Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Akar Masalah Sawit Indonesia karena Kebijakan Fiskal Kapitalistik


TintaSiyasi.com -- Ekonom Syariah Muhammad Hatta, M.Si. mengungkapkan bahwa akar permasalahan pengelolaan sawit di Indonesia karena menjadikan fiskal kapitalistik sebagai sumber kebijakan. 

"Permasalahan sawit betul persoalan yang makro, persoalan yang fundamental, teknis operasional tidak bisa menyelesaikan karena bukan akar masalahnya. Masalahnya kita menjadikan fiskal kapitalistik itu sebagai sumber, dan pajak itulah ciri khas kapitalistik," ungkap Hatta dalam acara Perspektif PKAD: Taipan Sawit Makin Tajir, saat Rakyat Jelata Teriak Migor, Selasa (14/06/2022) di YouTube Pusat Kajian dan Analisis Data

Lebih lanjut, ia mengatakan, jika bicara transaksi perdagangan real dan fiskal, tetapi kapitalistik juga, maka niscaya perdagangan dalam dan luar negeri pasti juga akan kapitalistik. 

"Rasanya bertepuk sebelah tangan, mustahil bisa terwujud perdagangan yang adil yang kemudian bisa menyentuh rakyat Indonesia secara keseluruhan. Sangat mustahil!" ujar Hatta. 

"Kenapa banyak dikuasai 60 - 70 persen produksinya dan sawitnya dikuasai swasta? Itu karena sistem fiskal kita mengandalkan sistem pajak," lanjutnya. 

Ia mengatakan, sistem fiskal mengandalkan 70 - 80 persen pajak, lalu defisit, yang kemudian menyengaja untuk mengambil hanya pajaknya saja. Dari situlah kemudian berkaitan dengan konsep perdagangan real. 

"Proses transaksi perdagangan yang menyebabkan penguasaan pihak swasta apalagi asing, itu sangat dominan dengan fiskal. Nah kita mengambil yang menyengaja untuk defisit. Apa alasannya defisit? Karena untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi," ujarnya. 

"Maka fiskal kita jangan mengandalkan pajak dan menyengaja menjadikan sumber daya alam itu adalah dijadikan sebagai sumber pemasukan yang utama," himbaunya. 

Dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah di negeri ini, dia mengimbau untuk segera menerapkan syariah Islam dalam mengelolanya. "Jangan sampai menunggu sumber daya alam habis baru kemudian sadar menerapkan ekonomi syariah," imbuhnya. 

"Dari sekarang dengan melihat kerusakan-kerusakan yang ada, harusnya kita sudah mau beralih kepada tawaran ekonomi syariah. Sehingga Indonesia bisa terselamatkan," pungkasnya.[] Munamah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments