Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Begini Tip Menyikapi Perbedaan Pendapat Metode Penegakan Khilafah

Begini Tip Menyikapi Perbedaan Pendapat Metode Penegakan Khilafah

TintaSiyasi.com -- Ahli Fiqih Islam K.H. Shiddiq Al Jawi, S.Si., M.Si. memberikan tip bagaimana menyikapi perbedaan pendapat terkait metode penegakan khilafah dalam acara bertajuk Definisi Khilafah Dalam Fiqih Islam di YouTube Khilafah Channel Reborn.

“Jadi memang ini adalah ada perbedaan pendapat. Menyikapi perbedaan pendapat itu bagaimana? Jawabannya itu harus dipilih yang berdasarkan dalil yang paling kuat atau dalil yang rajih,” tuturnya, Jumat (17/06/2022).

Kiai Shiddiq mengatakan, ketika seseorang memilih satu jalan misalnya, jalan yang benar kalau menurutnya itu bukan dengan jalan perang, bukan dengan jalan demokrasi, tetapi mengemban dakwah. 

“Itu yang benar menurut saya. Walaupun tingkat kebenarannya itu tentu tidak mutlak, karena sifatnya memang ada unsur ijtihadiy,” ulasnya. 

Ia menambahkan, unsur ijtihadiy itu memang ada kebenaran yang diyakini, tetapi tidak mutlak. Sesuai dengan perkataan para ulama dalam masalah ijtihadiyah, klaim kebenaran itu sifatnya relatif, tidak absolut. 

“Jadi ketika seseorang itu sudah memilih pendapat, maksimal yang bisa dia katakan ra’yuna shawabun yahtamilul khata’. Kami ini shawab atau benar. Benar tetapi bukan hak. Hak itu lawannya batil, kebenaran yang mutlak, absolut 100 persen diyakini benar. Tetapi ini shawab, kebenaran yang tidak 100 persen, ada kemungkinan salah,” imbuhnya. 

“Ya jadi tidak mutlak-mutlakan kami benar, antum batil. Jangan dianggap seperti itu atau punya pemahaman seperti itu. Jadi saya kira tidak ada klaim kebenaran bahwa kami ini merasa paling benar, tidak,” pesannya.

Pendiri Institut Muamalah Indonesia itu berharap semua pendapat-pendapat itu selama niatnya memang baik, walaupun mungkin salah menurut hasil ijtihad, tetap mendapat pahala. 

“Dalam sebuah hadis Rasulullah mengatakan bahwa apabila seseorang itu berijtihad dan dia benar ijtihadnya, maka dia mendapat dua pahala. Kalau seseorang itu ijtihad tetapi salah, maka dia masih dapat pahala tetapi hanya satu pahala,” kutipnya.

Tiga Metode 

“Paling tidak itu ada tiga metode dari berbagai kelompok-kelompok Islam atau harakah Islamiyah,” sebut Kiai Shiddiq.

Pertama, kelompok atau jamaah Islam yang dalam penegakan khilafah itu mereka menempuh jalan perang atau yang mereka yakini perang itu sebagai jihad fisabilillah.

“Nah, kelompok-kelompok seperti ini contohnya kalau di Indonesia itu ya di DI/TII, NII. Kalau di luar negeri dulu ada Jamaah Islamiyah yang di Mesir. Kemudian yang paling akhir itu ISIS,” jelasnya.

Kedua, kelompok Islam yang meyakini bahwa jalan penegakan khilafah itu dengan mengikuti prosedur demokrasi. “Yaitu membentuk partai politik, lalu mengikuti pemilu, nanti kalau menang bisa masuk ke parlemen. Syukur-syukur bisa diminta presiden menjadi menteri dan seterusnya,” ungkapnya. 

“Contohnya, kelompok di Aljazair dulu yang disebut FIS (Front Islamique du Salut) yang dipimpin oleh Abassi Madani dan Ali Belhadj," sebutnya. 

Ketiga, cara untuk menegakkan khilafah itu bukan dengan perang, bukan dengan jalan demokrasi, tetapi dengan dakwah Islam melalui jalur yang namanya tasqif (pembinaan), baik secara internal maupun pembinaan eksternal kepada masyarakat.

“Secara umum, termasuk juga melalui dakwah yang dilakukan bisa melalui apa yang disebut dengan kifah siyasi (perjuangan politik), misalnya mengkritik kebijakan penguasa. Juga ada yang dinamakan as-siraul fikri atau al-ghazwul fikri (perang pemikiran),” paparnya.

Kiai Shiddiq menggambarkan, kelompok itu mengkritik pemikiran-pemikiran Barat atau pemikiran-pemikiran lain yang tidak benar di tengah-tengah masyarakat. Misalnya mengkritik demokrasi, mengkritik kapitalisme, mengkritik liberalisme, mengkritik pluralisme, dan sebagainya.[] Reni Tri Yuli Setiawati
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments