TintaSiyasi.com-- Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto (UIY) menakar ada yang tidak ingin khilafah menjadi kekuatan politik global. "Nah, karena itulah maka mereka berusaha untuk menghentikan (perjuangan khilafah) ini, karena mereka ingin terus bisa memegang hegemoni dan dominasi atas peradaban dunia, maka jangan biarkan Islam itu tumbuh menjadi sebuah kekuatan global," tutur Ustaz Ismail, sapaan akrabnya, dalam diskusi LGBT, Gerakan Politik Global Berbahaya? Senin, 30 Mei 2022 di YouTube Media Umat.
Menurut dia, setelah tidak ada lagi kehidupan Islam, tidak ada peradaban Islam. "Islam sebagai agama itu sifat universalitasnya itu hilang. Nah, kapan dia muncul? Ketika dua ajaran penting tadi itu tegak kembali, yaitu jihad dan khilafah. Utamanya jihad itu akan dipicu dan dikumandangkan lagi oleh khalifah," katanya.
Ia menjelaskan, peta lokal politik hari ini sebenarnya mengikuti peta global karena Indonesia itu adalah bagiannya. "Sebenarnya kebencian terhadap Khilafah itu bukan hanya terjadi di Indonesia, terjadi juga di berbagai negeri-negeri Muslim. Kita tahu bahwa dakwah khilafah itu kan juga dihalangi bukan hanya di satu atau dua negara, tetapi di banyak negara," jelasnya.
Sebagaimana ia menemui di Kirgistan, Tajikistan, Pakistan termasuk juga segala hal yang berbau Islam itu dihentikan di Aljazair, bahkan kemudian juga di Mesir dan di banyak tempat lain membenci perjuangan khilafah. "Jadi, kalau kita melihat bahwa apa yang terjadi secara lokal nasional itu merupakan turunan dari apa yang terjadi secara global. Jadi, kalau kita mencoba membuat peta itu sebenarnya peta global, jika kita sudah memulai peta global, maka dengan mudah kita akan melihat peta lokal atau nasionalnya," katanya.
Di dalam peta nasional itu, ia sampaikan, mungkin bisa dihabisi dipilah lagi itu bisa dirinci, tetapi sebenarnya semuanya itu warna. Yaitu, mengikuti program global untuk menghentikan kembalinya universalitas Islam melalui tegaknya kekhilafahan. "Nah, mereka sadar atau tidak sadar itu memang dipakai dan itu pula yang kita bisa baca dari Rand Corporation ini menyebut bahwa dunia Islam itu bisa dibagi menjadi empat kelompok. Yaitu, Islam fundamentalis, modernis, tradisionalis, dan sekularisme.
Ustaz Ismail melihat, Barat itu kalau ingin menghentikan tegaknya kembali universalitas Islam tegaknya khilafah, yaitu dengan mengajak tiga kelompok ini untuk melawan satu. Yakni, mengajak kelompok tradisionalis, modernis dan sekularisme melawan fundamentalis itu.
"Nah, jadi kalau kita lihat sekarang ini sebenarnya ketiga dari satu ini, bahkan semuanya ini yang sedang bekerja untuk melawan pikiran-pikiran yang dikembangkan atau dakwah atau gagasan-gagasan yang bersumber dari ajaran Islam, tetapi itu mengancam kepentingan global," jelasnya.
Ustaz Ismail menjelaskan, jika ada yang berusaha mengkriminalisasi khilafah ajaran Islam, sesungguhnya tida bisa. "Alhamdulillah ya bahwa dalam ijtimak ulama 2021 ditegaskan bahwa khilafah itu adalah ajaran Islam yang disebutkan tidak boleh ada stigma negatif terhadap ajaran itu. Jadi, saya kira hasil ijtimak ini penting untuk menjadi pedoman buat siapa pun di dalam menyikapi khususnya persoalan-persoalan khilafah itu. Mengapa? Karena saya kira, hari ini tidak ada lembaga yang dianggap paling kredibel berbicara tentang agama Islam itu, kecuali MUI (Majelis Ulama Indonesia) sebagai lembaga lintas ormas," jelasnya.
Karena itulah, katanya, tidak selayaknya jikalau kemudian ada pikiran-pikiran yang menabrak hasil ijtimak ini. "Memang kita menengarai ada usaha untuk ke sana, menengarai ada usaha ini harus diwaspadai sebab jika itu dibiarkan, saya kira ini akan menjadi sebuah kerugian besar. Bagaimana bisa umat negeri yang mayoritas penduduk Muslim itu membenci ajaran ini (khilafah) ajaran Islam sendiri," pungkasnya.[] Atikah Nur/Ika Mawarningtyas
0 Comments