Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Beberapa Media Mendukung Nikah Beda Agama karena Sekularisme


TintaSiyasi.com -- Ditemui beberapa media seolah-olah mendukung dan menyajikan sisi positif pernikahan beda agama dinilai Jurnalis Joko Prasetyo sebagai akibat dari sekularisme.

"Jelas, mereka ini posisinya mendukung pernikahan beda agama itu. Maka, memilih menyajikan berita seperti ini. Karena sekulerisme," tuturnya kepada TintaSiyasi.com, Selasa (28/6/2022). 

Menurut Om Joy hal itu adalah bentuk persetujuan media terhadap pernikahan beda agama karena media berakidah sekuler. "Ketika sekularisme menjadi akidah, berita-berita yang disajikan adalah yang mendukung pernikahan beda agama. Meskipun wartawan-wartawannya beragama Islam," jelasnya lagi.

Hal itu diungkap Om Joy, panggilan akrabnya, menanggapi maraknya pemberitaan tentang pernikahan beda agama. Di antaranya, terdapat sebuah media nasional yang menyajikan kabar dengan headline 'Saatnya Menerima Pernikahan Beda Agama'. 

Om Joy menambahkan, media yang bersikap demikian untuk mendukung ideologi kapitalisme, bukan Islam. Di dalam kapitalisme, lanjutnya, terdapat kebebasan berperilaku, di antaranya bebas nikah beda agama. Meskipun, pernikahan beda agama yang dimaksudkan media tersebut haram menurut Islam. 

Om Joy menjelaskan, sikap media tersebut jelas tampak dari ilustrasi berita yang disajikan, yaitu berupa siluet wanita berkerudung dengan lambang bulan dan bintang bersama laki-laki berjas beserta gambar salib, ditambah judul 'Saatnya Menerima Pernikahan Beda Agama'. Menurutnya, ini merupakan sikap persetujuan media tersebut atas pernikahan beda agama dengan maksud agar publik turut bersikap mendukung pernikahan beda agama. 

Ia menambahkan, media tersebut tentu saja mengetahui bahwa mayoritas publik di negeri ini beragama Islam dan ajaran Islam mengharamkan Muslimah menikah dengan laki-laki non-Muslim. "Maksudnya, ya, agar publik, agar para pembaca bersikap seperti media, mendukung pernikahan beda agama," ungkapnya. 

Om Joy mengingatkan, fungsi media adalah menyampaikan informasi, mendidik, dan menghibur, pada faktanya. Menyampaikan informasi tidak semata-mata menyampaikan informasi, melainkan menyampaikan fakta yang terpilih. 

"Jadi kalau selama ini orang awam menilai media itu bebas nilai, menilai hanya memaparkan kejadian, itu keliru. Jadi betul media itu memaparkan kejadian, tapi sebetulnya memaparkan kejadian-kejadian yang terpilih," jelasnya. 

Karena menurutnya, media massa merupakan second hand reality (kenyataan tangan kedua), sehingga fakta disajikan tergantung unsur ekstrinsiknya. Unsur ekstrinsik berupa pemilihan sumber berita, tokoh yang diangkat, dan kalimat yang dikutip media, menurutnya, tergantung dengan ideologi, visi dan misi media tersebut. 

"Jadi, masyarakat harus paham bahwa media itu adalah second hand reality kenyataan tangan kedua. Jadi, kenyataan yang disajikan kepada para pembaca adalah kenyataan-kenyataan yang sesuai dengan ideologi, visi dan misi dari media tersebut," pungkasnya.[] Tyas
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments