TintaSiyasi.com -- Penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW oleh politisi India mendapat respons dari aktivis Islam Inggris, Mazhar Khan, dengan menyebut mereka hanyalah penyembah binatang yang sombong dan tidak punya kewenangan untuk melakukannya.
“Teruntuk Modi, Nupur Sharma dan para pengikutnya. Mereka semua tidak punya kewenangan untuk menyerang Nabi SAW. Tidak berwenang menghina Islam karena diri para penghina itu hanyalah penyembah binatang yang sombong," seru Mazhar Khan dalam video yang diunggah di Fanpage Resmi Hizbut Tahrir Britain, dengan topik Indian Politicians Insult Rasool Allah, Rabu (10/06/2022).
Ia menyatakan bahwa kesombongan itu jelas terlihat saat Modi dan rezimnya merasa sangat bangga menyaksikan rakyatnya minum urine (najis) mereka sendiri. Atau saat orang-orang di bawah rezimnya membuang kotoran mereka di depan umum persis binatang.
Mazhar Khan menyebutkan bahwa Nupur Sharma, Modi, serta pemerintahannya adalah makhluk yang paling memalukan dan penuh dusta saat menghina Nabi SAW. Karena mereka tahu dengan benar tentang kejujuran ajaran Islam. Mereka menyadarinya karena tinggal di India dan Islam telah membawa kemuliaan terhadap India dan memimpinnya selama ratusan tahun. Serta Islam telah memberikan banyak sumbangan kemajuan terhadap India yang dicatat oleh sejarah.
Ia mengungkapkan saat Islam datang ke India, disana masih penuh dengan kegelapan, kehinaan dan keterbelakangan (jahiliyah). Kemudia rakyat India ditinggikan dan mendapatkan kehormatan di bawah naungan Islam bagi mereka yang membuka hatinya. Serta membawa mereka pada keadaan yang diberkahi oleh Allah SWT.
“Saat Islam datang ke India, manusia hidup di sana dalam kehinaan, kegelapan di bawah Negara Jahiliyah. Kemudian mereka ditinggikan dan mendapatkan kehormatan di bawah naungan Islam, bagi siapapun yang membuka hatinya untuk Islam. Serta membawa mereka pada keadaan yang diberkahi oleh Allah SWT,” ungkap Mazhar.
Bahkan sampai sekarang, para pelancong datang dari berbagai penjuru dunia, baik Muslim maupun non Muslim berkunjung ke India jelasnya, adalah untuk melihat Islam India.
“Para pelancong dari berbagai penjuru dunia datang, baik Muslim maupun Non Muslim untuk melihat Taj Mahal, satu dari keajaiban dunia, salah satu dari kemegahan dunia. Juga termasuk Qutb Minar yang tidak sepi dari pengunjungnya. Islam membangun keduanya juga mempersatukan seluruh tanah India di bawah kemuliaan Islam. Serta membawa kemakmuran bagi rakyat India saat itu,” tambahnya.
Mazhar menyatakan kemajuan India di bawah naungan Islam telah membuat Negara-negara Barat seperti Prancis, Portugis, dan Inggris sudah mencoba untuk menjajahnya. Islam telah menjadikan India sangat menarik bagi siapapun.
Mazhar menyarankan agar rezim Modi tidak perlu merasa berbangga saat menghujat Nabi SAW. Karena pemerintahannya tidak punya prestasi yang layak dibanggakan. Rezim India memberlakukan manusia seperti binatang, dan memberlakukan binatang seperti Tuhan. Negara penyembah binatang dan menyiksa rakyatnya lebih buruk daripada kucing bahkan seekor anjing sekalipun.
“Mereka sungguh tidak punya wewenang untuk menilai Islam dengan tangan mereka sendiri. Apalagi menghina Nabi SAW dengan hujatan. Prestasi rezim India tidak ada yang layak dibanggakan. Lihat saja mereka memberlakukan manusia seperti binatang, dan memberlakukan binatang seperti Tuhan. Kehidupan yang sungguh jahiliyah. Negara penyembah binatang dan menyiksa rakyatnya jauh lebih buruk daripada terhadap kucing bahkan seekor anjing sekalipun,” tukasnya.
Bahkan para penghina Nabi SAW seperti Nupur, Modi dan sistemnya kata Mazhar tidak punya karya apapun dalam membangun masyarakatnya menjadi manusia yang benar. Sebab untuk sekedar membangun toilet pun, masih menjadi PR besar bagi rakyat di India. Begitu juga mirisnya dengan isu kebersihan, kesopanan dan kehormatan.
Mazhar juga mengatakan bahwa rezim Modi hanyalah peniru dari gaya politik Hitler untuk mempertahankan kekuasaannya. Dengan cara menciptakan ketakutan dan kebencian serta menumbuhkan perpecahan antar sesama masyarakat demi menutupi dan mengalihkan isu kebodohan mereka. Sehingga masyarakat India tidak menyalahkan Modi dan kepemimpinannya.
“Tidak perlu merasa bangga karena ia tidak punya alasan untuk itu. Hanya menjadi peniru gaya politik Hitler untuk mempertahankan kekuasaannya. Dengan cara menciptakan ketakutan dan kebencian. Dan untuk menciptakan perpecahan (sekat-sekat) di masyarakat India sehingga tidak akan terlihat kebodohannya dan tidak disalahkan karena hal itu,” tambah Mazhar.
Secara tidak langsung kasus penghinaan terhadap Nabi SAW oleh India, tepatnya rezim hari ini sebut Mazhar telah mengingatkan umat Islam pada pendahulu Modi yaitu Abu Jahal, dan Abu Lahab yaitu para penyembah berhala. Merela memiliki kesamaan karakter dalam kebodohan dan juga sangat irrasional.
Oleh karena itu, Mazhar Khan mengingatkan agar kehormatan Nabi SAW harus selalu diletakkan di atas segala cinta yang dimiliki oleh seorang Muslim bahkan dirinya sendiri. Sebab Nabi SAW adalah junjungan kaum Muslim, diutus sebagai pembawa wahyu dan rahmat bagi semesta alam. Hingga jika manusia seperti Modi, Nupur Sharma, pendukung dan pengikutnya yang berada dalam kegelapan akan diberi cahaya jika menerima Islam yaitu mengikuti petunjuk Nabi Saw.
“Junjungan kita, statusnya, kehormatannya harus kita letakkan di atas segala cinta yang kita miliki bahkan dari kita sendiri. Tidak akan terbukti benar keimanan seseorang hingga mereka mencintai Nabi SAW melebihi diri mereka sendiri. Nabi SAW diutus sebagai pembawa wahyu and rahmat bagi seluruh alam. Beliau mengangkat manusia seperti jenis Nupur Sharma, Modi, pemerintahannya, sistemnya, pengikutnya, pendukungnya yang berada dalam kegelapan menuju cahaya hanya jika mengikuti petunjuk Nabi SAW,” pungkasnya.[] M. Siregar
0 Comments