TintaSiyasi.com -- Sejarawan Nur Fajarudin mengungkapkan bahwa ketika tiada lagi Daulah Khilafah, maka ibadah haji tak lagi memicu perjuangan umat Islam.
"Ketika sudah tidak ada lagi Daulah Khilafah,
kaum Muslim terpecah belah menjadi beberapa negara dan diinfiltrasi oleh
pemikiran sekuler. Ketika tidak ada lagi pelindung, kita bisa melihat akhirnya ibadah
haji itu menjadi ritual biasa yang tidak lagi memicu perjuangan Islam,"
ungkapnya dalam JKDN Series: Haji, Horor Penjajah Belanda di Youtube Khilafah
Channel Reborn, Kamis (14/07/2022).
Bung Fajar, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa dahulu haji menjadi momok yang
mengerikan bagi penguasa kolonial. Andaikan haji itu tidak ada di masa itu,
mungkin perlawanan perang di Nusantara tidak akan pernah ada. “Ibadah haji itu seakan
sebagai booster perlawanan kaum Muslim, sehingga benar-benar
menjadi horor bagi pemerintah kolonial,” ucapnya.
"Namun saat ini di Negeri kita, haji itu hanya
tersisa perasaannya saja, itu pun sudah semakin terdestruksi dan hilang.
Mungkin kalau di desa-desa dan daerah-derah di luar Jawa, orang haji itu luar
biasa," ujarnya.
Penulis naskah film dokumenter Jejak Khilafah di
Nusantara (JKDN) tersebut mengungkapkan, sekarang sudah mulai banyak
generasi muda, bahkan di kalangan kaum Muslim sendiri yang kemudian dalam
bahasanya itu, "Mengapa sih haji itu harus sedemikian rupa, harus seperti
ini, seperti itu, itu bidah, itu melanggar syariat, tak sesuai dengan tuntunan
Rasulullah.” Padahal itu perasaan, yang akhirnya perasaan itu terdestruksi.
"Kita lihat di perkotaan. Orang berangkat haji
dan umrah itu kayak orang rekreasi aja. Orang berangkat saja, pulang ya pulang
saja. Kalau di pedesaan itu pulang haji disambut dengan selawatan, sujud syukur.
Ini perasaan saja, kalau pikirannya sudah tercerabut," imbuhnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan, sudah tidak ada lagi di
Makkah khutbah Arafah yang menggelorakan perlawanan atau kebangkitan Islam,
walau perasaan itu masih muncul.
"Masalahnya, perasaan itu semakin lama semakin
menipis di kalangan kita, karena haji itu hanya ritual saja," pungkasnya.[]
Rina
0 Comments