Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Penutupan MTQ dengan Music House, Nilai Keislaman Semakin Pudar


TintaSiyasi.com -- Beredarnya video acara penutupan MTQ Tingkat Kabupaten Banjar di Kecamatan Mataram menuai reaksi negatif dari masyarakat maupun netizen yang melihatnya di sosial media. Banyaknya kecaman dari video yang telah tersebar luas itu memperlihatkan jelas music house yang dibawakan penyanyi dangdut dalam acara MTQ, alangkah tidak pantasnya acara islami namun bercampur unsur tidak syari.

Kejadian yang tidak mengenakan itu terjadi setelah pengumuman lomba juara umum diraih Kecamatan Sungai Tabuk. Wakil Bupati Banjar Said Idrus menyerahkan trofi untuk kafilah Kecamatan Sungai Tabuk di atas panggung MTQ. Tak lama kemudian tamu kehormatan dan undangan meninggalkan tempat acara setelah pembacaan doa. Acara hiburan itu berlangsung diawali dengan dua lagu musik religi. Berikutnya lagu Bara Bere yang dipopulerkan artis dangdut membuat penonton berjingkrak dan disiarkan langsung di kanal Youtube sehingga viral.

Bupati Banjar mengatakan, sangat menyayangkan akibat kejadian tersebut dan menurunkan kekhidmatan perhelatan MTQ yang sudah sukses dilaksanakan. Dia berharap kejadian ini menjadi pelajaran pelaksanaan kegiatan serupa. Saidi juga mengajak masyarakat untuk tetap menjaga marwah Kabupaten Banjar yang terkenal religius. 

Jika kita kembali ke belakang mengingat kejadian serupa pun pernah terjadi di Kabupaten Tabalong di mana acara lomba MTQ dihibur oleh penyanyi dangdut terkenal dari ibu kota yang membawakan lagu tidak islami dalam acara penutupannya. 

Sangat disayangkan kenapa kejadian ini bisa terulang lagi di daerah yang berbeda. Lalu siapa yang sepatutnya disalahkan dalam permasalahan ini? Apakah panitia yang tidak sengaja kecolongan dan tak bisa mengendalikan acara, atau justru pejabat yang tidak benar-benar tegas mengatur acara tersebut?

Tapi kejadian ini mencerminkan bagaimana kondisi sesungguhnya negara kita yang berpaham sekuler, paham yang memisahkan agama dari kehidupan, mencampurkan hak dengan yang batil, aturan Islam bagai prasmanan yang mana kita suka itu yang diambil dan mana yang tidak disukai maka ditinggalkan. Padahal sejatinya seorang Muslim wajib masuk dalam Islam secara kaffah, wajib mengamalkan syariat Islam dalam setiap aspek kehidupan. 

Negara paham sekuler hanya boleh menjadikan agama untuk mengatur perkara ibadah saja, selebihnya undang-undang peninggalan penjajahlah yang diambil dalam mengatur kehidupan saat ini. Maka tidak heran perlahan masyarakat kita pun mulai kehilangan nilai-nilai Islam dalam menjalani kehidupan, tidak tau arah tujuan hidup yang sebenarnya, tidak bisa lagi membedakan mana yang salah dan benar sesuai koridor Islam.

Seperti kejadian ini, acara MTQ yang seharusnya menggaungkan nilai-nilai Islam untuk menambah keimanan Muslim malah disusupi oleh hiburan duniawi yang sifatnya merusak dan menodai Al-Qur’an itu sendiri. Padahal yang menyajikan maupun orang-orang yang terlibat dalam acara itu semuanya Muslim. Namun mereka buta mengenai persoalan ini, karena saat kejadian itu berlangsung tidak ada satu Muslim pun yang berani atau berupaya untuk menghentikannya. Mereka justru asyik menikmati alunan musik dangdut itu.

Negara kita mayoritas Muslim, namun tidak mencerminkan kehidupan seorang Muslim yang menjunjung tinggi nilai Islam. Inilah sebab akibat generasi kita perlu dididik dengan Islam, mengenalkan mereka pada aturan-aturan Allah SWT, menyadarkan mereka bahwa paham sekuler telah merusak Islam dan menjadi akar dari penyebab permasalahan di mana-mana.

Mencontoh bagaimana ketika Rasulullah SAW mendirikan negara dengan hukum yang bersumber dari Al-Qur’an berhasil mencetak generasi muda yang gemilang taat beragama, namun juga berprestasi di dunia. Sangat berbeda jauh dengan anak muda saat ini yang pikirannya telah teracuni paham sekuler.

Maka untuk memperbaiki generasi kita selanjutnya maupun sistem pemerintah di dalamnya wajib menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber segala hukum. Bukan hanya menjadikan Al-Qur’an sebagai ajang perlombaan atau sekadar menjadi bahan bacaan, namun juga diamalkan dalam menjalani kehidupan seperti firman Allah SWT dalam QS. Al-Israa' ayat 9, “Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar“.

Dan sebaik-baik Muslim adalah yang menjadikan Al-Qur’an sebagai jembatan untuk beramal salih di dunia dan memetik hasilnya di akhirat kelak. Sadar bahwa hanya sistem Islam saja satu-satunya yang diridhai Allah SWT dan hanya dengan Daulah Islam yang mampu mewujudkannya, maka ini pun menjadi PR besar umat Muslim untuk berjuang mendirikannya. []


Oleh: Rochie Jiffiani Willys
Sahabat TintaSiyasi
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments