Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Maraknya Pembajakan dan Pengrusakan Generasi


TintaSiyasi.com -- Mencermati perkembangan kehidupan sekarang semakin tampak bahwa peran Islam terpinggirkan. Bahkan tergerus dengan berbagai upaya supaya hilang dari tataran praktis. Islam diperlakukan sebagai keyakinan mayoritas rakyat, namun dimandulkan dalam penerapan aturan. Bagaimana tidak, maraknya fenomena pembajakan dan pengrusakan generasi terjadi berulang kali. Terjadinya kasus bullying yang amat sangat ekstrem dan di luar nalar terjadi di daerah Tasikmalaya, Jawa Barat dan mewabahnya racun Citayam Fashion Week (CFW) di Jakarta yang notabene kebanyakan dari mereka adalah para generasi muda penerus peradaban. 

Fenomena bullying pada bocah kelas enam SD di Tasikmalaya. Bocah malang itu mengalami depresi hingga sakit keras dan akhirnya meninggal usai dipaksa menyetubuhi kucing oleh teman sebayanya. "Setiap kasus bullying baik ringan atau seperti ini sudah ekstrem, bukan lagi bullying secara verbal, tapi ini lebih kekerasan secara fisik walaupun gunakan cara lain. Ini berdampak pada kesehatan jiwa, buat orang yang melakukan sudah pasti ada gangguan jiwa. Untuk orang terkena dampak jelas dan terakhir juga saksinya, dampaknya luas banget," kata Psikiater RSIA Limijati Kota Bandung dr. Elvine Gunawan (detikjabar, 21/7/2022).

Ia mengungkapkan perilaku terduga pelaku harus diobservasi lebih jauh. Pasalnya hal tersebut terjadi di luar nalar. "Pelakunya harus diobservasi lebih, ini ada sesuatu, anak lain pada kondisi normal tidak punya pikiran untuk menyuruh orang untuk menyetubuhi kucing, tidak mungkin," ungkapnya.

Menurutnya, dalam kasus bullying ini ada ketidakseimbangan kekuasaan. Menurutnya pelaku power full banget melakukan hal tersebut kepada orang lain. "Harus ditarik lagi ke belakang bagaimana pola asuh anak ini, kepedulian keluarga, apakah dari dulu ada gangguan perilaku. Kalau dilihat sebenarnya kita harus lihat secara utuh, pola asuh dari kecil sampai besar seperti apa, apakah anak ini lihat percontohan, pernah lihat seperti ini sebelumnya, jangan-jangan dia lihat konten ini di media sosial seperti film porno, dia pasti pernah lihat," ucapnya. Elvine juga menuturkan, kejadian ini cukup mengagetkan. 

Biasanya kasus bullying ini terjadi pada fisik atau secara sosial tidak bisa main bareng teman-temannya. Ia menilai, bullying seperti ini seperti out of the book secara negatif. "Orang tua harus peka apakah anak-anaknya ini, perilaku sama dengan seusianya, kalau bapak ibunya merasa ragu datang ke pelayanan kesehatan, apakah hanya feeling atau memang ada gangguan," tuturnya. 

"Kedua, sebenarnya konteks bullying ini bisa terjadi di sekolah, sosial dan lainnya. Harus ada kepedulian dari komunitas sosial kita untuk melindungi atau menjaga komunitas kita supaya sehat," ucapnya. Menurutnya juga, jika ada kasus bullying jangan dianggap normal. Karena bullying ini tidak pernah menjadi kasus normal. 

Pada fenomena yang lain terjadi pada saat Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meminta langsung para anak-anak yang berkumpul di acara Citayam Fashion Show, Dukuh Atas, Jakarta Pusat, membubarkan diri pada pukul 22.00 WIB, kemarin. Menurutnya, hal itu untuk membiasakan disiplin waktu, mengingat hampir semuanya masih pelajar SD, SMP, hingga SMA. “Sebelum pukul 22.00 WIB sebaiknya sudah di rumah. Ini bagian untuk mencegah kekerasan, pelecehan terhadap anak. Karena angka kekerasan meningkat, prostitusi daring juga meningkat,” kata Riza di akun instagramnya, dikutip Ahad (24/7/2022). 

Dia menambahkan, pihaknya akan terus mencarikan tempat lain bagi anak-anak yang ingin melakukan fashion week, agar tidak dilakukan di zebra cross Dukuh Atas. Utamanya, saat ada hak pejalan kaki atau pengguna jalan raya lain yang juga terhalang kebebasannya. “Semoga seluruh anak-anak kita mulia akhlaknya, peduli sesama dan lingkungan, serta berprestasi di bidang yang mereka cintai,” jelas dia. Dia mengatakan, pihaknya memang mendukung kreatifitas berekspresi anak-anak dengan melakukan fashion show di Dukuh Atas, Jakarta Pusat. 

Namun demikian, seperti disampaikan pihak kepolisian, kata dia, akan lebih baik jika acara tersebut tidak dilakukan di jalanan atau zebra cross. “Zebra cross itu digunakan untuk menyebrang, bukan untuk kegiatan lain. Begitu juga hal ini tentu kami akan coba tempat yang terbaik untuk anak-anak kita kalau ingin terus melaksanakan fashion week tersebut,” kata Riza (republika.co.id, 24/7/2022).

Melihat realitas kehidupan yang terjadi pada saat ini tidak terpisahkan dari adanya virus liberalisme yang terus menerus merasuk ke dalam tubuh umat. Dan penyebarannya pun kian menyasar ke dalam berbagai kalangan termasuk anak dan remaja. Padahal sudah jelas bahwa pemikiran ini diharamkan Allah SWT. Allah sebagai Pencipta manusia mewajibkan kita memiliki ketaatan dan ketundukan yang penuh terhadap syariat-Nya. Bukan sebaliknya, mereka berperilaku liberal yang membebaskan dan menghalalkan segala cara apapun selama sesuai dengan keinginan dan hawa nafsunya dan dipandang menguntungkan. 

Liberalisme sampai kapan pun tidak mungkin berkesesuaian dengan Islam. Namun, para pengusungnya terus menderaskannya di tengah-tengah umat. Tujuannya untuk menjauhkan umat dari pemahaman Islam yang benar. Jika keadaan seperti ini terus dibiarkan, apalagi menjalar dalam kehidupan remaja dan anak muslim, maka ini merupakan ancaman yang besar bagi Islam itu sendiri ke depannya. 

Perusahaan-perusahaan multinasional Barat juga turut berperan serta menjadi instrument liberalisasi, yaitu mereka yang bergerak di dalam sektor media. Yang mana media adalah pilar penting yang menjadi sarana penyebaran ide kebebasan yaitu kebebasan berekspresi atau tingkah laku salah satunya oleh kaum LGBT.

Pastinya ada upaya yang harus dilakukan untuk membentengi generasi muda Muslim dari paparan liberalisme dan sekulerisme. Tetapi, berharap pada penguasa yang menerapkan sistem sekuler pada saat ini amat sangat jauh dari pilihan. Padahal merekalah yang bertanggung jawab atas hilangnya potensi dan kekuatan para pemuda selain keluarga dan masyarakat.

Dan cara yang harus dilakukan oleh kita baik sebagai orang tua, masyarakat maupun posisi bagian integral umat Islam yang memiliki amanah menyiapkan generasi rabbani dan mempunyai tanggung jawab untuk melindungi mereka dari apapun yang mengancam adalah:

Pertama. Orang tua harus benar-benar menyadari bahwa anak adalah amanah yang harus dijaga dari hal-hal yang menjerumuskan mereka dari azab neraka. Allah SWT berfirman :

  يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Kedua. Pendidikan keimanan harus diberikan semenjak dini. Karena akidah adalah merupakan perkara yang amat sangat penting yang harus disampaikan kepada anak. Mereka tidak boleh dibiarkan berislam tanpa memiliki keimanan. Keislaman dan keimanan mereka harus diperoleh lewat jalan yang benar, berbasis kesadaran dan pemahaman, bukan keyakinan yang diturunkan orang tuanya atau semata-mata kepercayaan karena ikut-ikutan. Penanaman keimanan kepada anak berarti mengurai simpul besar kehidupan manusia yang akan menghantarkan pada keimanan akan keberadaan Al Khaliq, sehingga mempunyai keyakinan bahwa Allahlah yang telah menciptakan manusia, alam semesta dan kehidupan. 

Ketiga. Senantiasa mengevaluasi dan memastikan kondisi keimanan anak. Seperti yang telah dilakukan oleh nabi Ya’qub dalam Tafsir al-Baghawi. Beliau mengumpulkan semua keturunannya untuk meyakinkan kondisi keimanan mereka menjelang ajal beliau tiba. Dan kisah nabi Ya’qub diabadikan dalam Al-Qur’an

اَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاۤءَ اِذْ حَضَرَ يَعْقُوْبَ الْمَوْتُۙ اِذْ قَالَ لِبَنِيْهِ مَا تَعْبُدُوْنَ مِنْۢ بَعْدِيْۗ قَالُوْا نَعْبُدُ اِلٰهَكَ وَاِلٰهَ اٰبَاۤىِٕكَ اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ اِلٰهًا وَّاحِدًاۚ وَنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ

Apakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Yakub, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya.

Orang tua juga harus menyiapkan waktu yang terencana untuk menanamkan keimanan pada anak-anak. Terencana adalah melakukan dengan fokus dan disengaja.  

Keempat. Mencari tahu dan peduli dengan fakta dan informasi yang mempengaruhi anak yaitu mengetahui apa saja yang dilihat, didengar dialami dan dirasakan anak, karena semua hal tersebut akan memiliki dampak pada proses berpikir anak dan pada ujungnya bisa melemahkan atau menguatkan aqidah mereka.   

Kelima. Untuk memaksimalkan cara pada point 4 maka orangtua wajib memiliki keterampilan berkomunikasi efektif dengan anak dan remaja.

Keenam. Harus mengetahui strategi dan bentuk-bentuk teknis penyebaran paham liberalisme dan sekulerisme, terutama yang mendominasi kehidupan anak dan remaja. Misalnya lagu, film, sinetron atau games dan bacaan yang disenangi mereka.

Ketujuh. Memahami kesesatan ide liberal dan sekuler serta cara untuk mengcounter atau memfilter dan membahas penyimpangannya dengan ajaran Islam karena sampai kapanpun musuh-musuh Islam akan senantiasa melakukan penyesatan terhadap umat Islam termasuk melalui liberalisme. Allah SWT berfirman :

وَلَنْ تَرْضٰى عَنْكَ الْيَهُوْدُ وَلَا النَّصٰرٰى حَتّٰى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ اِنَّ هُدَى اللّٰهِ هُوَ الْهُدٰى ۗ وَلَىِٕنِ اتَّبَعْتَ اَهْوَاۤءَهُمْ بَعْدَ الَّذِيْ جَاۤءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللّٰهِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ

Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).” Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah.”

Kedelapan. Menyadari bahwa benteng utama yang bisa melindungi aqidah hanyalah kehadiran negara bersistemkan Islam yang menerapkan Islam secara menyeluruh. Karena negara yang bersistem Islam tidak akan membiarkan ide dan paham liberalisme dan sekulerisme bertebaran di tengah masyarakat. Sepatutnya negara mengeluarkan kebijakan dengan perubahan arah orientasi yang mendasar dan pembinaan generasi. Haram hukumnya bagi negara yang mengambil keuntungan dari perilaku liberalis rakyat yang dinilai kreatifitas, menjadi jalan keuntungan kaum kapitalis.

Kesembilan. Senantiasa berdoa kepada Allah agar anak keturunan kita dikuatkan dan dikokohkan dalam agama yang benar dan dari apapun yang menyesatkan.   

Wallahu a’lam bishshawab. []


Oleh: Dewi Rahayu Cahyaningrum
Komunitas Muslimah Rindu Jannah Jember 
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments