Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Gaza Diserang, Negeri Muslim Tak Boleh Diam


TintaSiyasi.com -- Aqsa Working Group mengecam keras langka Zionis Israel yang kembali membombardir Gaza. Setidaknya 13 orang syahid termasuk seorang gadis berusia lima tahun (republika.co.id, 07/08/2022).

Israel mengatakan menyerang Gaza pada hari Jum'at (5/8/2022) dan menyatakan "situasi khusus" di depan rumah, setelah beberapa hari ketegangan menyusul penangkapan seorang pejuang senior Palestina di Tepi Barat yang diduduki. Ledakan terdengar di Kota Gaza, di mana asap keluar dari lantai tujuh sebuah gedung tinggi. Tidak jelas siapa yang menjadi sasaran serangan itu (voa-islam.com, 05/08/2022).

Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Palestina mengutuk agresi brutal Israel di Jalur Gaza yang memasuki hari kedua pada Sabtu (6/8/2022). Lembaga itu menyebut Israel membuat wilayah Palestina layaknya lapangan latihan dan warga sebagai target tembak (republika.co.id, 7/8/2022).

Palestina kembali di serang, normalisasi dengan penjajah bentuk negara Muslim tidak mempunyai kepedulian atas nasib saudara Muslimnya.

Seolah dipelihara, konflik Palestina tak berkesudahan. Pendudukan Israel atas wilayah Palestina merupakan salah satu konflik yang masih berlangsung hingga saat ini. Berulang kekejian Israel terhadap Palestina, negeri-negeri Muslim hanya bisa prihatin dan mengecam. Namun hubungan baik dan normalisasi dengan Israel tetap mereka lanjutkan. Karena tiada kesatuan kepemimpinan umat Islam dan praktik nasionalisme di masing-masing negeri maka tanah dan nyawa Muslim tak bisa dilindungi. Sejak berdirinya Pemerintah Otonomi Palestina, konflik perkepanjang pun terjadi antara Palestina dengan Israel. Kapitalisme memulusi agresi militer Israel secara legal terhadap bumi Palestina. Yang sejatinya adalah penjajahan, penindasan dan teror yang dilakukan Israel terhadap Muslim Palestina. Harusnya masalah Palestina adalah masalah bersama bagi kaum Muslim. Bukan sekadar konflik Palestina - Israel. Serta dapat mengembalikan lagi kehormatan umat Islam di seluruh dunia. Tidak hanya mementingkan normalisasi dengan bangsa penjajah, tetapi merelakan saudara Muslim ditindas dan diperangi. Negara harusnya mampu bersikap saat ada saudara Muslim dari negara lain yang kembali diserang, terlebih negara tersebut sesama Muslim. Narasi tentang Palestina digiring seolah sebatas isu kemanusiaan dalam sekat nasionalisme semata. Tidak ada kesatuan umat Islam dalam melindungi Muslim Palestina. Bahkan saat ini isu Palestina hanya sekadar berita konflik internasional yang akhirnya berlalu bersama angin.

Tidak ada solusi terbaik, selain menegakkan kembali sistim Islam. Solusi untuk Palestina bukanlah solusi perdamaian dengan pembagian wilayah ataupun kesepakatan hubungan diplomatik, ekonomi, politik antara Palestina dan Israel. Sebab tanah Palestina adalah tanah kekuasaan umat Islam, warisan Kekhalifahan Umar bin Khattab, yang berabad-abad lamanya kaum Muslim mendiami wilayah tersebut. Lebih dari itu saat ini umat Islam membutuhkan pemimpin seperti masa kekhalifahan dahulu. Sungguh, hal demikian tidaklah mustahil, sebab Allah SWT berjanji bahwa Islam akan kembali memimpin dunia.

Sebab Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya al-Imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berpegang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)nya” (HR. Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa’I, Abu Dawud, Ahmad).

Khalifahlah sebagai satu-satunya pelindung umat yang hakiki dari pihak apa saja yang memusuhi Islam dan kaum Muslim. Semoga Allah segera bangkitkan kembali Islam sehingga umat kembali bersatu dalam naungan khilafah. 

Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Gendista Qur'ani
Sahabat TintaSiyasi
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments