Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Demokrasi Tidak Berasal dari Islam


TintaSiyasi.com -- Direktur Elaborasi Fikiran Rakyat (Elfikra) Ahmad Rizal mengatakan, demokrasi itu tidak berasal dari Islam dan asal usulnya juga bukan dari Islam. 

“Yang pasti demokrasi itu tidak berasal dari Islam dan asal usulnya juga bukan dari Islam,” ungkapnya dalam Catatan Peradaban: Ambigu Demokrasi, L6BTe Dipromosikan, Khilafah Dipersekusi? di kanal YouTube Peradaban Islam, Kamis (19/5/2022). 

Menurut Ahmad, asal usul demokrasi itu bukan dari tanah kelahiran Islam, tetapi tanah dari orang-orang Eropa yang saat itu melakukan perlawanan terhadap tiran yang mengatasnamakan agama, itu pun bukan Islam tetapi dari Kristen. 

“Nah bagaimana bisa kemudian umat Islam saat ini, justru ikut-ikutan menerapkan pemisahan agama dari kehidupan yang biasa disebut sekularisme ini, tentu ini merupakan sesuatu yang tidak memiliki akar sejarah atau ahistoris terhadap Islam itu sendiri,” ujarnya. 

Bahkan ungkapnya, Islam itu memiliki sejarah yang sangat gemilang serta ajaran Islam itu dari Allah SWT zat yang maha sempurnah dan di contohkan dengan sempurnah oleh manusia terbaik dan kekasih Allah SWT, Rasulullah SAW. 

Ia pun mempertanyakan apa alasan umat Islam harus mengikuti demokrasi, mengikuti sekularisme? Menurutnya, ini yang menjadi pertanyaan mendasar. “Tentu saja ini menjadi ironi bagi kita sebagai seorang Muslim,” ujarnya. 

“Saya juga tidak habis pikir dulu kenapa bisa-bisanya umat Islam itu  bisa menerima sekularisme, bisa menerima demokrasi dalam sistem pemerintahan, padahal Islam itu sendiri memiliki sebuah ajaran, sebuah aturan, sebuah sistem yang sangat lengkap dan luar biasa tidak ada celah di dalamnya, tapi kemudian bagaimana bisa,” tuturnya. 

Ahmad menjelaskan bahwa apa yang mereka lakukan oleh kafir Barat juga mereka upaya selama beratus-ratus tahun dari generasi berganti generasi dalam menjauhkan umat Islam itu dari agamanya. 

Lebih lanjut menurutnya, karena umat Islam itu tidak bisa dikalahkan dengan cara fisik, militer, karena jihad itu begitu membara di dalam jiwa kaum Muslim yang ikut di medan jihad, sehingga umat Islam tidak bisa di kalahkan secara militer. 

“Nah, kemudian mereka menyadari, bahwasannya apa yang menyebabkan umat Islam itu masih berjaya eksis dan peradaban yang sangat tinggi, peradaban nomor satu di dunia adalah Islam itu sendiri,” ujarnya. 

“Nah kemudian muncullah ide orang-orang Barat saat itu bahwasannya percuma saja kita melawan umat Islam dengan cara-cara fisik militer, maka kita harus memisahkan umat Islam dengan Islamnya itu sendiri,” tambahnya. 

Menurut Ahmad, kafir Barat berbuat berbagai macam cara dengan melalui berbagai macam sarana yang mereka gunakan sedemikian rupa sehingga umat Islam benar-benar tertipu oleh apa yang di opinikan oleh orang-orang Barat saat itu. 

“Ketika umat Islam itu jauh dari agamanya saat itulah umat Islam sangat mudah sekali dikuasai, ini lah yang mereka inginkan dari umat Islam, jauhnya umat Islam dari nilai-nilai Islam,” pungkasnya. []Aslan La Asamu
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments