Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Minyak Goreng Curah, PeduliLindungi, Diskriminatif dan Salah Sasaran?


TintaSiyasi.com -- Pembelian minyak goreng curah menggunakan aplikasi PeduliLindungi potensi bermasalah secara geografis, tak hanya di perkotaan tapi juga pedesaan. Memerlukan data yang menunjukkan jumlah kepemilikan aplikasi atau smartphone di satu keluarga. Setelah itu, baru ditentukan skema yang tepat untuk penyalurannya.
 
Penggunaan smartphone untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng menjadikan masyarakat lebih kesulitan. Pasalnya tidak semua orang bisa menggunakan atau mampu membeli smartphone. Jika seperti ini, bukan lagi menyelesaikan masalah malah menambah masalah. 

Para oknum pembuat dan pelaksana kebijakan hanya melihat dari mayoritas pengguna smartphone, tanpa melihat yang di bawah. Bahkan sampai saat ini saja masih ada rakyat yang kelaparan, lantaran bantuan yang pemerintah berikan tidak merata, atau bahkan hanya di daerah yang bisa dijangkau saja. Ada pula yang tidak mendapatkan bantuan-bantuan dari pemerintah karena terkendala data data seperti; KTP, KK, PKH dan data lainnya. Kemudian pembatasan penerima juga menjadi permasalahan. 

Ini masalah yang harus diselesaikan, bagaimana cara yang efektif agar tidak menimbulkan masalah baru?

Jika melihat kondisi saat ini memenuhi kebutuhan dengan PeduliLindungi tidak efektif. Terkesan memaksa. Sebab pikirannya "mau murah ya pakai aplikasi kalau tidak mau ya sudah". Ini sekan menunjukkan ketidakseriusan pemerintah dalam menangani persoalan minyak goreng yang terus berlarut-larut.

Semakin lama negeri ini menjujung tinggi sistem sekuler, jangan berharap rakyat hidup makmur. Karena akan ada banyak gebrakan yang membangkitkan emosi, pikiran, dan tenaga. Sejatinya sekuler berasaskan kebebasan dan manfaat. Selagi kebijakan-kebijakan yang dibuat memiliki manfaat maka akan dilaksanakan. 
Contohnya, "wah beli minyak goreng pakai aplikasi nih. Berarti harus beli smartphone ya? Karena saya tidak memilikinya". Dari sini terlihat bahwa semakin banyak yang membutuhkan smartphone semakin banyak pula produksinya. 

Sekuler memang kejam, segala sesuatu dilihat dari manfaat. Tidak perduli dengan kemampuan setiap orang untuk bisa ikut serta atau tidak. Jika seperti ini sama seperti merengkut kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Masalah yang ditimbulkan dari smartphone sendiri belum teratasi. Sekarang masalah baru bermunculan. 
Semua yang terjadi saat ini saling berkaitan satu dengan yang lain, dan sangat mempersulit masyarakat. Di dalam Islam kita dilarang mempersulit urusan umat. 

Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW berdoa,
Ya Allah, barangsiapa yang diberi tanggung jawab untuk menangani urusan umatku, lalu ia mempersulit mereka, maka persulitlah hidupnya. Dan barangsiapa yang diberi tanggung jawab untuk mengurusi umatku, lalu ia memudahkan urusan mereka, maka mudahkanlah hidupnya” (HR. Muslim).

Hanya Islam kaffah yang mampu mengatasi masalah yang bermunculan. Karena penyelesaiannya bersumber dari Allah SWT, yaitu Al-Qur'an dan As-Sunnah. []


Oleh: Sarinem
Sahabat TintaSiyasi
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments