lagi hanya berdiam diri dan berpangku tangan kepada para pemimpin boneka. Tak ada gunanya lagi untuk berlarut-larut terhipnotis menjadi kambing hitam korban propaganda bertuan. Sesama Muslim adalah saudara yang harus saling membela bukan malah saling menuduh dan berpecah-belah. 

Sesungguhnya kekuatan umat Islam ada pada persatuannya. Sebagaimana pernyataan Dr. Fika Komara dalam bukunya "Menjadi Muslimah Negarawan", bahwa sesungguhnya rahasia kekuatan kaum Muslim terletak pada persatuan mereka, kekuatan identitas tunggal mereka sebagai umat Muhammad SAW, yang mengantarkan mereka memiliki kesadaran ruang yang tinggi dilandasi visi politik Islam. Ketika umat terpecah belah, maka di sinilah gerbang awal kehancurannya, termasuk lenyapnya visi geopolitik dan kesadaran ruang generasi Muslim hari ini. 

"Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk" (TQS Ali Imran : 103). []


Oleh: Keysa Neva
Sahabat TintaSiyasi
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments