Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

FAKKTA: IPEF Bagian dari Neomerkantilisme


TintaSiyasi.com -- Forum Analisis dan Kajian Kebijakan untuk Transparansi Anggaran (FAKKTA) Muhammad Hatta, S.E., M.M. menilai Indo-Pasific Economic Framework (IPEF) adalah bagian dari neomerkantilime.

"Kami memandang kerjasama ekonomi dalam bentuk regional IPEF itu adalah bagian dari neomerkantilisme," ungkapnya dalam acara Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik: Kerjasama Toksik? di Youtube Kabar Petang Khilafah News, Sabtu (10/06/2022).

Hatta menuturkan, neomerkantilisme itu adalah sebuah negara besar yang kemudian menjual barang-barang, setelah diolah kemudian dijual ke negara koloni dengan harga yang mahal. 

"Dari mana bahan mentah barang tadi? Ya dari negara-negara koloni tadi. Negara yang besar tadi dilarang melakukan transaksi. Jadi sepenuhnya mendapatkan induk merkantilisme tadi," tegasnya.

Itu yang ia lihat dalam perjanjian-perjanjian perdagangan yang ada. "Hanya saja dibuat semacam menghaluskan dari merkantilisme klasik tadi. Makanya saya sebut neomerkantilisme tadi," ucap Hatta.

Menurutnya, menghaluskan itu negara yang satu dengan yang lain saling bertransaksi. Namun sebenarnya yang mendapatkan keuntungan atau jarahan negara-negara induk tadi.

"Kenapa? Itu bisa saya sebut dalam teori fungsi produksi. Fungsi produksi itu mengajarkan kepada kita hubungan antara input dan output," terang Hatta.

"Output itu didukung oleh input. Inputnya apa? Modal, labour atau tenaga kerja, resource, dan teknologi," sebutnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, negara-negara berkembang, negara-negara koloni-koloni itu dalam negara merkantilisme hanya unggul dari sisi jumlah tenaga kerja yang banyak, bukan dari sisi kualitas tenaga kerjanya, kemudian resource atau sumber daya alam yang ada.

"Negara-negara maju ini bisa mengakses tenaga kerja yang banyak melimpah ruah, jumlah penduduk, termasuk sumber daya alamnya dengan liberalisasi," kata Hatta.

Hatta menilai kerjasama ekonomi atau  integrasi ekonomi di beberapa perjanjian-perjanjian kesepakatan-kesepakan tadi sudah menyinggung bahwa mitos satu negara dengan negara yang lain adalah interdependensi.

"Namun kami melihat adalah keterjajahan ekonomi sebuah negara dalam perjanjian tadi. Karena ada pilihan di antara mereka, negara-negara yang ada itu adalah negara-negara berkembang negara miskin, kalau mereka tidak ikut dikucilkan. Mereka ikut juga memiliki manfaat yang sangat kecil," pungkasnya.[] Munamah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments