TintaSiyasi.com -- Direktur ILKI (Institut Literasi Khilafah Indonesia)
Septian AW membeberkan tip tidak emosi ala dakwah Hizbut Tahrir ketika menerima
serangan tuduhan dan fitnah ala Hizbut Tahrir. “Begini tip agar tidak emosi ala
dakwah Hizbut Tahrir ketika menerima serangan tuduhan dan fitnah,” tutur
Septian, sapaan akrabnya, dalam Kelas Sejarah Asia Barat Modern-3, Ahad (10/07/2022).
Pertama, menjadikan
rida Allah sebagai nilai ruhiyah (spiritual). “Secara normatif, segala
aktivitas dakwah Hizbut Tahrir, baik kutlah (kelompok) maupun personal itu
sudah clear masalah ruhiyahnya. Termasuk dalam counter terhadap
serangan yang muncul, itu harus selalu dalam rida Allah,” ungkapnya.
Menurut Septian, Hizbut Tahrir selalu menganggap bahwa
sebenarnya cacian terhadap dakwah mereka itu tidak ada esensi pemikirannya,
melainkan sebatas luapan kejahilan masyarakat belaka, sehingga tidak boleh
dibalas dengan cara yang serupa.
“Sebenarnya itu tidak ada esensi pemikirannya. Hanya
luapan-luapan kejahilan masyarakat yang justru harusnya tidak kita balas dengan
hal yang sama. Membalas itu harus dengan aktivitas yang mendapat pahala Allah
dan mampu memberikan efek edukasi politik,” tegasnya.
Kedua, menjadikan
rida Allah untuk menumbuhkan kesabaran. “Konsep Hizbut Tahrir mengenai qada
agar seorang pendakwah mampu bersabar atas sesuatu yang menimpa dirinya, namun
tetap fokus terhadap apa yang harus dilakukan,” ujarnya.
“Segala apa yang menimpa kita merupakan qada yang
tidak bisa kita kuasai. Sedangkan sikap kita terhadap sesuatu yang menimpa
kita, di situlah wilayah yang kita harus meraih rida Allah,” jelasnya.
Septian berpesan agar pendakwah dapat menyikapi
serangan dakwah dengan cara yang diridai Allah, bukan dengan nyiyiran dan
semacamnya.
“Sikapi dengan apa yang mendapatkan rida Allah, bukan
dengan nyinyiran. Itu bukan karakter syabab Hizb,” pungkasnya.[] Nurichsan
Baca Juga
0 Comments