TintaSiyasi.com -- Direktur Institut Literasi Khilafah Indonesia (ILKI) Septian AW mengungkap bahwa di kala berdirinya, Hizbut Tahrir mengaitkan kekacauan peristiwa Nakba dengan runtuhnya khilafah, bukan pada masalah persatuan kawasan sebagaimana yang diklaim gerakan Arabisme.
“Di tengah situasi Nakba yang kacau, Hizbut Tahrir justru mengajak untuk melihat ke peristiwa runtuhnya khilafah. Sementara gerakan nasionalis dan Arabisme hanya fokus pada gagasan persatuan kawasan,” ungkapnya dalam Kelas Sejarah Asia Barat Modern, Sabtu (11/06/2022).
“Karena sebetulnya peritiwa Nakba (pengusiran ratusan ribu etnis Palestina dari tanah airnya pada tahun 1948 oleh Zionis Yahudi) ini merupakan sekuel dari peristiwa yang lebih besar sebelumnya, yaitu runtuhnya khilafah di tahun 1924” tegasnya.
Di awal, sejarawan tersebut memaparkan dua latar belakang Hizbut Tahrir dan berbagai gerakan semisal yang memperjuangkan khilafah. Kedua latar belakang yang dimaksud adalah runtuhnya khilafah itu sendiri dan peristiwa Nakba.
“Ada dua peristiwa besar yang memunculkan sejarah perjuangan Khilafah. Pertama, adalah runtuhnya Khilafah itu sendiri yang terjadi di awal abad ke-20. Kedua, adalah peristiwa Nakba yang terjadi di pertengahan abad ke-20,” ujarnya.
Akibatnya, kaum Muslim khususnya bangsa Arab mengalami kehidupan yang sulit. Mulai dari dikuasai negara kafir, hingga dikhianati oleh pemimpin Arab sendiri.
“Nasib mereka saat itu digantung oleh Inggris, Perancis, dan Amerika. Bahkan sampai Yahudi mampu mendirikan negara mereka di tanah bangsa Arab sendiri. Belum lagi pengkhianatan para penguasa Arab yang lebih mengamankan kekuasaan mereka daripada menolong pengungsi Palestina,” jelasnya.
Atas runtutan berbagai peristiwa tersebut, Septian menceritakan inilah yang mendorong Taqiyuddin An-Nabhani untuk mendirikan sebuah gerakan yang membangun kebangkitan umat Islam berdasarkan Mabda Islam.
“Situasi tersebut yang menuntun Syekh Taqiyuddin An-Nabhani untuk mendirikan gerakannya sendiri untuk memformulasikan asas kebangkitan yang beliau yakini, bahwa kebangkitan umat Islam itu berdasarkan mabda Islam, ketika Islam dijadikan sebagai sistem,” pungkasnya.[] Nurichsan
0 Comments